Ketergantungan Emosi untuk Pria
Oleh: Mike Ensley
Ucapan terima kasih khusus kepada Lori Rentzel, pengarang sumber buku kecil Emotional Dependency (Ketergantungan Emosi).
Originally published by Exodus International as “Emotional Dependency for Guys” by Mike Ensley
© 2007 Exodus International, All Rights Reserved
Exodus International
PO BOX 540119
Orlando, FL 32854 USA
Telephone: +1-888-264-0877
Diterjemahkan oleh: Pancaran Anugerah
http://www.PancaranAnugerah.org
Edisi terjemahan telah mendapat izin dari penerbit buku asli.
Kecuali dengan catatan lain, semua kutipan ayat-ayat Alkitab dalam buku ini dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru LAI ©1974
Versi revisi: Maret 2008
Ketergantungan Emosi Untuk Pria
oleh Mike Ensley
Saya bertemu dengan “Greg” di sekolah menengah melalui tim drama. Suatu hari ia datang kepada saya dan minta saya untuk membuatnya tertawa, jadi saya melakukannya. Sejak itu dapat dikatakan kami tidak bisa dipisahkan.
Sulit sekali bagi saya untuk mendapatkan orang lain yang memiliki rasa humor yang sama, kesukaan yang sama dalam hal menonton dan hobi, jadi sungguh sangat menyenangkan untuk bisa bersama-sama. Dan kami sering pergi bersama-sama. Saya selalu menikmati kebersamaan dengan Greg, sehingga saya selalu memikirkannya bilamana saya tidak bersama dia. Dalam hal apapun saya terlibat, saya selalu memikirkan cara supaya dia juga terlibat di dalamnya.
Akhirnya kami masuk perguruan tinggi yang sama dan banyak mengambil mata kuliah yang sama. Ketika kami mulai jauh dari teman-teman sekolah menengah kami, maka kami bahkan semakin dekat. Dia adalah seorang pria yang sangat penuh kasih sayang dan bagi dia tidak ada masalah untuk memeluk saya, dan kadang-kadang kami bahkan bergelut bersama. Dia begitu penuh perhatian, sering menelepon saya dan memberi saya hadiah kecil atau surat pendek.
Namun ada sisi gelap dari persahabatan yang kelihatannya memuaskan ini. Tidak peduli seberapa besar kasih Greg kepada saya, saya selalu ingin lebih. Walaupun kami sudah seharian bersama-sama, namun pada akhirnya saya pulang dengan semacam perasaan frustrasi dan rasa tidak puas. Dia sangat sosial dan bila saya melihat dia tertawa dengan laki-laki lain, saya menjadi iri. Saya selalu kuatir, ”Bagaimana jika dia lebih menyukai mereka?”
Kemudian Greg punya teman wanita, dan dengan cepat hubungan mereka menjadi serius. Dan waktu itu ada sesuatu dalam diri saya yang sungguh sangat terluka. Dia selalu ingin menyendiri dengan pacarnya, dan persahabatan kita menderita oleh karenanya. Sungguh saya tidak tahan memikirkan mereka sedang berciuman. Hal itu membuat saya sangat marah – suatu rasa marah yang membuat saya tidak berdaya dan depresi. Saya menyadari bahwa saya juga cemburu pada pacarnya.
Atas dasar kenyataan bahwa pada saat yang sama saya mencoba mengatasi pergumulan saya dengan homoseksualitas, maka hal ini adalah suatu kenyataan yang membuat saya putus asa. Saya berpikir bahwa saya sedang belajar untuk membangun persahabatan yang sehat! Saya berpikir bahwa saya sedang mulai berubah! Tetapi sebaliknya saya telah “jatuh cinta” pada sahabat karib saya. Saya merasa sebagai pecundang.
