• Kategori

  • Arsip

Ketergantungan Emosi untuk Pria Oleh: Mike Ensley

Ketergantungan Emosi untuk Pria

Oleh: Mike Ensley

Ucapan terima kasih khusus kepada Lori Rentzel, pengarang sumber buku kecil Emotional Dependency (Ketergantungan Emosi).

Originally published by Exodus International as “Emotional Dependency for Guys” by Mike Ensley

© 2007 Exodus International, All Rights Reserved

Exodus International

PO BOX 540119

Orlando, FL 32854 USA

Telephone:  +1-888-264-0877

http://www.exodus.to

Diterjemahkan oleh: Pancaran Anugerah

http://www.PancaranAnugerah.org

Edisi terjemahan telah mendapat izin dari penerbit buku asli.

Kecuali dengan catatan lain, semua kutipan ayat-ayat Alkitab dalam buku ini dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru LAI ©1974

Versi revisi:  Maret 2008

Ketergantungan Emosi Untuk Pria

oleh Mike Ensley

Saya bertemu dengan “Greg” di sekolah menengah melalui tim drama. Suatu hari ia datang kepada saya dan minta saya untuk membuatnya tertawa, jadi saya melakukannya. Sejak itu dapat dikatakan kami tidak bisa dipisahkan.

Sulit sekali bagi saya untuk mendapatkan orang lain yang memiliki rasa humor yang sama, kesukaan yang sama dalam hal menonton dan hobi, jadi sungguh sangat menyenangkan untuk bisa bersama-sama. Dan kami sering pergi bersama-sama. Saya selalu menikmati kebersamaan dengan Greg, sehingga saya selalu memikirkannya bilamana saya tidak bersama dia. Dalam hal apapun saya terlibat, saya selalu memikirkan cara supaya dia juga terlibat di dalamnya.

Akhirnya kami masuk perguruan tinggi yang sama dan banyak mengambil mata kuliah yang sama. Ketika kami mulai jauh dari teman-teman sekolah menengah kami, maka kami bahkan semakin dekat. Dia adalah seorang pria yang sangat penuh kasih sayang dan  bagi dia tidak ada masalah untuk memeluk saya, dan kadang-kadang kami bahkan bergelut bersama. Dia begitu penuh perhatian, sering menelepon saya dan memberi saya hadiah kecil atau surat pendek.

Namun ada sisi gelap dari  persahabatan yang kelihatannya memuaskan ini. Tidak peduli seberapa besar kasih Greg kepada saya, saya selalu ingin lebih. Walaupun kami sudah seharian bersama-sama, namun pada akhirnya saya pulang dengan semacam perasaan frustrasi dan rasa tidak puas. Dia sangat sosial dan bila saya melihat dia tertawa dengan laki-laki lain, saya menjadi iri. Saya selalu kuatir, ”Bagaimana jika dia lebih menyukai mereka?”

Kemudian Greg punya teman wanita, dan dengan cepat hubungan mereka menjadi serius. Dan waktu itu ada sesuatu dalam diri saya yang sungguh sangat terluka. Dia selalu ingin menyendiri dengan pacarnya, dan persahabatan kita menderita oleh karenanya. Sungguh saya tidak tahan memikirkan mereka sedang berciuman.  Hal itu membuat saya sangat marah – suatu rasa marah yang membuat saya tidak berdaya dan depresi. Saya menyadari bahwa saya juga cemburu pada pacarnya.

Atas dasar kenyataan bahwa pada saat yang sama saya mencoba mengatasi pergumulan saya dengan homoseksualitas, maka hal ini adalah suatu  kenyataan yang membuat saya putus asa. Saya berpikir bahwa saya sedang belajar untuk membangun persahabatan yang sehat! Saya berpikir bahwa saya sedang mulai berubah! Tetapi sebaliknya saya telah “jatuh cinta” pada sahabat karib saya. Saya merasa sebagai pecundang.

Yang lebih buruk lagi adalah persahabatan saya dan Greg berakhir. Pada akhirnya rasa iri hati saya terhadap pacarnya berubah menjadi kepahitan. Melalui ucapan yang sarkastik dan gosip saya menyabot persahabatan kami, dan persahabatan kami semakin buruk keadaannya. Pada waktu dia bukan lagi menjadi bagian dari hidup saya, itu rasanya seperti kehilangan anggota badan dalam suatu kecelakaan yang tragis. Saya mengalami depresi selama berminggu-minggu.

Ini adalah pengalaman yang paling buruk dalam hidup saya, dan yang lebih berat lagi adalah bahwa hal ini terjadi lebih dari sekali, dengan orang lain. Saya baru menyadarinya setelah beberapa waktu kemudian saya mengetahui bahwa ada namanya untuk hal seperti ini yaitu Ketergantungan Emosi.

Apa itu Ketergantungan Emosi?

Yang sebenarnya adalah, Greg bukan hanya sahabat karib saya. Saya telah mencoba membuatnya menjadi sahabat karib, kakak laki-laki, mentor, ayah saya dan jujur, bahkan menjadi allah saya!  Yang pasti bagi saya, dia lebih penting dari pada Tuhan. Tetapi mengapa saya, sebagai orang Kristen, melakukan hal seperti itu?

Mungkin karena saya masih mencari hal-hal seperti itu: seorang kakak laki-laki, seorang mentor, seorang ayah, dan Tuhan. Inilah peranan-peranan yang belum dipenuhi secukupnya dalam hidup saya. Ini bukanlah keinginan-keinginan yang menyimpang; ini semua adalah kebutuhan yang sungguh-sungguh, dan saya benar-benar membutuhkannya untuk dipenuhi. Tetapi yang terjadi adalah ketergantungan emosi jika kita mencoba untuk mengkonsolidasikan semua kebutuhan itu dalam diri satu orang saja. Untuk sementara waktu, kita dapat mempunyai ilusi bahwa hal ini berhasil, dan kita menjadi sangat terikat dengan obyek dari kebutuhan kita. Tetapi akhirnya praktek yang tidak sehat ini akan menguasai Anda, sama seperti apa yang terjadi pada diri saya.

Saya mencoba memenuhi semua kebutuhan emosional saya hanya dalam diri satu orang saja, yaitu teman saya Greg. Masalahnya adalah ia tidak akan pernah dapat memenuhi semuanya.

Bagaimana Saya tahu bahwa itu adalah Ketergantungan Emosi?

Ada tanda-tanda dari suatu ketergantungan yang tidak sehat yang dapat Anda lihat dalam persahabatan Anda.  Banyak dari hal ini yang pertama kali ditonjolkan dalam buku kecil Lori Rentzel, Ketergantungan Emosi :

* Anda hanya ingin melewatkan waktu hanya dengan teman Anda saja—tidak ingin orang lain terlibat.
* Anda menjadi cemburu jika teman Anda bergaul dengan orang lain atau menunjukkan rasa sayang kepada orang lain.
* Anda merasa sangat kecewa atau mengalami depresi bila mereka tidak bisa bersama Anda.
* Anda tidak bisa berhenti memikirkan mereka.
* Anda hanya merasa bahagia, percaya diri, damai, atau dekat dengan Tuhan bila Anda berada bersama dengan orang ini.
* Anda tidak mempunyai teman dekat yang lain.
* Anda bersikap membela diri dan tertutup tentang persahabatan ini.
* Anda seringkali melakukan hal-hal yang tidak ingin Anda lakukan hanya untuk menyenangkan orang ini.
* Hubungan ini memiliki sifat emosional naik dan turun yang ekstrem; suatu hari Anda merasa sangat puas dan melambung tinggi, dan pada hari lain Anda merasa hancur dan marah.
* Anda berkhayal mengenai orang ini, mungkin juga (tetapi tidak harus) secara seksual.
* Berada dekat dengan orang ini memicu kelakuan yang membuat ketagihan, seperti alkohol atau pornografi.

Anda akan menemukan bahwa Anda memikirkan hal-hal seperti berikut ini:

* Saya tidak dapat hidup tanpa dia.
* Dialah satu-satunya orang yang dapat mengerti saya.
* Dia orang yang sempurna!
* Apa yang akan saya lakukan jika saya kehilangan dia?

Sebagian besar dari hal-hal tersebut adalah benar dalam hubungan saya dengan Greg.  Walaupun sesungguhnya kami tidak pernah mempunyai hubungan homoseksual, namun secara emosi kami telah melakukannya. Pada kenyataannya, meskipun saya tidak pernah tertarik kepada dia secara seksual, namun berada dekat dengannya seringkali memicu untuk melampiaskannya melalui pornografi di internet, masturbasi, atau bahkan terhadap orang lain.  Hal ini disebabkan karena berada dekat dengannya menimbulkan suatu keinginan akan keintiman yang amat sangat dalam di hati saya.

Kebenaran yang menyakitkan adalah bahwa hubungan seperti ini adalah mutlak merupakan dosa dan menghancurkan. Pertama-tama itu adalah dosa karena hal itu sudah melanggar perintah yang pertama: jadikan Tuhan yang terutama dalam hatimu dan jangan menyembah allah lain atau apapun juga. Hal ini seringkali terbukti dari cara-cara kita yang mengkompromikan integritas kita demi hubungan yang tidak sehat – melalaikan tanggung jawab, mementingkan diri sendiri, melanggar batasan seksual, dsb.

Dengan perkataan lain, itu adalah penyembahan berhala.

Hal itu juga menghancurkan kita. Sama dengan orang yang ketagihan makanan yang tidak sehat, kita mencoba untuk mengisi suatu kebutuhan dengan sesuatu yang tidak pernah akan memuaskan kita. Dan dalam proses itu kita akan kehilangan apa yang baik dan yang benar-benar memuaskan.

Nah, sebelum Anda menjadi lebih tertekan lagi ketika membaca ini, saya ingin mengatakan bahwa situasi ini tidak semuanya buruk. Anda adalah pribadi yang diciptakan untuk menikmati hubungan dengan sesama, dan itu adalah sangat baik dan wajar! Anda mendambakan keintiman yang sejati, dan itu adalah sesuatu yang Tuhan ingin berikan kepada Anda.

Semua pria menginginkan keintiman emosi dan relasi dengan pria lain; hal itu bukanlah hanya suatu kebutuhan dari pergumulan mereka yang homoseks. Bila Anda memperhatikan kelakuan anak laki-laki, Anda akan melihat bahwa mereka hanya mau bermain dengan anak laki-laki lain, mereka terpukau dengan anak laki-laki yang lebih tua, dan mereka mencintai ayah mereka. Mereka mempunyai keinginan yang sama dengan Anda, tetapi mungkin Anda merasa bahwa tidak ada orang yang dapat memenuhi keinginan Anda, dan itu masih ada di dalam hati Anda …. menuntut untuk dipenuhi. Tuhan peduli akan jeritan hati Anda!

Bagian yang terberat adalah bahwa untuk mendapatkan keintiman yang sejati dengan Tuhan dan orang lain maka kita harus melepaskan pengganti yang murahan.

Itulah apa yang disebut ketergantungan emosi: suatu pemalsuan dari apa yang sesungguhnya kita rindukan. Mungkin itu akan membuat Anda merasa lebih enak untuk jangka waktu yang pendek, tetapi jika Anda mau jujur dengan diri sendiri, Anda akan melihat bahwa hal itu akan membuat Anda merasa lapar, marah dan terisolasi—hal itu telah mencuri damai sejahtera dan sukacita Anda.

Jadi jangan putus asa karena melepaskan kebiasaan yang tidak sehat ini. Saya ingin meyakinkan Anda bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang ingin Anda pertahankan, bukan?

Jadi Sekarang Apa?

Anda sudah mengenali masalahnya, dan itu merupakan langkah pertama. Sekarang Anda bertanya-tanya, “Selanjutnya apa?” Apakah Anda harus memutuskan hubungan itu sama sekali atau hanya mundur satu atau dua langkah saja? Apakah Anda perlu konseling, ataukah berbicara dari hati ke hati dengan Bapak pendeta akan menolong?  Berikut ini adalah beberapa langkah untuk membuat strategi menuju pemulihan.

Pertama-tama jangan terlalu menghukum dan menghakimi diri sendiri karena pergumulanmu.!  Ya memang di sini ada dosa yang perlu Anda bereskan dan bertobat darinya, tetapi jangan menghakimi diri sendiri terlalu keras. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Anda adalah seorang mahluk sosial yang mendambakan hubungan keakraban yang sejati. Masalahnya adalah bahwa Anda juga adalah seorang yang punya kekurangan dan permasalahan—selamat datang ke planit bumi!