Yang lebih buruk lagi adalah persahabatan saya dan Greg berakhir. Pada akhirnya rasa iri hati saya terhadap pacarnya berubah menjadi kepahitan. Melalui ucapan yang sarkastik dan gosip saya menyabot persahabatan kami, dan persahabatan kami semakin buruk keadaannya. Pada waktu dia bukan lagi menjadi bagian dari hidup saya, itu rasanya seperti kehilangan anggota badan dalam suatu kecelakaan yang tragis. Saya mengalami depresi selama berminggu-minggu.
Ini adalah pengalaman yang paling buruk dalam hidup saya, dan yang lebih berat lagi adalah bahwa hal ini terjadi lebih dari sekali, dengan orang lain. Saya baru menyadarinya setelah beberapa waktu kemudian saya mengetahui bahwa ada namanya untuk hal seperti ini yaitu Ketergantungan Emosi.
Apa itu Ketergantungan Emosi?
Yang sebenarnya adalah, Greg bukan hanya sahabat karib saya. Saya telah mencoba membuatnya menjadi sahabat karib, kakak laki-laki, mentor, ayah saya dan jujur, bahkan menjadi allah saya! Yang pasti bagi saya, dia lebih penting dari pada Tuhan. Tetapi mengapa saya, sebagai orang Kristen, melakukan hal seperti itu?
Mungkin karena saya masih mencari hal-hal seperti itu: seorang kakak laki-laki, seorang mentor, seorang ayah, dan Tuhan. Inilah peranan-peranan yang belum dipenuhi secukupnya dalam hidup saya. Ini bukanlah keinginan-keinginan yang menyimpang; ini semua adalah kebutuhan yang sungguh-sungguh, dan saya benar-benar membutuhkannya untuk dipenuhi. Tetapi yang terjadi adalah ketergantungan emosi jika kita mencoba untuk mengkonsolidasikan semua kebutuhan itu dalam diri satu orang saja. Untuk sementara waktu, kita dapat mempunyai ilusi bahwa hal ini berhasil, dan kita menjadi sangat terikat dengan obyek dari kebutuhan kita. Tetapi akhirnya praktek yang tidak sehat ini akan menguasai Anda, sama seperti apa yang terjadi pada diri saya.
Saya mencoba memenuhi semua kebutuhan emosional saya hanya dalam diri satu orang saja, yaitu teman saya Greg. Masalahnya adalah ia tidak akan pernah dapat memenuhi semuanya.
Bagaimana Saya tahu bahwa itu adalah Ketergantungan Emosi?
Ada tanda-tanda dari suatu ketergantungan yang tidak sehat yang dapat Anda lihat dalam persahabatan Anda. Banyak dari hal ini yang pertama kali ditonjolkan dalam buku kecil Lori Rentzel, Ketergantungan Emosi :
* Anda hanya ingin melewatkan waktu hanya dengan teman Anda saja—tidak ingin orang lain terlibat.
* Anda menjadi cemburu jika teman Anda bergaul dengan orang lain atau menunjukkan rasa sayang kepada orang lain.
* Anda merasa sangat kecewa atau mengalami depresi bila mereka tidak bisa bersama Anda.
* Anda tidak bisa berhenti memikirkan mereka.
* Anda hanya merasa bahagia, percaya diri, damai, atau dekat dengan Tuhan bila Anda berada bersama dengan orang ini.
* Anda tidak mempunyai teman dekat yang lain.
* Anda bersikap membela diri dan tertutup tentang persahabatan ini.
* Anda seringkali melakukan hal-hal yang tidak ingin Anda lakukan hanya untuk menyenangkan orang ini.
* Hubungan ini memiliki sifat emosional naik dan turun yang ekstrem; suatu hari Anda merasa sangat puas dan melambung tinggi, dan pada hari lain Anda merasa hancur dan marah.
* Anda berkhayal mengenai orang ini, mungkin juga (tetapi tidak harus) secara seksual.
* Berada dekat dengan orang ini memicu kelakuan yang membuat ketagihan, seperti alkohol atau pornografi.