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.   (1 Korintus 10:13 TB)

Ini bukanlah suatu pergumulan merusak moral yang ekstrem, dan bukan hanya pria yang mempunyai perasaan homoseks saja yang bergumul dengan ketergantungan emosi. Pada kenyataannya, banyak orang bergumul dengan rasa suka yang tidak sehat dengan orang lain (heteroseksual), tetapi tidak ada seorangpun yang menunjukkan dengan jelas bahwa itu adalah dosa karena seringkali hal itu disamarkan sebagai “romans” atau “percintaan” heteroseksual yang “normal”.

Pencobaan-pencobaanmu adalah sama.

Hal penting lainnya adalah menyadari bahwa diperlukan dua orang untuk membentuk suatu ketergantungan yang tidak sehat. Mungkin Anda berpikir bahwa Anda lebih menyerupai Greg dalam cerita saya. Kita tahu apa yang mendorong saya ke dalam hubungan itu, tetapi bagaimana dengan dia?

Greg mewakili orang yang dianggap sebagai pasangan yang “lebih kuat” dalam hubungan ketergantungan. Tetapi kebenarannya adalah, bahwa jauh di dalam lubuk hatinya, dia juga sangat membutuhkannya sama seperti saya—hanya dia berbeda caranya dalam memenuhi kebutuhannya yang terdalam. Itu yang kita sebut sebagai ”memampukan” (enabling).  Melalui kelakuannya, ia memampukan saya untuk mengembangkan suatu hubungan penyembahan berhala dengan dia.

Yang Memampukan (The “Enabler”)

Yang memampukan ditarik kepada seorang yang secara emosi tergantung karena dia sendiri mempunyai suatu kebutuhan yang kuat untuk merasa bahwa dirinya berharga dan penting. Walaupun mereka mungkin adalah seorang yang lebih sosial, namun sesungguhnya mereka merasa lebih kesepian dari pada yang orang sangka. Apabila ada orang yang membutuhkan sangat tergantung dan menempel kepada mereka, maka hal itu akan membuat mereka merasa dirinya penting, berhasil dan kuat.

Yang memampukan juga tidak menyadari apa yang mereka lakukan. Mereka pikir mereka mengasihi dengan cara yang tidak mementingkan diri sendiri, seperti Kristus. Sesungguhnya, mereka tidak bisa mengatakan ”tidak”—bahkan bila mereka sesungguhnya ingin—karena takut ditolak oleh orang yang tergantung dan kehilangan kepuasan yang didapat dari hubungan mereka. Akibatnya, batasan-batasan yang sehat dikesampingkan.

Jika Anda adalah seorang yang memampukan (si “enabler”) dalam suatu hubungan ketergantungan emosi, maka Anda mungkin mempunyai suatu perasaan yang campur aduk antara rasa suka dan penyesalan terhadap orang itu. Meskipun Anda merasa bahwa Anda adalah pasangan yang lebih berkuasa, tetapi kebenarannya adalah bahwa mereka mampu memanipulasi dan mengontrol Anda karena mereka memenuhi kebutuhan Anda untuk dibutuhkan.

Hal yang Rumit

Hubungan yang tidak sehat tidaklah sesederhana seperti A-B-C. Ada kemungkinan Anda akan menemukan diri Anda berada dalam kedudukan yang berubah-ubah. Kadang-kadang Anda menjadi seperti orang yang lemah dan sangat putus asa dan membutuhkan; di saat-saat yang lain Anda menjadi lebih seperti orang yang kuat dan stabil (si enabler).

Apapun kondisi Anda pada saat itu, adalah sangat penting untuk menyadari bahwa Anda tertarik pada pola hubungan yang rusak karena ada bagian yang hancur dari hati Anda. Langkah-langkah berikutnya dalam buku kecil ini akan menolong Anda untuk kembali ke jalan yang mengejar keintiman ilahi yang membangun dan memuaskan.

Penilaian yang Jujur

Anda perlu dengan jujur mengukur sampai seberapa jauh keterikatan yang tidak sehat ini telah terjadi.  Apakah itu hanya sebuah pergumulan emosi? Atau apakah Anda telah membiarkan pikiran dan khayalan Anda lepas tak terkendali?  Apakah rasa suka yang tidak sehat ini melibatkan kedua belah pihak atau hanya satu pihak saja?  Batasan-batasan apa yang sudah dilanggar?

Anda mungkin bertanya-tanya apakah Anda perlu sama sekali memutuskan hubungan itu atau tidak. Tidak selalu harus demikian, tetapi berikut ini ada beberapa tanda-tanda bahwa memutuskan adalah tindakan yang terbaik:

* Anda telah bersama-sama terlibat dalam perbuatan seks.
* Intensitas emosi dari hubungan itu telah sangat mempengaruhi sisa hidup Anda.
* Anda tidak dapat menetapkan dan mempertahankan batasan-batasan yang sehat dengan orang ini.

Jika ada dari hal-hal yang tersebut di atas itu benar, maka Anda harus memutuskan hubungan itu, paling tidak untuk sementara waktu. Dalam hal keterlibatan seks, maka pemutusan hubungan itu harus bersifat permanen. Hubungan yang diciptakan oleh keintiman seks adalah sangat kuat, dan godaan untuk melakukannya lagi dengan orang itu akan selalu datang kembali.

Kadang-kadang yang perlu Anda lakukan adalah mundur beberapa langkah dan berpikir dengan jernih. Hal ini benar, terutama bila Anda pernah mengalaminya di masa lalu dan sudah berhasil mengidentifikasi, menghadapi, dan mulai menjalani proses pemulihan terhadap kecedenrungan yang menuju kepada ketergantungan emosi ini.

Bagaimana Memutuskan Hubungan

Hampir tidak ada yang lebih berat dari pada memutuskan suatu hubungan, terutama suatu hubungan di mana sebagian besar dari kebutuhan Anda terpenuhi. Jangan mencoba melakukannya seorang diri secara tiba-tiba dan sekaligus. Carilah dukungan.

Beri tahu seorang mentor yang dapat dipercaya, pendeta atau pemimpin kelompok, bahwa ini adalah sesuatu yang perlu Anda lakukan. Jika Anda mempunyai teman-teman lain yang bisa dipercaya dan Anda mempunyai hubungan yang sehat dengan mereka, ceritakan kepada mereka juga.  Orang-orang ini bukan saja dapat menolong Anda untuk bertanggung jawab, tetapi juga mengasihi, mendoakan dan mendukung Anda ketika Anda mengambil langkah yang sangat sulit ini.

Begitu Anda mendapatkan dukungan dan pertanggungan jawab, beritahu orang itu bahwa Anda harus memutuskan hubungan, alasannya mengapa, dan bahwa Anda tidak ingin berhubungan dengan mereka lagi.

Kadang-kadang lebih baik melakukannya melalui surat. Suatu percakapan secara pribadi atau melalui telepon tidak dianjurkan, karena dapat menimbulkan suatu argumentasi atau pencobaan. Melalui email juga tidak dianjurkan, karena hal itu membuka pintu untuk respons yang cepat (mencobai Anda untuk duduk di situ, membuka inbox Anda, untuk melihat apa jawaban mereka kepada Anda). Berdoalah, dan berbicaralah kepada seseorang dan putuskan cara yang terbaik.

Apa yang Anda paling butuhkan adalah pemutusan hubungan. Anda harus menganggapnya sebagai komunikasi yang terakhir antara Anda berdua. Buatlah satu komitmen dengan Tuhan, partner Anda yang bertanggung jawab, dan Anda sendiri, untuk tidak menerima telepon sama sekali atau membaca surat maupun email dari orang ini.

Mungkin sekaranglah waktu yang tepat untuk menemui seorang konselor Kristen jika Anda belum pernah menemui seorang konselor. Emosi Anda sedang kacau balau, dan Anda butuh pelepasan yang sehat dan masukan yang sehat. Datanglah ke hadapan Tuhan secara pribadi (atau waktu kebaktian doa) dan mencurahkan isi hati adalah satu keharusan—tetapi sebaiknya dilakukan dengan orang yang juga dapat mengerti. Konseling Kristen yang baik sangat dianjurkan. Exodus atau Pancaran Anugerah dapat menolong Anda menemukan orang yang seperti itu di daerah di mana Anda berada. (www.exodus.to   /  http://www.PancaranAnugerah.org)

Hanya Mundur Satu Langkah

Apabila tidak diperlukan sebuah pemutusan hubungan yang permanen, maka beberapa langkah yang tidak drastis akan menolong Anda untuk kembali ke jalur hubungan yang benar.

Sama halnya seperti dalam situasi yang pertama, Anda tentunya ingin mendapatkan pertanggungan jawab dan dukungan—teman-teman yang dapat dipercaya dan seorang mentor atau konselor yang mengenal Anda dan yang tahu apa yang telah Anda lalui. Lebih dari segalanya, Anda membutuhkan orang-orang yang sehat dengan siapa Anda dapat jujur dan dapat menghadapi kenyataan.

Anda perlu mengevaluasi batasan-batasan Anda dan mempertimbangkan untuk merevisinya. Mungkin untuk sementara waktu Anda jangan bertemu sendirian dengan orang ini. Mungkin ketertarikan secara jasmani (afeksi / kasih sayang) antara Anda berdua, walaupun tidak secara seksual, telah berada di luar kendali. Bicarakanlah dengan orang yang memahaminya. Tetapkan batasan-batasan baru yang akan membuat Anda berada dalam zona yang aman, misalnya: selalu melibatkan teman-teman lain apabila Anda harus mengerjakan sesuatu sampai larut malam, ke luar malam untuk bersantai tidak lebih dari satu atau dua kali dalam satu minggu, dsb.

Apabila Anda telah mengambil langkah-langkah ini dan masih terus bergumul keras dengan hubungan ini, maka Anda perlu mempertimbangkan untuk sama sekali memutuskan hubungan tersebut.

Mungkin akan sering ada gejala seperti ketergantungan emosi pada tingkat tertentu ketika Anda mengembangkan suatu hubungan dekat yang Anda nikmati. Ingat bahwa pencobaan itu tidak sama dengan dosa. Gol Anda bukanlah untuk menahan agar perasaan itu tidak pernah kembali lagi, tetapi supaya Anda dapat hidup bebas dari keterikatan yang tidak sehat itu.

Ambillah Langkah-Langkah Menuju Kesembuhan

Apabila Anda seperti saya dulu dan hanya ingin bersembunyi di kamar saja, maka hal terakhir yang tidak boleh Anda lakukan adalah mengisolir diri sendiri. Anda mencoba menghentikan memenuhi kebutuhan Anda dengan cara-cara yang tidak sehat, tetapi Anda tetap masih mempunyai kebutuhan yang sah! Anda masih tetap seorang mahluk relasional yang memiliki berkat dan karunia untuk diberikan kepada orang lain dalam hidup Anda.

#1  Jangan hanya berfokus pada kebutuhan Anda sendiri.

Anda mempunyai kebutuhan-kebutuhan, tetapi kalau Anda terus menerus hanya melihat ke dalam diri sendiri dan hanya memikirkan bagaimana memuaskan diri sendiri, maka sebenarnya Anda menghalangi orang lain dari cara-cara di mana Anda dapat melayani mereka dan memenuhi kebutuhan mereka. Ironisnya adalah semakin Anda hanya memikirkan kebutuhan Anda sendiri maka sebenarnya Anda menghalangi dipenuhinya kebutuhan tersebut.

Berdoalah untuk suatu sikap yang tidak mementingkan diri sendiri dan carilah selalu cara-cara untuk dapat melayani. Misalnya dengan menjadi sukarelawan/wati di gereja. Atau mengundang salah seorang dari anak remaja atau dewasa muda untuk makan siang dengan Anda dan teman-teman Anda. Atau menolong pendeta Anda dalam mengerjakan tugas sehari-hari di rumah atau di kantornya. Anda akan menemukan bahwa hati yang ditujukan untuk memperhatikan orang lain akan merasa lebih puas dibandingkan dengan hati yang hanya memikirkan diri sendiri.

#2  Lepasakan khayalan tentang “sahabat karib”.

Tidak ada salahnya kita mempunyai sahabat karib; banyak orang mempunyai sahabat karib. Tetapi jenis persahabatan yang dimiliki kebanyakan orang bukanlah sama seperti yang mungkin Anda bayangkan dalam pikiran Anda. Terlalu sering kita mencari dengan tidak henti-hentinya akan seseorang yang dapat memenuhi semua kebutuhan kita, melengkapi kita dalam segala sesuatu, dan secara khusus serta sepenuhnya hanya memperhatikan kita saja.

Yang sebenarnya adalah bahwa orang seperti ini tidak ada. Anda tidak akan pernah menemukan seseorang—baik pria maupun wanita—yang cocok dengan keinginan itu. Hubungan yang sejati membutuhkan kesabaran, batasan-batasan, pengertian, pengorbanan dan sedikit pergumulan. Hal itu tidak berarti bahwa mereka tidak berharga; itu hanyalah salah satu dari kenyataan hidup dalam dunia yang hancur ini.

Jangan juga mencoba memenuhi harapan yang tidak realistis dari orang lain. Jangan jatuh dalam penilaian diri yang salah (merasa diri penting dan signifikan) yang timbul karena orang lain bergantung pada Anda. Anda tidak bertanggung jawab untuk kebahagiaan atau emosi dari siapa pun kecuali diri Anda sendiri.

Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.    (Efesus 4:2 TB)

#3  Bertemanlah sebanyak mungkin.

Tidak masalah bila Anda adalah orang yang lebih suka pada kelompok yang lebih kecil dan lebih intim ketimbang kelompok besar dan banyak kenalan. Masalahnya adalah ketika kita memfokuskan semua energi relasi kita hanya pada satu orang saja. Bahkan pasangan yang sudah menikah pun tidak dapat melakukannya—tidak seorangpun yang dapat menanggung seluruh beban kebutuhan orang lain (ingat Anda juga tidak dapat melakukannya untuk siapa pun).

Adalah suatu peraturan yang baik untuk mempunyai paling sedikit tiga atau empat teman di mana Anda secara aktif saling berhubungan. Adalah juga penting untuk berusaha menjalin hubungan yang beraneka ragam. Para mentor, misalnya, dapat memberikan bimbingan dan sebuah tipe kasih dan kepedulian yang lebih bersifat seperti orang tua yang kita semua dambakan. Demikian pula Anda juga dapat menjadi mentor bagi orang lain bila Anda sudah siap. Hati Anda merindukan bukan saja untuk dikasihi, tetapi juga untuk mengasihi orang lain. Apabila Anda menginginkan teman-teman yang sehat dan konsisten, Anda perlu menjadi seorang teman yang sehat dan konsisten.

#4  Terimalah bahwa selalu akan ada pergumulan dalam hidup ini.

Kita hidup dalam dunia yang rusak dan hancur yang tidak sempurna dalam setiap aspek. Bahkan ketika kita berbalik kepada Kristus dan mempunyai hubungan dengan Tuhan, masih saja ada dosa dan luka-luka dalam diri kita yang belum disembuhkan 100% sampai kita ke surga. Tetapi kuatkanlah hatimu, sebab anugerahNya cukup bagi kita.

Sampai hal itu terjadi, Alkitab berkata bahwa hati kita akan merindukan untuk disatukan dengan Tuhan, sampai kita akhirnya akan mencerminkan gambarNya tanpa noda. Dosa, kematian, dan rasa sakit akan tidak ada lagi.

Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.  (Roma 8:23 TB)

#5  Peliharalah hubunganmu dengan Tuhan supaya tetap hidup.

Pada akhirnya Tuhanlah yang bertanggung jawab untuk segala kebutuhan kita. Perlu pergumulan untuk menemukan bagaimana hal itu sesungguhnya terjadi, tetapi pastikan Anda secara terus menerus mencari Tuhan dan hubungan istimewa yang Ia ingin miliki dengan Anda. Jadikanlah Dia bagian dari pengalaman Anda sehari-hari. Pada intinya Anda diciptakan untuk mengasihi—dan dikasihi oleh—Dia.

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.”    (Yohanes 15:9 TB)

Narasumber Lainnya

Pancaran Anugerah       www.pancarananugerah.org

Pancaran Anugerah adalah sebuah pelayanan Indonesia yang menolong menyediakan dukungan dan narasumber bagi pria dan wanita yang bermasalah dengan kehancuran relasi-seksual. Pelayanan ini berafiliasi dengan Living Waters International (www.desertstream.org)

Exodus International       www.exodus.to

Keberadaan Exodus adalah untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada pribadi-pribadi dan keluarga-keluarga yang terpengaruh oleh homoseks. Di website mereka Anda dapat membaca artikel-artikel yang memberikan informasi, kesaksian-kesaksian orang lain seperti Anda, dan menemukan pelayanan lokal untuk dukungan pribadi.

Living Hope Forums       www.livehope.org

Living Hope menyediakan pelayanan online yang luas. Forum-forum mereka adalah tempat yang aman untuk anak muda berhubungan dengan orang-orang Kristen yang mengerti apa yang telah mereka alami.

Healing for the Soul       www.healingforthesoul.org

Pelayanan yang berbasis di Colorado, USA ini menawarkan konseling Kristen yang inovatif melalui kantor-kantor mereka setempat atau melalui telepon.

Hope for the Heart     (di Amerika Serikat telepon +1-800-488-4673)

Untuk saat-saat di mana Anda membutuhkan seseorang untuk berbicara, Anda dapat menghubungi konselor-konselor Kristen yang terlatih pada sambungan telepon penolong ini.

Bacaan yang Direkomendasikan

Growth Into Manhood

Oleh Alan Medinger

Sebuah buku yang luar biasa dengan pandangan-pandangan yang segar dan memberi semangat yang praktis untuk laki-laki yang bergumul untuk bertumbuh ke dalam kedewasaan yang penuh.

Relational Masks

Oleh Russell Willingham

Sebuah buku yang melihat lebih dalam kepada penghalang-penghalang yang tidak sehat yang menghalangi kita untuk dapat mengalami keintiman seperti yang Tuhan inginkan.

Semua buku yang tersebut diatas dan sumber bacaan lainnya dapat diperoleh di Exodus Bookstore http://www.exodusbooks.org

 

informasi :

http://www.pancarananugerah.org

Apa yang Iblis Lakukan Sepanjang Hari?