Anda akan menemukan bahwa Anda memikirkan hal-hal seperti berikut ini:
* Saya tidak dapat hidup tanpa dia.
* Dialah satu-satunya orang yang dapat mengerti saya.
* Dia orang yang sempurna!
* Apa yang akan saya lakukan jika saya kehilangan dia?
Sebagian besar dari hal-hal tersebut adalah benar dalam hubungan saya dengan Greg. Walaupun sesungguhnya kami tidak pernah mempunyai hubungan homoseksual, namun secara emosi kami telah melakukannya. Pada kenyataannya, meskipun saya tidak pernah tertarik kepada dia secara seksual, namun berada dekat dengannya seringkali memicu untuk melampiaskannya melalui pornografi di internet, masturbasi, atau bahkan terhadap orang lain. Hal ini disebabkan karena berada dekat dengannya menimbulkan suatu keinginan akan keintiman yang amat sangat dalam di hati saya.
Kebenaran yang menyakitkan adalah bahwa hubungan seperti ini adalah mutlak merupakan dosa dan menghancurkan. Pertama-tama itu adalah dosa karena hal itu sudah melanggar perintah yang pertama: jadikan Tuhan yang terutama dalam hatimu dan jangan menyembah allah lain atau apapun juga. Hal ini seringkali terbukti dari cara-cara kita yang mengkompromikan integritas kita demi hubungan yang tidak sehat – melalaikan tanggung jawab, mementingkan diri sendiri, melanggar batasan seksual, dsb.
Dengan perkataan lain, itu adalah penyembahan berhala.
Hal itu juga menghancurkan kita. Sama dengan orang yang ketagihan makanan yang tidak sehat, kita mencoba untuk mengisi suatu kebutuhan dengan sesuatu yang tidak pernah akan memuaskan kita. Dan dalam proses itu kita akan kehilangan apa yang baik dan yang benar-benar memuaskan.
Nah, sebelum Anda menjadi lebih tertekan lagi ketika membaca ini, saya ingin mengatakan bahwa situasi ini tidak semuanya buruk. Anda adalah pribadi yang diciptakan untuk menikmati hubungan dengan sesama, dan itu adalah sangat baik dan wajar! Anda mendambakan keintiman yang sejati, dan itu adalah sesuatu yang Tuhan ingin berikan kepada Anda.
Semua pria menginginkan keintiman emosi dan relasi dengan pria lain; hal itu bukanlah hanya suatu kebutuhan dari pergumulan mereka yang homoseks. Bila Anda memperhatikan kelakuan anak laki-laki, Anda akan melihat bahwa mereka hanya mau bermain dengan anak laki-laki lain, mereka terpukau dengan anak laki-laki yang lebih tua, dan mereka mencintai ayah mereka. Mereka mempunyai keinginan yang sama dengan Anda, tetapi mungkin Anda merasa bahwa tidak ada orang yang dapat memenuhi keinginan Anda, dan itu masih ada di dalam hati Anda …. menuntut untuk dipenuhi. Tuhan peduli akan jeritan hati Anda!
Bagian yang terberat adalah bahwa untuk mendapatkan keintiman yang sejati dengan Tuhan dan orang lain maka kita harus melepaskan pengganti yang murahan.
Itulah apa yang disebut ketergantungan emosi: suatu pemalsuan dari apa yang sesungguhnya kita rindukan. Mungkin itu akan membuat Anda merasa lebih enak untuk jangka waktu yang pendek, tetapi jika Anda mau jujur dengan diri sendiri, Anda akan melihat bahwa hal itu akan membuat Anda merasa lapar, marah dan terisolasi—hal itu telah mencuri damai sejahtera dan sukacita Anda.
Jadi jangan putus asa karena melepaskan kebiasaan yang tidak sehat ini. Saya ingin meyakinkan Anda bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang ingin Anda pertahankan, bukan?
Jadi Sekarang Apa?
Anda sudah mengenali masalahnya, dan itu merupakan langkah pertama. Sekarang Anda bertanya-tanya, “Selanjutnya apa?” Apakah Anda harus memutuskan hubungan itu sama sekali atau hanya mundur satu atau dua langkah saja? Apakah Anda perlu konseling, ataukah berbicara dari hati ke hati dengan Bapak pendeta akan menolong? Berikut ini adalah beberapa langkah untuk membuat strategi menuju pemulihan.
Pertama-tama jangan terlalu menghukum dan menghakimi diri sendiri karena pergumulanmu.! Ya memang di sini ada dosa yang perlu Anda bereskan dan bertobat darinya, tetapi jangan menghakimi diri sendiri terlalu keras. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Anda adalah seorang mahluk sosial yang mendambakan hubungan keakraban yang sejati. Masalahnya adalah bahwa Anda juga adalah seorang yang punya kekurangan dan permasalahan—selamat datang ke planit bumi!
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13 TB)
Ini bukanlah suatu pergumulan merusak moral yang ekstrem, dan bukan hanya pria yang mempunyai perasaan homoseks saja yang bergumul dengan ketergantungan emosi. Pada kenyataannya, banyak orang bergumul dengan rasa suka yang tidak sehat dengan orang lain (heteroseksual), tetapi tidak ada seorangpun yang menunjukkan dengan jelas bahwa itu adalah dosa karena seringkali hal itu disamarkan sebagai “romans” atau “percintaan” heteroseksual yang “normal”.
Pencobaan-pencobaanmu adalah sama.
Hal penting lainnya adalah menyadari bahwa diperlukan dua orang untuk membentuk suatu ketergantungan yang tidak sehat. Mungkin Anda berpikir bahwa Anda lebih menyerupai Greg dalam cerita saya. Kita tahu apa yang mendorong saya ke dalam hubungan itu, tetapi bagaimana dengan dia?
Greg mewakili orang yang dianggap sebagai pasangan yang “lebih kuat” dalam hubungan ketergantungan. Tetapi kebenarannya adalah, bahwa jauh di dalam lubuk hatinya, dia juga sangat membutuhkannya sama seperti saya—hanya dia berbeda caranya dalam memenuhi kebutuhannya yang terdalam. Itu yang kita sebut sebagai ”memampukan” (enabling). Melalui kelakuannya, ia memampukan saya untuk mengembangkan suatu hubungan penyembahan berhala dengan dia.
Yang Memampukan (The “Enabler”)
Yang memampukan ditarik kepada seorang yang secara emosi tergantung karena dia sendiri mempunyai suatu kebutuhan yang kuat untuk merasa bahwa dirinya berharga dan penting. Walaupun mereka mungkin adalah seorang yang lebih sosial, namun sesungguhnya mereka merasa lebih kesepian dari pada yang orang sangka. Apabila ada orang yang membutuhkan sangat tergantung dan menempel kepada mereka, maka hal itu akan membuat mereka merasa dirinya penting, berhasil dan kuat.
Yang memampukan juga tidak menyadari apa yang mereka lakukan. Mereka pikir mereka mengasihi dengan cara yang tidak mementingkan diri sendiri, seperti Kristus. Sesungguhnya, mereka tidak bisa mengatakan ”tidak”—bahkan bila mereka sesungguhnya ingin—karena takut ditolak oleh orang yang tergantung dan kehilangan kepuasan yang didapat dari hubungan mereka. Akibatnya, batasan-batasan yang sehat dikesampingkan.
Jika Anda adalah seorang yang memampukan (si “enabler”) dalam suatu hubungan ketergantungan emosi, maka Anda mungkin mempunyai suatu perasaan yang campur aduk antara rasa suka dan penyesalan terhadap orang itu. Meskipun Anda merasa bahwa Anda adalah pasangan yang lebih berkuasa, tetapi kebenarannya adalah bahwa mereka mampu memanipulasi dan mengontrol Anda karena mereka memenuhi kebutuhan Anda untuk dibutuhkan.