Apa yang Iblis Lakukan Sepanjang
Hari?
Bagian Kedua
© Russell Kelfer, 10602 Mossbank, San Antonio, TX 78230
Judul asli : What Do Demons Do All Day? (Part Two)
Alih bahasa : Ikha Iustitia – http://www.unitedfool.com
Materi ini diterjemahkan dengan seijin penulis
Jika Saudara memiliki pertanyaan atau saran berkaitan dengan materi ini kirimkan ke
info@unitedfool.com
Apa yang dilakukan setan setiap hari? Ini adalah pertanyaan yang kita ajukan ketika kita
mempelajari misteri ciptaan Tuhan yang disebut “malaikat”.
Mereka memang misterius. Tetapi misteri di Alkitab, adalah rahasia yang menanti untuk
disingkapkan. Tugas kita adalah meneliti lembar-lembar Alkitab untuk menemukan siapa
mahluk-mahluk ajaib ini, dari mana asal mereka, dan mengapa sebagian dari mereka
ditakdirkan untuk menjadi utusan Allah, sedangkan sisanya menjadi musuh-Nya, serta apa
saja yang mereka lakukan di dunia ini setiap hari.
Dalam dua pelajaran terdahulu, kita mengetahui bahwa ada malaikat yang lebih indah dan
lebih berkuasa dari malaikat yang lain. Malaikat ini diijinkan untuk menerima sebagian
kehormatan. Ia adalah “kerub yang diurapi untuk melingkupi”. Ia berada di “Gunung Allah
yang kudus”, menurut Yehezkiel dan merupakan mahluk istimewa.
Tetapi ia lalu mulai meninggikan dirinya. Bukannya merasa terhormat karena ia dapat
melayani sebagai hamba Allah yang Maha Tinggi. Ia mulai memandang dirinya bukan lagi
sebagai hamba, tetapi allah.
Jadi ia mulai memfokuskan perhatiannya pada dirinya dan bukan pada Allah. Hal ini
menyebabkan kejatuhannya sampai ia dibuang ke neraka. Seperti yang dikatakan Firman
Allah “Ia yang merendahkan dirinya, akan ditinggikan.” Dan ia yang meninggikan diri akan
direndahkan. Karena itu malaikat yang egois dan sombong ini mulai berpikir di hatinya…
”Aku akan…” Kehendaknya menjadi lebih dominan dari pada kehendak Allah. Pada saat itu
berakhirlah reputasinya. Ia tidak dapat lagi menjadi pelayan dari Allah yang Maha Tinggi.
Ia mulai dengan “Aku hendak naik ke langit”. Ia memutuskan bahwa panggilannya bukan
menjadi pelayan. Ini membuat ia mengambil langkah kedua “Aku hendak mendirikan
tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah. Ini menunjukkan bahwa ia tidak melihat dirinya
sebagai yang diperkenan Allah di antara para malaikat, tetapi sebagai malaikat yang lebih
baik dari pada yang lain, hanya karena Allah berkenan menganugrahkan kasih karunia
kepadanya. Tetapi malaikat tidak mengerti tentang kasih karunia. Dan setan memakai hal ini
sebagai platform untuk menaiki tangga kehancuran. Ia berkata, ”Aku hendak duduk diatas
bukit pertemuan.” Berdasarkan pada kepercayaan dirinya yang baru, ia ingin menikmati
kekuasaan Allah, lalu berkata dalam rohnya Aku hendak naik mengatasi ketinggian awanawan
menunjukkan bahwa ia menganggap dirinya setara dengan Allah. Lalu ia melangkah
ke tahap selanjutnya hendak menyamai Yang Maha tinggi. Akhirnya ia berpikir bahwa ia
adalah Allah. Pada saat ini, Allah menghukum dia untuk menghabiskan kekekalan di dalam
neraka, bersama dengan mereka yang turut bergabung dengan dia dalam pemberontakan di
surga. Mereka yang memberontak lupa bahwa satu-satunya sukacita hanya dimiliki oleh para
pelayan Allah.
Karenanya dimulailah perang dalam sejarah yang berlangsung sebelum waktu dijadikan dan
akan terus berlangsung sampai waktu tidak ada lagi. Perang ini tidak akan berakhir sampai
Allah yang pengasih menghentikan waktu sehingga mereka yang percaya pada-Nya, baik
manusia atau malaikat, tidak akan pernah merasakan sakit, kematian, atau penderitaan lagi.
Mereka akan duduk di dekat kaki-Nya dan menyembah-Nya selama-lamanya. Hal ini juga
berarti bahwa mereka yang mengatakan “tidak”, baik manusia maupun malaikat, akan
menghabiskan kekekalan dalam neraka, terpisah dari Allah, dan dalam penderitaan yang
amat sangat.
Perang ini dimulai ketika satu malaikat yang diurapi berkata, “Aku hendak”, dan perang ini
tidak akan berakhir sampai Yesus Raja mengakhiri semua pemberontakan ini dalam api
neraka yang menyala-nyala. Bukan karena Ia mentakdirkan hal itu, tapi karena pilihan
mereka sendiri.
Saudara dan saya adalah peserta dalam perang tersebut. Setiap peristiwa dalam kehidupan
kita berpengaruh besar dalam perang itu. Peluru beterbangan, bom-bom berjatuhan di jalan
yang kita lewati, bahan peledak itu bertujuan untuk menghancurkan kehidupan kita. Kita
sering lupa bahwa kita tidak berjuang melawan darah dan daging, bahwa perang surgawi
sedang terjadi di depan pintu kita dan bahwa setiap pilihan yang kita pilih membawa akibat
dalam peperangan sehari-hari yang sedang terjadi.
Karenanya kita mesti melihat apa yang dilakukan setan sehari-hari. Mengamati apa yang
dilakukan malaikat yang jatuh untuk menghabiskan waktunya. Dalam pelajaran kita yang
terakhir, kita telah mengambil beberapa kesimpulan yang berdasar pada prinsip dan janjijanji
Allah, yaitu:
1. Setan memiliki kuasa, tetapi ia tidak dapat menghalangi manusia datang pada
Kristus. Jadi Allahlah yang menarik manusia dan jika manusia itu memilih untuk berkata
“ya”, maka mereka dibenarkan. Dan yang dibenarkan Allah juga dikuduskan. Yesus berkata,
Bapa, telah tiba saatnya: permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu
mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan pada-Nya kuasa
atas segala yang hidup, demikian pula Ia memberikan hidup yang kekal kepada semua
yang telah Engkau berikan pada-Nya.
Anehnya setan tidak mengerti hal ini, karena ia tidak mengerti anugerah. Ia juga tidak
mengerti bahwa ia tidak bisa mencuri keselamatan kita. Walaupun ia harus meminta ijin dari
Allah untuk menyentuh kita, ia masih berpikir bahwa ia dapat mengakali Allah yaitu melalui
pencobaan untuk menghancurkan kita. Sebenarnya Allah mengijinkan pencobaan itu datang
untuk memurnikan kita. Setan mencobai untuk menghancurkan kita sedangkan Allah
mengijinkan pencobaan untuk kebaikan kita.
Jadi, begitu setan mengetahui bahwa kita ada di tangan Allah, setan mulai merancang
skenario untuk menghancurkan hubungan kita dengan Allah. Sekali lagi karena ia tidak
mengerti tentang kasih karunia, ia mengira ia dapat merenggut hak kita sebagai anak-anak
Allah. Tetapi Allah tidak tinggal diam. Ia berjanji “Kita tidak akan binasa dan tidak ada
yang dapat merebut kita dari tangan Bapa. Allah menjamin hal ini. Dan setan tidak mengerti
kebenaran ini. Karenanya setan berusaha keras untuk membuat kita melakukan apa yang
telah dia lakukan : berkata dalam hati, aku hendak….”, ketika Allah ingin kita berkata…
“Jadilah kehendak…Mu.”
Setan telah mempertaruhkan segala sesuatu untuk hal ini. Tetapi Allah juga tidak tinggal
diam membela mereka yang dimiliki-Nya. Jadi taruhannya tinggi, dengan perang yang kejam
dan kitalah yang menjadi hadiahnya. Bagi Allah kita bernilai sama dengan setiap tetesan
darah Anak-Nya yang tunggal. Itu Dia lakukan untuk membebaskan kita. Ia begitu
memperhatikan kita, sehingga kita dijaga oleh kuasa Allah menuju keselamatan. Bahkan
pada saat ini, Anak-Nya yang kekasih duduk di surga, dan berdoa syafaat untuk kita. Di sisi
lain, bagi setan segala sesuatu mesti dilakukan untuk menodai reputasi Allah atau anak-anak
Allah. Jadi dia “berjalan berkeliling mencari mereka yang dapat ditelannya.” Lihatlah arti
kata devour, atau ditelan dalam kamus. Artinya adalah “ditelan”, “dimakan dengan lahap”
atau “menghancurkan dengan jalan dikonsumsi.” Setan ingin menyantap Saudara.
Untuk mencapai tujuannya, setan akan mencelakakan Saudara, mencobai Saudara, menipu
Saudara, membelokkan jalan Saudara dan menganiaya Saudara. Ia akan mendatangi Saudara
sebagai dirinya dan berusaha membuat Anda percaya bahwa dosa itu menyenangkan dan
Allah berusaha menghalangi kesenangan Anda. Atau ia akan datang kepadamu menyamar
sebagai malaikat terang, berusaha untuk menipu Saudara supaya Anda berpikir bahwa Anda
dapat membenarkan diri dihadapan Allah karena perbuatan baik Saudara dan bukannya
karena iman kepada Yesus. Ia adalah bapa segala dusta. Tidak ada kebenaran di dalamnya
dan ia akan berusaha dengan segala cara agar Saudara lengah dan tersandung.
Setan ingin menghalangi Anda memperoleh yang terbaik dari Allah. Ia ingin mencegah Anda
berdoa, ia ingin mencegah Anda membaca Alkitab dan menghalangi Saudara dari
persekutuan dengan saudara seiman. Jika ia tidak bisa melakukan hal itu, maka ia akan
berusaha membuat Anda menjadi orang yang religius yang tidak memiliki hubungan pribadi
dengan Allah. Ia tidak peduli dengan apa yang Anda lakukan, selama hal itu tidak membuat
Anda lebih intim dengan Allah. Aktivitas tidak membuat setan takut, bahkan ia sering
mengubah aktivitas menjadi kosong tanpa kedalaman hubungan dengan Allah.
Setan membantu membangun gereja, selama gereja-gereja itu tidak mengubah hidup. Ia akan
menipu kita dengan membuat kita berpikir bahwa kita akan menjadi lebih rohani setelah
melakukan sesuatu. Ia akan melakukan segala sesuatu agar kita lebih mengandalkan
pekerjaan kita dan bukan pekerjaan Allah. Setan tidak bisa mengerti tentang anugerah. Itulah
yang dilakukan oleh setan dan rekan-rekannya sepanjang hari, mereka menganiaya kita dan
mereka menikmatinya.
Tetapi ada pula aspek-aspek lain dari kegiatan mereka. Marilah kita melihat apa yang
dilakukan setan sepanjang hari.
2. Mereka berusaha menghalangi pekerjaan malaikat Allah.
Jika Saudara membaca kitab Daniel pasal 10,11 dan 12, maka Saudara akan melihat perang
antara malaikat Allah dan setan dalam sejarah. Setan memiliki iblis yang ditugaskan kepada
bangsa-bangsa; begitu pula dengan Allah. Perang yang terjadi antara bangsa-bangsa dan
kerajaan-kerajaan bukan hanya mencakup masalah militer. Dua kelompok roh ini berperang
kapanpun bangsa-bangsa berjuang untuk mentaati kehendak Allah. (Daniel 10 :11-21, 11:1,
Wahyu 12) Setan telah menugaskan pasukan-pasukan elit di daerah-daerah kunci dan negaranegara
yang strategis, untuk menciptakan kekacauan dimana terjadi pertumbuhan kerajaan
Allah, dan di setiap tempat yang akan atau mungkin mempengaruhi Israel. Ingat, setan
memiliki dua tujuan:
1. Menghalangi Firman Allah supaya tidak merubah hidup.
2. Mengalahkan Israel supaya Allah dipermalukan atau menghalangi niat-Nya untuk
melakukan tujuan utama-Nya yaitu membangun kerajaan-Nya di sana.
Untuk mencapai hal ini, setan akan menciptakan chaos, kebingungan dan konflik. Ia akan
berusaha mengangkat pemimpin yang menentang Allah. Dia akan berusaha untuk
menempatkan di pucuk pimpinan para pemimpin yang diktator. Ia senang mendukung
kerajaan-kerajaan Islam, Muslim atau Komunis, tempat di kekristenan tidak dapat
berkembang. Dan ia senang menciptakan skenario untuk menganiaya orang-orang Yahudi.
Sementara itu malaikat Allah ditugaskan pada bangsa-bangsa untuk tujuan yang berlawanan,
yaitu: untuk memasukkan nilai-nilai kekristenan pada pucuk kepemimpinan, untuk membuat
Injil tersebar dengan leluasa, dan mendukung Israel. Pada hari-hari terakhir ini, peperangan
akan semakin meningkat. Allah akan mengangkat tangan-Nya dari para pemegang
kekuasaan, melepaskan malaikat-Nya untuk berjaga-jaga, serta membiarkan setan untuk
mengumpulkan kekuatannya untuk peperangan yang terakhir ini. Akhir dari segalanya.
Tetapi Saudara yang kekasih, perang itu akan berlangsung singkat dan berakhir dalam
kemenangan. Karena jika waktunya tiba, Allah sendiri yang akan berperang, dan malaikat
pelayan yang dulu indah tidak ada tandingannya dengan Dia yang menciptakan dunia dengan
Firman-Nya. Perang ini akan berakhir sekejap mata.
Para pasukan setan ditugaskan untuk memblokade pekerjaan malaikat Allah setiap saat.
Dalam kehidupan pribadi kita, pola yang sama juga terjadi. Apa yang terjadi di antara bangsabangsa
hanyalah pola dari apa yang terjadi pada orang-orang kudus. (Mat 18:10, 2 Kor 10:4-
6, Ef 2:2, Ef 6:10-18, Ibr 1:14). Kita akan melihat ayat-ayat ini nanti. Jadi singkatnya, yang
dilakukan iblis adalah berusaha menghalangi pekerjaan malaikat Allah. Kita akan melihat
tugas-tugas dan organisasi mereka dalam pelajaran selanjutnya, maka Anda akan melihat
secara mendetail betapa pentingnya perang yang sedang terjadi itu.
3. Setan menjadi penyebab penyakit secara mental dan fisik untuk menghalangi
terjadinya rencana Allah. Setan berpikir bahwa ia menguasai tubuh manusia. Ia percaya
bahwa ia dapat kapan saja menciptakan penyakit secara fisik atau mental, Setan berusaha
menghambat rencana Allah melalui penyakit sebagai awal kepahitan. Ayub adalah contoh
terbaik dari apa yang coba dilakukan setan dan Paulus adalah contoh terbaik dari apa yang
ada di pikiran Allah. Jika Saudara mempelajari kedua tokoh ini bersama-sama, Anda akan
kagum dengan kreativitas rencana Allah. Rencana setan nomor satu dalam kehidupan Ayub
adalah mengambil (dengan seijin Allah) segala sesuatu di dunia yang membuat Ayub merasa
senang dan nyaman. Pukulan iblis terakhir terhadap Ayub adalah penyakit yang tidak
tersembuhkan yang menguras tenaganya, memalukan, sangat panjang dan tidak mematikan.
Kita membaca dalam Ayub 1:
7 Dan bertanyalah TUHAN kepada iblis: “Dari manakah engkau? Lalu jawab Iblis
kepada TUHAN: ”Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.”
8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada iblis: ”Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku
Ayub? Sebab tidak ada seorangpun diatas bumi seperti dia, yang demikian saleh dan
jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”
9 Lalu jawab iblis kepada TUHAN:”Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub
takut akan Allah?
10 Bukankah Engkau yang membuat pagar di sekeliling dia dan rumahnya dan segala
yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Engkau berkati dan apa yang
dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
11 Tetapi ulurkanlah tangan-MU dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti
mengutuki Engkau di hadapan-Mu.”
12 Maka firman TUHAN kepada iblis: ”Nah, segala yang dipunyainya ada dalam
kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.”
Kemudian pergilah iblis dari hadapan TUHAN.
Perhatikan beberapa hal ini untuk ditinjau:
1. Allah mendatangi iblis terlebih dahulu. Ia memiliki permata manusia, dan Dia ingin
memoles permata itu agar sempurna.
2. Setan diijinkan Allah untuk tujuan ini.
3. Allah yang menyebut nama Ayub pertama kali, dan menyatakan bahwa ia adalah
target yang baik.
4. Setan menuduh bahwa Ayub begitu setia kepada Allah adalah karena hidupnya
menyenangkan. Ia diberkati, keluarganya diberkati, pekerjaannya diberkati, dan ia
dalam keadaan sehat.
5. Setan menantang Allah (ini sudah diperkirakan Allah dan ini yang diinginkan Allah)
untuk mengambil apa saja yang membuat ia merasa nyaman, untuk melihat seberapa
setianya Ayub.
6. Inilah yang diinginkan Allah. Ia memberi ijin pada iblis untuk mengambil segala
yang dipunyai Ayub, tetapi ia tidak boleh menyentuh tubuh Ayub. Ada sesuatu yang
istimewa tentang penyakit tubuh yang ingin disimpan Allah.
Jadi setan menyerang Ayub dengan artileri kelas berat. Ia mengambil kekayaan Ayub, anakanaknya,
pembantunya dan ternaknya. Ayub tidak memiliki apa-apa kecuali istrinya dan
kesehatannya. Pada saat itu kita melihat reaksi yang indah dari Ayub yang kemudian diuji:
20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya,
kemudian sujudlah ia dan menyembah,
21 katanya:”Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang
juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang
mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat
yang kurang patut.
Di bawah ini adalah reaksi yang sempurna dalam pencobaan.
1. Merendahkan diri di hadapan Allah.
2. Menyembah.
3. Mengakui bahwa Saudara tidak mempunyai hak atas segala sesuatu. Semuanya
adalah anugerah. Allah mempunyai hak untuk memberi; dan Allah mempunyai hak
untuk mengambil.
4. Apakah Ia sedang memberi atau mengambil, bagi-Nyalah pujian dan penyembahan.
Kita mengetahui bahwa ini adalah reaksi yang sempurna, karena Alkitab mencatat
bahwa “dalam kesemuanya Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah
berbuat yang kurang patut.,
Setelah lulus dari tes yang mungkin Anda dan saya gagal melaluinya, Ayub sekarang terbuka
untuk ujian di atas segala ujian. Setan menginginkan tubuhnya. Kita membaca dalam Ayub
2:1
1 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan diantara
mereka datang juga iblis untuk menghadap TUHAN.
2 Maka bertanyalah TUHAN kepada iblis: ”Dari mana engkau?” Lalu jawab iblis
kepada TUHAN:” Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.”
3 Firman TUHAN kepada iblis: Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub?
Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut
akan Allah dan menjauhi segala kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya
meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa
alasan.
4 Lalu jawab iblis kepada TUHAN: “Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala
yang dipunyainya ganti nyawanya.
5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti
mengutuki Engkau di hadapan-Mu.”
6 Maka firman TUHAN kepada iblis: ”Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan
nyawanya.”
7 Kemudian iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah
yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
8 Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil
duduk di tengah-tengah abu.
9 Maka berkatalah istrinya kepadanya: ”Masih bertekunkah engkau dalam
kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!”
Betapa dalamnya tujuan Allah dalam penderitaan dan bagaimana si penipu itu tertipu.
Lihatlah pokok-pokok ini:
1. Allah menyebut Ayub kembali. Allahlah yang mengambil inisiatif. Ia memiliki
rencana.
2. Alasan Allah untuk mengijinkan ujian yang begitu berat adalah menguji tingkat
integritas Ayub. Karena “tidak ada seorangpun di bumi yang seperti dia,” maka
Allah mengijinkan iblis memasuki area yang paling sulit, yaitu tubuh Ayub.
3. Allah memberi kebebasan pada iblis untuk menyerang tubuh Ayub, tetapi tidak
untuk mengambil nyawanya. Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil hidup
seseorang tanpa ijin dari Allah. Allahlah sumber kehidupan dan tidak ada yang dapat
mengambil hidup itu tanpa seijin-Nya.
4. Setan tidak membuang waktu ketika menyerang tubuh Ayub. Ia merenggut
kesehatan Ayub secara langsung dan memberikannya penyakit yang paling
memalukan dan yang paling menyakitkan yang mungkin dialami seseorang. Tubuh
Ayub dari atas kepala sampai ujung kaki ditutupi oleh barah yang busuk. Ia mesti
duduk di abu dan menggaruk barah itu dengan beling. Ia tidak memiliki antibiotik
atau antihistamin. Ia tidak memiliki obat pembunuh rasa sakit. Yang dimiliki Ayub
hanyalah rasa sakit, istrinya, dan Allah. Dan seperti yang ditunjukkan dalam ayat ke-
9, istrinya tidak membuat kondisi Ayub menjadi lebih mudah. Ia mendorong Ayub
untuk mengutuk Allah lalu mati. Sebelum Saudara bersikap terlalu keras kepadanya,
ingatlah bahwa ia baru saja kehilangan semua kekayaannya, semua ternaknya, semua
anaknya dan ia tidak memiliki kematangan rohani seperti yang dimiliki suaminya.
Tapi proses itu tidak berakhir dengan penyakit saja, karena masalahnya baru saja dimulai.
Ketika setan diijinkan Allah menyentuh tubuh Ayub, maka dimulailah proses pengalaman
yang memalukan dan menyakitkan, yang membuat Ayub mulai mempertanyakan alasan di
balik semua penderitaannya dan mulai membenarkan diri di hadapan Allah. Saatnya tiba
ketika Allah berbicara kepadanya dan berkata, “Cukuplah Ayub, sekarang pandanglah Aku
sebentar supaya pandanganmu kembali. Aku mengijinkan semua ini untuk membawa engkau
dalam suatu hubungan yang jarang dialami oleh manusia.” Hanya pada saat itulah Ayub
mengerti alasan Allah.
Jadi setan dan kawan-kawan sekerjanya dapat menyebabkan penyakit secara fisik dan
mental. Ini adalah fakta yang tertulis dalam Alkitab. Tetapi hanya jika Allah mengijinkan hal
tersebut. Setan mesti memiliki ijin Ilahi sebelum menyentuh tubuh Saudara. Dan jika Allah
mengijinkannya, maka pasti ada alasan dibaliknya, yaitu karena Ia menghargai integritas diri
Saudara sehingga Ia ingin membawa Anda dalam tingkat keintiman yang lebih dalam lagi
bersama-Nya.
Alkitab menjelaskan bahwa penyakit tubuh dapat disebabkan oleh setan.
Matius 9:32 Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu
yang kerasukan setan.
33 Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah
orang banyak, katanya: “Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel.”
34 Tetapi orang Farisi berkata:”Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”
Matius 12:22 Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan.
Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkatakata
dan melihat.
Jadi tampak jelas bahwa penyakit secara fisik dan mental dapat terjadi karena pengaruh
setan. Dalam Markus 5 dikatakan bahwa:
Markus 5:1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.
2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari
pekuburan menemui Dia.
3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya,
sekalipun dengan rantai.
4 Karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan
belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk
menjinakkannya.
5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak
dan memukuli dirinya dengan batu.
6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-
Nya,
7 dan dengan keras ia berteriak: ”Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah
Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!”
8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: Hai engkau roh jahat! Keluar
dari orang ini!”
Anda mungkin telah mengetahui kelanjutan kisah ini. Hal ini mempengaruhi harga daging
babi di Gerasa pada tahun-tahun mendatang. Tetapi kebenaran sejati dari peristiwa ini sering
kita lupakan, yaitu: jika seseorang sakit atau menderita secara mental, hal ini tidak berarti
setan sedang memegang kemenangan rohani dan mesti diadakan pengusiran setan supaya ia
dapat disembuhkan. Atau penyakit ini juga tidak secara otomatis merupakan akibat dari dosa
tertentu. Saudara mesti mengingat Yohanes 11:1-4,
1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung
Maria dan adiknya Marta.
2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur
dan menyekanya dengan rambutnya.
3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim
kabar kepada Yesus: “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.”
4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: ”Penyakit itu tidak akan membawa
kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak
Allah akan dimuliakan.
Hal ini berarti di tengah peperangan rohani yang berusaha mengambil alih hidup Anda,
tentang Allah yang bertanya kepada setan suatu ketika dan berkata, “Apakah engkau
mengenal hamba-Ku Joe. Hanya sedikit manusia yang seperti dia di bumi. Aku mengasihi
Joe. Ia adalah orang yang sangat Kukasihi.” Dan pada saat itu setan akan bereaksi, “Oh… si
Joe. Aku mengenal dia. Ia mengasihi-Mu karena Engkau begitu memberkatinya. Aku tahu,
jika Engkau membiarkanku mengambil pekerjaannya, tetapi jika Engkau membiarkanku
menaruh beban secara emosional atau penyakit, maka ia akan berhenti melakukan hal-hal
yang rohani.
Dan Saudara dapat mendengar jawaban Allah, “Engkau dapat menjamah tubuh Joe. Tetapi
engkau tidak dapat merengut yang lainnya. Dan engkau tidak dapat mengambil hidupnya, itu
bagian-Ku. Jadi sepertinya setan diberi kebebasan untuk menyerang Anda sampai Saudara
menjadi lemah atau menanggung rasa malu. Tetapi Saudara yang kekasih, ini dilakukan
Allah karena Ia begitu mengasihi Saudara dan karena Allah percaya pada integritas hatimu,
serta karena ia memiliki rencana yang begitu kaya untuk hidupmu supaya hidupmu berbuah,
bahwa Ia lebih baik melihat Saudara menderita dari pada kehilangan yang terbaik dari Allah.
Jadi sekali lagi, setan mengira ia sedang mempermainkan Allah, padahal sesungguhnya
Allahlah yang sedang memanfaatkan setan. Setan membawa hal-hal yang mendukakan dalam
hidupmu, supaya Saudara berhenti percaya pada Allah dan meninggalkan-Nya. Tetapi Allah
mengerti, jika Engkau bereaksi dengan benar, engkau akan bersujud pada Allah dan
menangis memohon anugerah, dan ketika Saudara sedang melakukan hal itu, suatu tingkat
kekuatan rohani baru berada di depan Anda, suatu kuasa yang tidak dapat Anda alami jika
tubuhmu dan pikiranmu baik-baik saja.
Paulus mengerti bahwa rahasia ini hanya dimengerti oleh sebagian orang. Itu sebabnya ia
berkata dalam 2 Korintus 12:
7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena pernyataan-pernyataan yang luar
biasa itu, maka aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk
menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu
undur dari padaku.
9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru
dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku
bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam
kesukaran, di dalam penganiayaan, dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku
lemah, maka aku kuat.
Paulus diberi “duri dalam daging”, suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan yang
membatasi dirinya dan memalukan. Bahkan dikatakan seorang utusan Iblis untuk menggocoh
aku. Itu adalah utusan setan untuk mengecoh dan mengganggunya karena kemenangankemenangan
rohani yang telah ia alami. Jadi tampaknya Allah telah berkata pada setan,
“Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Paulus? Tidak ada yang seperti dia di bumi.”
Dan setan dengan gembira bereaksi menjamah tubuh Paulus. Sekarang dengarkanlah reaksi
Paulus: “Aku telah tiga kali meminta pada Allah supaya Ia mengambilnya, tetapi Ia tidak
melakukannya”. Ia berkata,” Tidak, Paulus, ini baik bagimu. Semakin sedikit engkau
bergantung pada dirimu, maka engkau akan semakin bergantung pada-KU.” “Sekarang”
jawab Paulus, “ Setiap kali penyakit itu datang mengganggu, aku berhenti dan memuji Allah,
karena semakin aku lemah, maka semakin besarlah kuasa-Nya atasku.
“Aku senang dan rela dalam kelemahan”, kata Paulus. Ini adalah pesan dari Allah bahwa
setiap kali ia tidak dapat melakukan sesuatu ketika sedang sakit, maka Allah bebas untuk
melakukan mujizat. Dan setiap batasan yang diakibatkan oleh penyakit itu atas diri Paulus,
memiliki potensi menjadi suatu kemenangan rohani. Karena ketika kegiatannya dibatasi,
waktunya bersama Allah semakin dalam. Jadi Paulus semakin berkurang dan Allah semakin
bertambah. Semakin Allah bertambah, semakin Ia dimuliakan. Karenanya Paulus
bersukacita dalam kelemahannya karena Kuasa Kristus ada padanya melalui kelemahan itu.
Jadi apa yang dilakukan setan sepanjang hari? Salah satunya adalah bertarung dengan
malaikat-malaikat Allah memperebutkan bangsa-bangsa dan Anda. Hal lain yang mereka
lakukan adalah berusaha membuat Allah mengijinkan mereka menjamah tubuh Saudara atau
menggunakan penyakit untuk menjatuhkan Anda secara rohani. Penyakit ini mungkin lebih
serius dari flu. Bahkan dapat berupa penyakit jantung atau kanker. Para malaikat yang jatuh
ini berargumentasi dengan Allah bahwa dengan menjamah Saudara, mereka akan
menghancurkan iman Saudara. Allah mengetahui pada saat yang tepat penyakit itu atau
trauma secara emosi itu akan berujung pada kemuliaan-Nya.
Ia mungkin menyembuhkan Anda. Tetapi mungkin juga tidak. Apapun yang Ia lakukan,
ketika Anda menderita, Ia akan menguatkan Saudara, membangunmu, dan merangkulmu
dalam pelukan-Nya, dan melalui setiap penyakit yang Engkau derita, Ia akan memakai
Saudara untuk menjadi alat-Nya untuk memuliakan Nama-Nya.
Itulah yang dilakukan iblis sepanjang hari. Mereka akan berusaha membuat kehidupan rohani
Anda menjadi tidak produktif. Dan Allah membiarkannya karena Ia ingin membuat hatimu
tertuju ke surga. Bukankah Ia baik? Ia melakukan-Nya karena Ia begitu mengasihi kita. Allah
adalah Roh, dan tujuan-Nya adalah membentuk kita menjadi manusia rohani.
Dan apakah yang dilakukan Allah sepanjang hari? Ia mengasihi kita. Bahkan ketika kita
mengeluh mengenai hal-hal yang dia ijinkan untuk kebaikan kita, ia tetap mengasihi kita.
Dan ketika kita meraung pada-Nya sambil mengeluh bahwa Ia tidak mengasihi kita, apa yang
Dia lakukan? Dia mengasihi kita… itulah yang dilakukan Allah setiap saat… setiap hari.
Dan bukankah Saudara bersukacita karenanya?
Jadi apa yang dilakukan setan setiap hari?
Sebuah pertanyaan yang patut direnungkan
Mereka tidak bermalas-malasan
Bahkan jika Anda sedang merenung
Mereka memiliki tujuan
Mereka terfokus
Mereka ingin Anda memalingkan muka dari Allah
Mereka mengincar jiwa Anda
Memburumu, menggodamu, mencobaimu,
Mengingatkanmu akan dosamu
Membuat hatimu berpikir
Engkau tak pernah ditebus dari dosa
Mereka berperang melawan malaikat kudus
Memperebutkan bangsa-bangsa
Mengincar Israel
Dalam keadaan damai maupun perang
Mereka suka memakai penyakit
Sebagai senjata
Mereka ingin melemahkanmu
Supaya hatimu berpaling
Rahasianya sederhana
Ketika perang sedang berkecamuk
Berhenti dan ingatlah
Apa yang sedang dilakukan Allah
Musuh mungkin mencambukmu
Tapi satu hal tetap
Apa yang dilakukan Allah sepanjang hari
Adalah mengasihimu
Untuk Fokus dan Aplikasi
1. Menyimak kembali langkah setan menuju kehancuran. Bagaimana seseorang dapat
begitu tertipu bahwa jalan yang mereka kira menuju kebesaran ternyata menuju
kehancuran? Berikan ilustrasi modern yang serupa ini! Bagaimana prinsip ini
mempengaruhi Anda secara pribadi?
2. Menurutmu perang yang terjadi sekarang di dunia adalah representasi perang para
malaikat di alam roh? Pilihlah satu konflik yang Anda kenal dan carilah apa yang
sedang diperebutkan para malaikat! Menurutmu apa yang terjadi di alam roh ketika
terjadi Perang Dunia II?
3. Setan senang menyerang tubuh atau memakai kelemahan pada tubuh sebagai dasar
perang. Apakah arti tubuh kita bagi Allah? Berikan dua alasan mengapa tubuh kita
penting dipakai menjadi lahan pertempuran?
4. Bacalah kembali Ayub pasal satu dan dua. Siapa yang memulai percakapan? Siapa
yang menyebut Ayub? Apa penilaian Allah tentang karakter Ayub? Apakah
penyakitnya merupakan hukuman? Mengapa Allah melakukan hal ini? Bagaimana
reaksi setan?
5. Pertama Allah mengijinkan setan mengambil ternak Ayub, anak-anaknya dan
seluruh kekayaannya. Bagaimana reaksinya? Hapalkanlah Ayub 1:20-22.
Bagaimanakah kita mengetahui bahwa ini adalah reaksi yang sempurna? Apa empat
kebenaran yang ia proklamasikan dalam ayat-ayat tersebut?
6. Setelah segala sesuatu diambil, Allah mendorong setan untuk menyerang tubuh
Ayub. Ini adalah ujian yang terakhir dan tersulit. Apa batasan yang diberikan Allah
pada setan? Apa artinya hal ini bagi kita?
7. Apa penyebab penyakit Ayub? Apakah engkau pernah mengenal seseorang yang
memiliki penyakit yang mengerikan? Bagaimana reaksimu?
8. Penyakit fisik maupun mental dicatat dalam Alkitab dipakai iblis dalam peperangan
rohani. Apa artinya menurut pendapatmu? Bagaimana cara setan menipu kita tentang
penyakit dan aktivitas setan?
9. Ketika Allah mengijinkan setan menjamah tubuhmu, apa artinya? Apakah ini
merupakan kesalahan atau kehormatan? Apa tujuan Allah? Apa tujuan setan? Apa
peranmu?
10. Ayub menjadi contoh bagi kita bagaimana proses terjadinya. Paulus menjadi contoh
bagaimana kita mesti merespon. Hapalkanlah II Korintus 12:7-10. Tuliskan kembali
dalam bahasa Anda dan deklarasikan pada Allah jika Anda sedang diserang
penyakit.
© Russell Kelfer, 10602 Mossbank, San Antonio, TX 78230
Judul asli : What Do Demons Do All Day? (Part Two)
Alih bahasa : Ikha Iustitia – http://www.unitedfool.com
Materi ini diterjemahkan dengan seijin penulis