Hal yang Rumit
Hubungan yang tidak sehat tidaklah sesederhana seperti A-B-C. Ada kemungkinan Anda akan menemukan diri Anda berada dalam kedudukan yang berubah-ubah. Kadang-kadang Anda menjadi seperti orang yang lemah dan sangat putus asa dan membutuhkan; di saat-saat yang lain Anda menjadi lebih seperti orang yang kuat dan stabil (si enabler).
Apapun kondisi Anda pada saat itu, adalah sangat penting untuk menyadari bahwa Anda tertarik pada pola hubungan yang rusak karena ada bagian yang hancur dari hati Anda. Langkah-langkah berikutnya dalam buku kecil ini akan menolong Anda untuk kembali ke jalan yang mengejar keintiman ilahi yang membangun dan memuaskan.
Penilaian yang Jujur
Anda perlu dengan jujur mengukur sampai seberapa jauh keterikatan yang tidak sehat ini telah terjadi. Apakah itu hanya sebuah pergumulan emosi? Atau apakah Anda telah membiarkan pikiran dan khayalan Anda lepas tak terkendali? Apakah rasa suka yang tidak sehat ini melibatkan kedua belah pihak atau hanya satu pihak saja? Batasan-batasan apa yang sudah dilanggar?
Anda mungkin bertanya-tanya apakah Anda perlu sama sekali memutuskan hubungan itu atau tidak. Tidak selalu harus demikian, tetapi berikut ini ada beberapa tanda-tanda bahwa memutuskan adalah tindakan yang terbaik:
* Anda telah bersama-sama terlibat dalam perbuatan seks.
* Intensitas emosi dari hubungan itu telah sangat mempengaruhi sisa hidup Anda.
* Anda tidak dapat menetapkan dan mempertahankan batasan-batasan yang sehat dengan orang ini.
Jika ada dari hal-hal yang tersebut di atas itu benar, maka Anda harus memutuskan hubungan itu, paling tidak untuk sementara waktu. Dalam hal keterlibatan seks, maka pemutusan hubungan itu harus bersifat permanen. Hubungan yang diciptakan oleh keintiman seks adalah sangat kuat, dan godaan untuk melakukannya lagi dengan orang itu akan selalu datang kembali.
Kadang-kadang yang perlu Anda lakukan adalah mundur beberapa langkah dan berpikir dengan jernih. Hal ini benar, terutama bila Anda pernah mengalaminya di masa lalu dan sudah berhasil mengidentifikasi, menghadapi, dan mulai menjalani proses pemulihan terhadap kecedenrungan yang menuju kepada ketergantungan emosi ini.
Bagaimana Memutuskan Hubungan
Hampir tidak ada yang lebih berat dari pada memutuskan suatu hubungan, terutama suatu hubungan di mana sebagian besar dari kebutuhan Anda terpenuhi. Jangan mencoba melakukannya seorang diri secara tiba-tiba dan sekaligus. Carilah dukungan.
Beri tahu seorang mentor yang dapat dipercaya, pendeta atau pemimpin kelompok, bahwa ini adalah sesuatu yang perlu Anda lakukan. Jika Anda mempunyai teman-teman lain yang bisa dipercaya dan Anda mempunyai hubungan yang sehat dengan mereka, ceritakan kepada mereka juga. Orang-orang ini bukan saja dapat menolong Anda untuk bertanggung jawab, tetapi juga mengasihi, mendoakan dan mendukung Anda ketika Anda mengambil langkah yang sangat sulit ini.
Begitu Anda mendapatkan dukungan dan pertanggungan jawab, beritahu orang itu bahwa Anda harus memutuskan hubungan, alasannya mengapa, dan bahwa Anda tidak ingin berhubungan dengan mereka lagi.
Kadang-kadang lebih baik melakukannya melalui surat. Suatu percakapan secara pribadi atau melalui telepon tidak dianjurkan, karena dapat menimbulkan suatu argumentasi atau pencobaan. Melalui email juga tidak dianjurkan, karena hal itu membuka pintu untuk respons yang cepat (mencobai Anda untuk duduk di situ, membuka inbox Anda, untuk melihat apa jawaban mereka kepada Anda). Berdoalah, dan berbicaralah kepada seseorang dan putuskan cara yang terbaik.
Apa yang Anda paling butuhkan adalah pemutusan hubungan. Anda harus menganggapnya sebagai komunikasi yang terakhir antara Anda berdua. Buatlah satu komitmen dengan Tuhan, partner Anda yang bertanggung jawab, dan Anda sendiri, untuk tidak menerima telepon sama sekali atau membaca surat maupun email dari orang ini.
Mungkin sekaranglah waktu yang tepat untuk menemui seorang konselor Kristen jika Anda belum pernah menemui seorang konselor. Emosi Anda sedang kacau balau, dan Anda butuh pelepasan yang sehat dan masukan yang sehat. Datanglah ke hadapan Tuhan secara pribadi (atau waktu kebaktian doa) dan mencurahkan isi hati adalah satu keharusan—tetapi sebaiknya dilakukan dengan orang yang juga dapat mengerti. Konseling Kristen yang baik sangat dianjurkan. Exodus atau Pancaran Anugerah dapat menolong Anda menemukan orang yang seperti itu di daerah di mana Anda berada. (www.exodus.to / http://www.PancaranAnugerah.org)
Hanya Mundur Satu Langkah
Apabila tidak diperlukan sebuah pemutusan hubungan yang permanen, maka beberapa langkah yang tidak drastis akan menolong Anda untuk kembali ke jalur hubungan yang benar.
Sama halnya seperti dalam situasi yang pertama, Anda tentunya ingin mendapatkan pertanggungan jawab dan dukungan—teman-teman yang dapat dipercaya dan seorang mentor atau konselor yang mengenal Anda dan yang tahu apa yang telah Anda lalui. Lebih dari segalanya, Anda membutuhkan orang-orang yang sehat dengan siapa Anda dapat jujur dan dapat menghadapi kenyataan.
Anda perlu mengevaluasi batasan-batasan Anda dan mempertimbangkan untuk merevisinya. Mungkin untuk sementara waktu Anda jangan bertemu sendirian dengan orang ini. Mungkin ketertarikan secara jasmani (afeksi / kasih sayang) antara Anda berdua, walaupun tidak secara seksual, telah berada di luar kendali. Bicarakanlah dengan orang yang memahaminya. Tetapkan batasan-batasan baru yang akan membuat Anda berada dalam zona yang aman, misalnya: selalu melibatkan teman-teman lain apabila Anda harus mengerjakan sesuatu sampai larut malam, ke luar malam untuk bersantai tidak lebih dari satu atau dua kali dalam satu minggu, dsb.
Apabila Anda telah mengambil langkah-langkah ini dan masih terus bergumul keras dengan hubungan ini, maka Anda perlu mempertimbangkan untuk sama sekali memutuskan hubungan tersebut.
Mungkin akan sering ada gejala seperti ketergantungan emosi pada tingkat tertentu ketika Anda mengembangkan suatu hubungan dekat yang Anda nikmati. Ingat bahwa pencobaan itu tidak sama dengan dosa. Gol Anda bukanlah untuk menahan agar perasaan itu tidak pernah kembali lagi, tetapi supaya Anda dapat hidup bebas dari keterikatan yang tidak sehat itu.
Ambillah Langkah-Langkah Menuju Kesembuhan
Apabila Anda seperti saya dulu dan hanya ingin bersembunyi di kamar saja, maka hal terakhir yang tidak boleh Anda lakukan adalah mengisolir diri sendiri. Anda mencoba menghentikan memenuhi kebutuhan Anda dengan cara-cara yang tidak sehat, tetapi Anda tetap masih mempunyai kebutuhan yang sah! Anda masih tetap seorang mahluk relasional yang memiliki berkat dan karunia untuk diberikan kepada orang lain dalam hidup Anda.