Transformasi Perilaku Seksual

Transformasi Perilaku Seksual1

Roma 12 : 2

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah,
apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah
dan yang sempurna.

Ayat ini berbicara tentang transformasi. Konsepnya ada pada pikiran, tempat akal budi kita berada. Maka pembaharuan pun harus dimulai dari sana.

Kata “transformasi”, berasal dari metamorfosis. Metamorphoo (bahasa Gerika) mengajarkan kepada kita tentang konsep transformasi. Perhatikanlah fenomena yang terjadi pada spesies yang bernama kupu-kupu. Sebelum menjadi kupu-kupu, dia berada pada satu tahapan perkembangan sebagai kepompong. Tahapan sebelumnya adalah ulat. Sebelum ulat dia adalah telur.

Telur, ulat, kepompong dan kupu-kupu hanyalah satu spesies. Dalam satu spesies, ada perbedaan yang begitu nyata. Saya berikan gambaran untuk menolong kita mengerti betapa perbedaannya sangat dramatik. Coba saudara perhatikan ulat. Kalau saya melemparkan ke arah saudara terutama yang perempuan, mungkin ia akan menjerit karena tidak suka dengan ulat. Kemudian saya melepaskan kupu-kupu. Saudara tidak akan lari. Anda akan mendekat dan mengejar kupu-kupu itu. Ulat yang begitu menjijikkan dan kupu-kupu yang indah sebenarnya adalah satu spesies. Perbedaan bentuk yang begitu radikal ini terjadi melalui satu tahapan yang disebut metamorphoo, metamorfosis, transformation. Tidak berhenti sampai di situ. Kalau ulat menempel di akar dan makan di situ, matilah tumbuhan itu. Kalau dia menempel dan makan di daun-daun, kering dan matilah pohonnya. Kalau mencari makan akan terjadi yang merugikan bagi tanaman. Tapi lihat kupu-kupu. Kalau dia hinggap di satu tanaman, dia memberikan keuntungan pada tumbuhan itu. Penyerbukan terjadi. Ini yang disebut perubahan yang radikal.

Siapa pun kita, kita mesti berubah dalam kehidupan kita, dari “Kristen ulat” menjadi “Kristen kupu-kupu”. Dari kehidupan yang menjijikkan menjadi kehidupan yang indah. Kehidupan yang memberikan manfaat kepada siapa pun. Inilah perubahan yang radikal. Inilah tranformasi yang Alkitab ajarkan kepada kita.

Kalau kita bicara tentang revolusi seksual yang begitu destrukstif, merusak, dan menghancurkan, tidak ada cara lain yang bisa menghadang itu, kecuali dengan satu perubahan yang radikal dan transformasi itu menempati diri kita, akal budi, dan pikiran kita. Transformasi akan terjadi jikalau ada pembaharuan di dalam pikiran seseorang. Konsepnya, pikirannya, nilai-nilai, dan standar hidupnya harus mengalami pembaharuan yang radikal. Ada keberanian dan kemauan melangkah, mengambil satu keputusan. Penggabungan ketiga hal ini: pikiran, perasaan dan kemauan, inilah yang disebut akal budi. Firman Tuhan tidak pernah mengajarkan kepada kita untuk meninggalkan atau membuang akal budi ketika kita hidup di dalam kebenaran. Saya terlalu yakin, Tuhanlah yang menciptakan akal budi. Tuhanlah yang menciptakan kita dengan kapasitas untuk bisa berpikir, berperasaan dan berkemauan. Ini memungkinkan kita berelasi dengan Tuhan menggunakan cara dan semua elemen di dalam kehidupan kita.

Akal budi adalah kebutuhan manusia untuk membangun relasinya dengan Allah. Jelas di sini bahwa Alkitab tidak menolak rasio. Kita tidak bergantung pada rasio tetapi rasio itu diciptakan Tuhan untuk bisa melayani Dia. Akal budi yang ditaklukkan di bawah otoritas Firman Tuhan akan menjadi akal budi yang luar biasa. Transformasi dimulai dari sana. Alkitab jelas mengatakan: transform your mind!

Mulai Bertindak

Transformasi terjadi dan dimulai dari pikiran. Kita mengalami itu dalam kehidupan kita. Maka ada sesuatu yang harus kita lakukan. Ulangan 6:4-9 menuliskan elemanelemen penting yang dibicarakan di dalam proses kita melakukan satu aksi. Ada level pribadi, keluarga, sekolah/gereja dan masyarakat secara luas. Mengikuti Ulangan 6:4-9 pertama kali kita menemukan personal area: Dengarkanlah hai orang Israel, TUHAN itu Allah kita, Tuhan itu Esa! Ini deklarasi yang menggambarkan siapa Allah yang sesungguhnya.

Deklarasi ini sebenarnya untuk menunjukkan otoritas Tuhan. Otoritas ini memungkinkan kita mendengarkan dan menaati Dia dengan penuh rasa hormat. Tuhan memang punya otoritas untuk memberikan perintah dan ketetapan semacam itu.

Ada prinsip yang begitu penting yang kita akan lihat. TUHAN itu Allah, Tuhan itu Esa. Yahweh, Elohim, Echad. Esa itu bukan berbicara tentang satu pribadi, tetapi unity. Satu Allah dengan tiga pribadi. Inilah konsep Allah Tri Tunggal. Di bagian mana pun dalam Alkitab tidak ada tulisan “Allah Tri Tunggal”. Tapi kebenaran pengajaran Allah Tri Tunggal itu muncul secara jelas dalam Alkitab. Ini sebenarnya mengajarkan pada kita satu prinsip yang begitu penting.

Istilah itu mengajarkan bahwa Allah itu di dalam dirinya berbicara tentang satu keintiman: Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Ketiganya memiliki keintiman yang luar biasa yang mempengaruhi semua hal. Yang menarik adalah kita diciptakan menurut gambar Allah yang seperti itu. Maka di dalam diri kita ada satu kebutuhan dan potensi besar untuk membangun relasi yang penuh keintiman. Itulah yada. Yada Institute muncul dari istilah itu.

Di dalam Alkitab kita muncul 1.040 kata yada. Semua berbicara tentang keintiman di dalam konteks horisontal maupun vertikal. Di sini pun muncul secara implisit, Allah yang di dalam diri-Nya ada satu proses yang begitu intim di dalam Allah Tri Tunggal. Kalau kita berbicara tentang seks dan pernikahan, tidak bisa tidak, kita sedang membicarakan hubungan horisontal yang penuh keintiman.

Konsep monotheisme merupakan satu-satunya konsep yang bisa berjalan seiring dengan konsep monogami. Dengan kalimat lain, kalo orang memiliki konsep poligami, sesungguhnya mereka akan masuk ke dalam -isme, polytheisme praktis. Saya katakan polytheisme praktis karena mungkin secara verbal mereka tidak mengatakan itu. Tetapi ketika di dalam kenyataan hidup mereka mempercayai ilah-ilah lain yang bukan merupakan satusatunya Allah yang hidup, yaitu Tuhan Yesus Kristus, mereka sedang berpolitheisme di dalam kehidupannya.

Setiap penolakan terhadap monogami sebenarnya adalah perzinahan (adultery). Setiap bentuk penolakan terhadap monoteisme adalah penyembahan berhala (idolatery). Kalau saudara dan saya tidak menerima satu-satunya Tuhan adalah Tuhan Yesus, maka kita terjebak ke dalam penyembahan berhala. Sebaliknya, kalau seseorang tidak menerima konsep monogami, mereka akan jatuh ke dalam percabulan, perzinahan. Saya harap saudara dapat menemukan titik temunya. Ada satu benang merah konsep yang begitu penting ini.