#1 Jangan hanya berfokus pada kebutuhan Anda sendiri.
Anda mempunyai kebutuhan-kebutuhan, tetapi kalau Anda terus menerus hanya melihat ke dalam diri sendiri dan hanya memikirkan bagaimana memuaskan diri sendiri, maka sebenarnya Anda menghalangi orang lain dari cara-cara di mana Anda dapat melayani mereka dan memenuhi kebutuhan mereka. Ironisnya adalah semakin Anda hanya memikirkan kebutuhan Anda sendiri maka sebenarnya Anda menghalangi dipenuhinya kebutuhan tersebut.
Berdoalah untuk suatu sikap yang tidak mementingkan diri sendiri dan carilah selalu cara-cara untuk dapat melayani. Misalnya dengan menjadi sukarelawan/wati di gereja. Atau mengundang salah seorang dari anak remaja atau dewasa muda untuk makan siang dengan Anda dan teman-teman Anda. Atau menolong pendeta Anda dalam mengerjakan tugas sehari-hari di rumah atau di kantornya. Anda akan menemukan bahwa hati yang ditujukan untuk memperhatikan orang lain akan merasa lebih puas dibandingkan dengan hati yang hanya memikirkan diri sendiri.
#2 Lepasakan khayalan tentang “sahabat karib”.
Tidak ada salahnya kita mempunyai sahabat karib; banyak orang mempunyai sahabat karib. Tetapi jenis persahabatan yang dimiliki kebanyakan orang bukanlah sama seperti yang mungkin Anda bayangkan dalam pikiran Anda. Terlalu sering kita mencari dengan tidak henti-hentinya akan seseorang yang dapat memenuhi semua kebutuhan kita, melengkapi kita dalam segala sesuatu, dan secara khusus serta sepenuhnya hanya memperhatikan kita saja.
Yang sebenarnya adalah bahwa orang seperti ini tidak ada. Anda tidak akan pernah menemukan seseorang—baik pria maupun wanita—yang cocok dengan keinginan itu. Hubungan yang sejati membutuhkan kesabaran, batasan-batasan, pengertian, pengorbanan dan sedikit pergumulan. Hal itu tidak berarti bahwa mereka tidak berharga; itu hanyalah salah satu dari kenyataan hidup dalam dunia yang hancur ini.
Jangan juga mencoba memenuhi harapan yang tidak realistis dari orang lain. Jangan jatuh dalam penilaian diri yang salah (merasa diri penting dan signifikan) yang timbul karena orang lain bergantung pada Anda. Anda tidak bertanggung jawab untuk kebahagiaan atau emosi dari siapa pun kecuali diri Anda sendiri.
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. (Efesus 4:2 TB)
#3 Bertemanlah sebanyak mungkin.
Tidak masalah bila Anda adalah orang yang lebih suka pada kelompok yang lebih kecil dan lebih intim ketimbang kelompok besar dan banyak kenalan. Masalahnya adalah ketika kita memfokuskan semua energi relasi kita hanya pada satu orang saja. Bahkan pasangan yang sudah menikah pun tidak dapat melakukannya—tidak seorangpun yang dapat menanggung seluruh beban kebutuhan orang lain (ingat Anda juga tidak dapat melakukannya untuk siapa pun).
Adalah suatu peraturan yang baik untuk mempunyai paling sedikit tiga atau empat teman di mana Anda secara aktif saling berhubungan. Adalah juga penting untuk berusaha menjalin hubungan yang beraneka ragam. Para mentor, misalnya, dapat memberikan bimbingan dan sebuah tipe kasih dan kepedulian yang lebih bersifat seperti orang tua yang kita semua dambakan. Demikian pula Anda juga dapat menjadi mentor bagi orang lain bila Anda sudah siap. Hati Anda merindukan bukan saja untuk dikasihi, tetapi juga untuk mengasihi orang lain. Apabila Anda menginginkan teman-teman yang sehat dan konsisten, Anda perlu menjadi seorang teman yang sehat dan konsisten.
#4 Terimalah bahwa selalu akan ada pergumulan dalam hidup ini.
Kita hidup dalam dunia yang rusak dan hancur yang tidak sempurna dalam setiap aspek. Bahkan ketika kita berbalik kepada Kristus dan mempunyai hubungan dengan Tuhan, masih saja ada dosa dan luka-luka dalam diri kita yang belum disembuhkan 100% sampai kita ke surga. Tetapi kuatkanlah hatimu, sebab anugerahNya cukup bagi kita.
Sampai hal itu terjadi, Alkitab berkata bahwa hati kita akan merindukan untuk disatukan dengan Tuhan, sampai kita akhirnya akan mencerminkan gambarNya tanpa noda. Dosa, kematian, dan rasa sakit akan tidak ada lagi.
Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. (Roma 8:23 TB)
#5 Peliharalah hubunganmu dengan Tuhan supaya tetap hidup.
Pada akhirnya Tuhanlah yang bertanggung jawab untuk segala kebutuhan kita. Perlu pergumulan untuk menemukan bagaimana hal itu sesungguhnya terjadi, tetapi pastikan Anda secara terus menerus mencari Tuhan dan hubungan istimewa yang Ia ingin miliki dengan Anda. Jadikanlah Dia bagian dari pengalaman Anda sehari-hari. Pada intinya Anda diciptakan untuk mengasihi—dan dikasihi oleh—Dia.
“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.” (Yohanes 15:9 TB)
Narasumber Lainnya
Pancaran Anugerah www.pancarananugerah.org
Pancaran Anugerah adalah sebuah pelayanan Indonesia yang menolong menyediakan dukungan dan narasumber bagi pria dan wanita yang bermasalah dengan kehancuran relasi-seksual. Pelayanan ini berafiliasi dengan Living Waters International (www.desertstream.org)
Exodus International www.exodus.to
Keberadaan Exodus adalah untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada pribadi-pribadi dan keluarga-keluarga yang terpengaruh oleh homoseks. Di website mereka Anda dapat membaca artikel-artikel yang memberikan informasi, kesaksian-kesaksian orang lain seperti Anda, dan menemukan pelayanan lokal untuk dukungan pribadi.
Living Hope Forums www.livehope.org
Living Hope menyediakan pelayanan online yang luas. Forum-forum mereka adalah tempat yang aman untuk anak muda berhubungan dengan orang-orang Kristen yang mengerti apa yang telah mereka alami.
Healing for the Soul www.healingforthesoul.org
Pelayanan yang berbasis di Colorado, USA ini menawarkan konseling Kristen yang inovatif melalui kantor-kantor mereka setempat atau melalui telepon.
Hope for the Heart (di Amerika Serikat telepon +1-800-488-4673)
Untuk saat-saat di mana Anda membutuhkan seseorang untuk berbicara, Anda dapat menghubungi konselor-konselor Kristen yang terlatih pada sambungan telepon penolong ini.
Bacaan yang Direkomendasikan
Growth Into Manhood
Oleh Alan Medinger
Sebuah buku yang luar biasa dengan pandangan-pandangan yang segar dan memberi semangat yang praktis untuk laki-laki yang bergumul untuk bertumbuh ke dalam kedewasaan yang penuh.
Relational Masks
Oleh Russell Willingham
Sebuah buku yang melihat lebih dalam kepada penghalang-penghalang yang tidak sehat yang menghalangi kita untuk dapat mengalami keintiman seperti yang Tuhan inginkan.
Semua buku yang tersebut diatas dan sumber bacaan lainnya dapat diperoleh di Exodus Bookstore http://www.exodusbooks.org
informasi :
http://www.pancarananugerah.org
Filed under: Uncategorized | Leave a comment »