Hubungan Kristus dengan jemaat dan hubungan suami-istri itu sangat sinkron. Saya bersyukur, ketika kita diberikan kesempatan menikmati pernikahan, sesungguhnya Tuhan memberikan kesempatan kita untuk mempelajari realita di dalam alam roh, hubungan kita dengan Tuhan secara pribadi melalui pengalaman kita sebagai suami-istri. Di situ kita banyak belajar mengenai hal-hal yang Tuhan ingin ungkapan kepada kita. Kalau kita memahami itu, sungguh kita tidak bisa berkata-kata lagi. Efesus 5:32 mengatakan: rahasia ini besar, tapi yang aku maksud adalah hubungan antara Kristus dan jemaat. This is a great mistery.

Mistery berasal dari bahasa Gerika, musterion yang artinya to shout the mouth, untuk membungkam mulut kita. Artinya ketika rahasia Allah yang begitu besar disingkapkan, bahwa hubungan kita dengan Allah adalah hubungan yang penuh keintiman sebagaimana suami dan istri, kita akan melihat Tuhan dengan cara yang berbeda. Kita akan begitu kagum. Kita adalah mempelai perempuan. Kita mempunyai kekasih surgawi yang sungguh mencintai kita dan mau mati untuk mendapatkan cinta kita. Ini adalah cinta yang besar.

1. Area Pribadi, Tindakan Pribadi

Coba perhatikan Ulangan 6:5: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu. Ini merupakan salah satu yang Alkitab ajarkan kepada kita. “Kasihilah”, itu menggunakan satu kata dalam bahasa Ibrani aw-hab yang artinya to have affection. Ini juga termasuk dalam hal seksualitas. Tuhan menuntut kita dengan kasih yang seperti itu, kasih yang membutuhkan keintiman. Kasih ini membuat orang, para kekasih ingin selalu berada dekat satu dengan yang lain. Ingin menikmati pelukan cinta kasih. Saling ingin menikmati kehangatan cinta kasih. Tuhan mencintai kita dengan cara yang seperti itu. Dia menginginkan kita mencintai dengan cara yang seperti itu. Satu cinta yang
penuhkeintiman.

Mengapa banyak pribadi yang mandul secara rohani? Mengapa ada satu kesatuan tubuh Kristus yang mandul secara rohani? Kalau suami-istri mengalami kemandulan, ada banyak penyebab. Tapi ada satu penyebab yang saudara pasti setuju dengan saya.

Satu kali dalam satu konseling, ada orang yang telepon,
“Dok, saya sudah menikah selama dua tahun, tapi saya kok
nggak hamil?”

Biasanya pertanyaan seperti itu, saya jawab dengan
pertanyaan sederhana, “Suaminya tinggal di mana, Bu?”

“Oh, suami saya di luar kota, di luar pulau.”

Pertanyaan kedua, “Berapa sering melakukan hubungan
seksual?”

“Iya, jarang. Setahun paling ketemu dua kali.” Saya bilang, “Ya itu Bu, nggak jadi.”

Sebenarnya itu peristiwa dalam dunia fisik yang menolong kita mengerti fenomena dalam dunia roh. Suami istri yang jarang berhubungan intim secara fisik, jangan harapkan istrinya mengalami kehamilan lalu melahirkan anak. Kalau saudara sebagai gereja Tuhan tidak pernah intim dengankekasih sorgawi saudara, jangan harapkan saudara melahirkan anak-anak rohani. Kalau kita ingin berbuah, ada
satu kebutuhan penting: bangun hubungan yang penuh keintiman. Secara personal, kita harus memulai seperti itu.Orang yang mengalami transformasi, harus mengalami tingkat hubungan yang seperti ini. Mengasihi Tuhan dengansegenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan. Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan. Kita diminta mengasihi Tuhan dengan kualitas kasih yang seperti itu.

Saya berikan satu analogi yang sederhana. Dalam satu pertandingan tinju salah satu petinju terkapar. Wasit mendatangi dia dan mulai menghitung. Sebenarnya meskipun terkapar, dia tetap dibayar. Apakah yang akan dilakukan oleh petinju sejati? Tapi dia tidak akan mau tetap terkapar. Dia akan segera berusaha bangkit lagi, bertinju lagi.

Saya membayangkan itu seperti orang yang berani berjuang dengan segenap kekuatan. Mencintai Tuhan dengan segenap kekuatan. Ini adalah melakukannya dengan segenap kondisi fisik yang dan kesehatan yang terbaik, yang bisa kita berikan kepada Tuhan. Dengan segenap roh dan segenap hati. Itu berbicara tentang dimensi jiwa dan dimensi akal budi.

Apa yang menjadi tindakan pertama kita secara pribadi? Roma 12:2. merupakan suatu perintah, “Hendaklah engkau memperhatikan firman yang Aku perintahkan hari ini!” sabda Tuhan. Biarlah firman itu ada di dalam hatimu. Ketika firman itu masuk ke dalam hati dan hidup kita, dia akan melakukan program-ulang. Hidup saudara pun seperti itu. Tergantung apa yang memprogram hidupmu. Itu sebabnya Alkitab mengatakan satu kalimat: jangan kamu menjadi serupa dengan dunia ini. Kita harus ditransformasikan. Program dalam diri kita harus diubahkan. Yang lama dibuang dan ada satu program yang ditanamkan, masuk dalam diri kita. Program-ulang hidup saudara. Dengan apa? Dengan firman Tuhan. Ketika saudara belajar firman Tuhan, hidupmu akan diprogram oleh firman Tuhan. Itu akan mengubahkan hidupmu secara radikal.

Ada satu kelompok anak SMU yang punya hobi nonton. Kalau kita menonton film pasti ada iklan film yang akan datang. Coming soon. Jadi kita ingin nonton lagi dan nonton lagi. Itu jadi kebiasaan, nonton terus. Lalu kita diskusi, apa yang harus kita lakukan, ya? Soalnya kita semua tahu bahwa yang kita tonton itu tidak jadi berkat dalam hidup kita. Apa yang perlu dilakukan?

Beberapa tahun kemudian mereka bertemu lagi Tapi sharing-nya berubah, “Saya kok sekarang nggak tertarik lagi nonton, ya?” Apa yang terjadi? Lalu setelah diskusi, kita tahu. Sudah terjadi reprogramming. Ketika firman itu masuk, Dia memprogram-ulang hidup kita.

Kalau hidup kita diisi oleh sampah-sampah dunia, hidup ini akan menebarkan sampah yang mengerikan. Kalau hidupmu diisi firman, ke mana pun Anda pergi, Anda menjadi berkat yang besar. Itu pilihan Anda pribadi. Kalau kita berbicara tentang transformasi prilaku seksual, itu harus dimulai dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain.

Saya akan membuat satu gerakan yang menunjukkan keberanian orangtua, gereja, guru untuk mengumpulkan VCD porno koleksi mereka dan bakar bersama-sama. Ambil satu deklarasi hidup kudus di hadapan Tuhan. Itu harus dimulai dari diri kita. Jangan harapkan anak-anak dan murid-murid kita hidup dalam kekudusan kalau kita tidak melakukannya dalam hidup kita. Tindakan saudara berbicara lebih keras daripada perbuatan saudara.

2. Area Pendidikan: keluarga, sekolah, dan gereja

Di dalam area pendidikan, saya menggabungkan keluarga, sekolah dan gereja. Ii prinsip Alkitab. Pendidikan menurut Alkitab seperti homescholling. Orangtualah yang mengajarkan kebenaran dan nilai-nilai hidup. Cuma dalam perkembangannya ketiga aspek ini dipecah-pecah Tapi saya ingin menyatukannya. Kita bisa bergandeng tangan dengan sekolah dan gereja. Kita bisa punya kesamaan gerak, bergandeng tangan dalam peran kita secara bersama.

Ulangan 6:7 mencatat:

Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau dalam perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apabila engkau bangun.

Pendidikan harus dilakukan dengan cerdas, rajin, dan sungguh-sungguh. Pendidikan yang efektif itu harus dijadikan bagian dari gaya hidup. Waktu jalan, waktu makan, waktu di manapun, proses penetrasi nilai-nilai itu diberikan. Itu yang Alkitab ajarkan. Itu menuntut keseluruhan hidup kita. Betapa luar biasanya kalau sekolah Kristen, gereja, orangtua bisa bergandengan sebagai satu tim, menciptakan dunia pendidikan dengan nilai yang jelas, yaitu nilai-nilai kebenaran firman Tuhan.

Haruslah engkau juga mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu.

Ada orang yang secara harfiah mengartikan ayat ini. Mereka memakai gelang yang ada ayat firmannya atau dengan tato di dahi. Itu sah-sah saja. Tapi lebih dari itu, sebenarnya Alkitab ini memberitahu kita bahwa pengajaran haruslah diberikan dengan teladan. Karena tindakan saudara berbicara jauh lebih keras.

Saya punya satu cerita menarik betapa pentingnya teladan ini. Satu kali anak saya, waktu kelas dua SD, pulang dan mengucapkan satu kata yang tidak pernah diucapkan di rumah kami. Pokoknya, kasar sekali kata-kata itu. Padahal ini anak perempuan. Lalu saya tanya, “Dari mana kamu belajar belajar kata-kata itu?” “Dari teman.” “Kamu tau artinya?” “Nggak tau. Pokoknya ngomong aja, teman-teman lain juga ngomong itu.”

Setelah dilacak ternyata temannya yang punya kata-kata itu orangtuanya bisnis bahan bangunan. Teman anak saya ini, setiap hari melihat dan mendengar para tukang datang ke

toko bapaknya dengan gaya bahasa mereka. Anak ini mulai
mengadopsi kata-kata itu, masuk dalam memorinya, dan
muncul dalam percakapan.

Kemudian saya panggil anak saya. Saya bilang, “Apa kamu pernah dengar papa atau mama ngomong begitu di rumah?”
“Ndak pernah.”

“Nah, papa dan mama nggak ngomong begitu karena kata-kata itu tidak pantas diucapkan. Karena itu, papa minta mulai hari ini kamu juga jangan ucapkan kata-kata itu lagi.” Dia tidak pernah ucapkan kata-kata itu lagi.

Saya merenung. Seandainya saya tanya anak saya, dari
mana kamu belajar kata-kata itu; kemudian dia jawab, lho,
kan dari papa-mama. Wah…!

Hal semacam itu sering terjadi dalam kehidupan keluarga
kita. Kita menyampaikan peraturan dan norma. Tapi ternyata kita sendiri tidak melakukannya. Anak kita mengatakan, saya belajar hal yang buruk dari papa. Saya tidak pernah melihat papa melakukan apa yang papa katakan.

Karena itu Tuhan mengajarkan kepada orangtua hari ini. Kepada bangsa Israel pada waktu itu. Pengajaran itu mesti melalui teladan hidup. Hari ini firman Tuhan menuntut orangtua, guru, hamba Tuhan untuk menjadi teladan bagi sekitarnya. Kalau itu kita lakukan saudara, akan sangat berkuasa.

Ulangan 6:9 memberikan uraian yang lengkap bagaimana seharusnya nilai-nilai itu ditanamkan dan diajarkan. … dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu, dan pada pintu gerbangmu.

Tentu saudara boleh menggantungkan ayat-ayat di pintu rumah. Tapi lebih dari itu, yang dimaksudkan oleh firman Tuhan itu adalah kita mesti menciptakan satu masyarakat dan lingkungan yang merefleksikan nilai-nilai kebenaran di rumah, di sekolah, di masyarakat secara luas. Transformasi prilaku seksual membutuhkan keterlibatan semua bidang: sekolah, keluarga, gereja, dunia bisnis, media. Radio, televisi, internet, harus terlibat. Tapi pertanyaannya, apakah ini tidak mungkin kita perbaiki? Jawabnya, sangat mungkin. Bersama Tuhan, segala sesuatu mungkin terjadi.

Ada seorang bernama Yoweri Museveni, Presiden Uganda, seorang anak Tuhan. Ketika ia melihat kenyataan 30% dari populasi penduduknya mengidap HIV positif, bangsa ini dalam ancaman mengalami kebinasaan total. Ketika Tuhan memberikan dia kesempatan memimpin negara ini, dia gunakan semua hal untuk membawa bangsa ini kembali pada kebenaran firman Tuhan. Dia gunakan baliho, billboard, untuk mendengungkan nilai-nilai kebenaran. Dalam waktu singkat, angka 30% turun menjadi 10%.

Ciptakan satu lingkungan yang kudus dalam rumah saudara. Paling tidak kalau kita berbicara di tingkat rumah, saya harap kita akan berpikir serius. Apakah Anda akan izinkan MTV mengasuh anak Anda dan mempenetrasikan nilai-nilai kepada mereka? Apakah Anda mengizinkan tabloid tertentu, masuk ke dalam rumahmu dan mengizinkan nilai-nilai yang ada dalamnya itu mengkontaminasi anak-anak kita? Semoga Anda tidak lagi mengizinkan itu.

Itu ada di dalam kendali dan otoritas Anda sebagai orangtua. Waktu saya dan istri melihat anak kami mulai tumbuh besar, kami menyadari mulai tidak bisa mengkontrol bagaimana ia harus nonton TV, ada sesuatu yang harus kami lakukan. Kami memutuskan mencabut saluran televisi di rumah kami. Kami tidak pernah nonton TV sejak saat itu. Dalam konteks kami, itu memudahkan kami. Anak-anak tidak usah bertanya kepada saya tentang tayangan anehaneh yang ada di televisi. Kami lakukan ini untuk kehidupan anak-anak yang lebih baik. Dalam situasi saudara sendiri, saudara harus lakukan sesuatu.

3. Praktekkan kehidupan kudus

Saya tantang orangtua untuk memulai hidup kudus. Kalau ada di antara saudara yang masih punya koleksi majalah/VCD porno, buatlah keputusan untuk menyingkirkannya. Kalau perlu, bakarlah. Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata Anda.

Dalam dunia pendidikan, sekolah harus menetapkan standar Alkitab: kekudusan seks. Ini harus menjadi dasar di dalam seluruh struktur pendidikan di sekolah saudara. Kami punya satu program untuk menolong anak-anak dengan pendidikan seks agar mereka menangkap bahaya seks bebas. Lalu menolong mereka mengambil keputusan hidup kudus di hadapan Tuhan.

Ini hanya langkah awal untuk menolong mereka. Sesudah itu mereka harus dimonitor, dijaga, harus dikawal, supaya mereka tetap melakukan sesuatu yang benar dalam hidup mereka. Sekolah dan dunia pendidikan juga perlu melakukan seminar yang membuka wawasan para pendidik di lingkup sekolah masing-masing, supaya semuanya tahu betapa serius dan berbahayanya revolusi seks ini. Semakin banyak orang melihat, akan semakin banyak hati yang memberikan respon.(*)

1 Transkrip ceramah Andik Wijaya, diambil dari buku “Transformasi Perilaku Seksual”, kumpulan tulisan Andik Wijaya, Julianto Simanjuntak, dan Roswitha Nraha.

Seni Merayakan Hidup Yang Sulit

Seni Merayakan Hidup yang Sulit1

Bagian ini mengutip dua bab dari buku seni merayakan hidup yang sulit. Buku ini merupakan konsep dan teknik konseling yang paling sering digunakan dalam konseling Pdt.Julianto Simanjuntak.

I. Masalah Tidak untuk Disimpan, Tetapi Dibagikan

Menyimpan masalah adalah kecenderungan manusia pada umumnya. Waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka juga menyembunyikan diri. Menghindar agar masalah kita tidak diketahui oleh siapa pun adalah naluri normal kebanyakan kita. Namun, apakah itu sehat?

Mari kita belajar dari pengalaman Daud, Raja Agung Israel Kuno. Mulanya ia sangat berat mengakui kesalahannya berzinah dengan Batsyeba. Namun melalui bimbingan seorang sahabatnya, Natan, akhirnya Daud tidak malu untuk menuliskan kegagalannya. Ia menuliskan dengan jelas kisah perzinaannya dengan Batsyeba, yang kini dapat kita temukan di dalam Alkitab. Meskipun Daud adalah seorang yang dipakai Tuhan secara luar biasa, tetapi ia tidak takut untuk membagikan masalah dan dosanya.

1. Alasan membagikan Masalah

a. Sukacita hidup tanpa topeng

Hampir sembilan bulan Daud menyimpan rahasia perzinahannya dengan Batsyeba, dan pembunuhan yang ia lakukan terhadap Uria suami Batsyeba. Sebagai manusia normal dan punya jabatan penting di negaranya, tak mudah bagi Daud membuka masalahnya. Berzina dan membunuh adalah dosa yang sangat berat konsekuensinya. Dalam buku hariannya, Daud menceritakan betapa emosinya tertekan selama menyimpan dosa itu.

Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku…”

Sampai suatu ketika Natan sahabatnya berkunjung ke istana. Saat itulah Daud membukakan rahasia itu. Setelah Daud mengaku dosanya kepada Tuhan dan juga kepada Natan, Daud merasa lega. Ia merasakan kembali sukacita dan semangat hidup yang pernah ia miliki sebelumnya. Pengalaman diampuni merupakan suatu pengalaman yang begitu indah, dan Daud merasa layak dibagikan.

Daud kemudian menulis :

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-nya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu! … Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; … dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.”

Pengalaman menyembunyikan dosa sangat membuat kita menderita. Sebaliknya, pengalaman mengakui dosa secara terbuka, justru akan membuat kita pulih dan disembuhkan. Pengalaman Daud di atas kiranya akan mendorong kita tidak malu dan takut berbagi masalah.

Merenungkan pengalaman Daud ini, kami teringat pengalaman seorang klien kami. Ia adalah salah satu pendengar program Konseling LK3 di radio Pelita Kasih (RPK 96.3 FM, atau Channel 210 INDOVISION). Hampir enam jam kami mendengarkan kisahnya. Seolah membongkar lemari yang penuh barang busuk, ia memaparkan kisah hidupnya kepada kami. Tak terbayangkan. Dia adalah seorang aktifis gereja, bahkan pernah merintis berdirinya sebuah gereja. Aktif mengabarkan Injil ke berbagai daerah. Namun, tak seorang pun tahu, juga suaminya sendiri, bahwa ia berselingkuh dengan lima pria sepanjang hidupnya. Barulah setelah ia menderita kelumpuhan (karena stroke), ia mencari kami untuk membagikan kisahnya. Begini ceritanya.

Ada seorang ibu bernama Jeanny. Ia mendengar siaran kami di RPK dan meminta kami mengunjunginya. “Saya sedang lumpuh,” katanya di telepon, “saya tidak bisa ke mana-mana.” Melalui telepon selama lebih sejam itu ia bercerita bahwa Tuhan sedang berbicara melalui peristiwa pahit yang ia alami ini. “Semua salah saya. Tuhan memberi saya suami yang sangat baik, tetapi saya mengkhianati dia.”

Itulah kali pertama dia menceritakan masa lalunya yang kelam. Jeanny menjalani kehidupan seks bebas saat usianya masih belasan tahun. Itu juga hari pertama dia mengakui perselingkuhannya dengan beberapa sahabat dekatnya. Meski lewat telepon, Jeanny mengaku merasa plong setelah cerita kepada.

Beberapa hari setelah itu, saya mengunjungi mereka. Ibu Jeanny (44 tahun) tinggal bersama suaminya, Pak Hari, di kawasan Jakarta Timur. Hampir empat jam kami bercakap-cakap. Jeanny membagikan semua hal yang memalukan dan memilukan hidupnya. Saya hanya mendengarkan, sesekali memandang wajah suaminya yang tegang. Kisah mereka memang mencengangkan.

Bagaimana sikap sang suami mendengar pengakuan istrinya yang berselingkuh dengan lima lelaki? Berikut ini penuturan Pak Hari kepada kami.

“Kami sudah menikah 25 tahun. Enam bulan lalu istri saya mendadak lumpuh. Hanya dalam hitungan bulan, berat badannya tinggal 37 kg. Waktu sakit itulah istri saya tiba-tiba menangis tersedu-sedu dan mengaku pada saya bahwa selama masa perkawinan kami, ia sudah berselingkuh dengan lima laki-laki. Sejak remaja Jeanny memang menjalani gaya hidup free-sex (teradiksi seks). Saya tahu itu. Tapi istri saya kan sudah bertobat dan aktif melayani, sudah menginjili ke mana-mana, sudah merintis gereja dengan saya. Saya pikir ia sudah bebas.”

Mulanya sulit bagi Pak Hari menerima pengakuan istrinya. Jiwanya tertekan. Dia harus memilih antara meninggalkan sang istri atau mengampuni. Namun, terbayang salib Kristus di matanya dan terngiang-ngiang doa Kristus di telinganya, “Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Pak Hari tidak punya pilihan lain. Dia mengampuni dan menerima Jeanny apa adanya karena Kristus. Sementara Ibu Jeanny merasa sangat bersukacita setelah mengakui dosa dan kesalahannya kepada sang suami.

Menceritakan hal yang memalukan seperti pengalaman Jeanny tentu tidak mudah. Namun di akhir sharing-nya Jeanny berkata, “Saya minta Pak Julianto menceritakan pengalaman buruk kami ini pada banyak orang agar tidak terulang. Saya bodoh. Jangan ada yang meniru saya.”

b. Supaya kita bertumbuh lewat masalah

Mengapa masalah tidak untuk disimpan, tetapi dibagikan? Sebab Allah rindu kita bertumbuh dalam karakter kita sebagai orang percaya. Salah satu karakter yang Allah kehendaki adalah hidup jujur. Transparan dan hidup apa adanya. Allah mau kita jujur dengan perasaanperasaan kita. Tidak hanya yang positif, tapi juga yang negatif. Namun kita umumnya cenderung memakai topeng, berusaha menampilkan kelebihan dan kebaikan-kebaikan kita saja; namun menutup rapat kelemahan kita. Mengakui masalah kepada orang yang dapat kita percayai, adalah sarana kita merendahkan diri kepada Allah.

Perhatikanlah acara kesaksian-kesaksian di gedunggedung gereja atau persekutuan. Hampir semua menyaksikan mujizat, kuasa doa, keberhasilan dalam bisnis, kesehatan, dan berkat Tuhan lainnya yang membuat kita terkagum-kagum. Padahal kita juga punya kisah sedih, kegagalan, dan kesedihan yang layak dibagikan dan bermanfaat bagi orang lain. Tetapi, kita malu.

Kitab Suci mengajarkan pentingnya kejujuran mengakui dosa, emosi-emosi negatif, dan kegagalan kita. Yakobus 5 ayat 16 berbunyi “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh!” Ayat ini menegaskan dua hal penting.

Pertama, pengakuan kita tidak cukup kepada Tuhan. Harus ada pengakuan kepada sesama. Kata saling menunjukkan minimal terjadi percakapan antara dua orang atau lebih. Dosa perlu dibukakan kepada orang lain. Sebab kalau hanya kepada Tuhan, kita cenderung mudah lupa siapakah kita.

Kedua, mengakui perasaan kita, terutama kesalahan kita, adalah awal kesembuhan (… supaya kamu sembuh!). Belajar mengakui kegagalan, dosa, dan kehancuran kita adalah bagian solusi Allah memulihkan kita. Bila kita jujur mengakui keberadaan kita sesungguhnya, kita dibantu menyadari keadaan diri kita yang paling dalam. Kita akan menjumpai diri kita yang rapuh dan terbatas. Kita adalah bejana tanah liat yang mudah retak, yang selalu membutuhkan Sang Penjunan (Pencipta). Sebagai manusia berdosa, kita rapuh. Kita butuh orang lain mendampingi kita menjalani luka hati kita, atau saat-saat kita gagal. Sehingga kita bisa lebih tegar karena merasa tidak sendirian.

Ucapan bahagia dalam Khotbah Yesus di Bukit menguatkan kebenaran ini. Dalam khotbah itu, Yesus menegaskan bahwa masalah seperti dukacita, kelaparan, kemiskinan, dan penghinaan dapat membuat kebahagiaan kita justru tumbuh. Yesus berkata,

“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagilah orang yang lemah lembut, karena mereka anak memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat” (Matius 5:3-11).

Ungkapan Yesus di atas menegaskan bahwa kebahagiaan kita diasah dan diuji oleh masalah, kegagalan dan penderitaan. Orang yang merasa bahagia dalam keadaan baik namun merasa tidak bahagia saat keadaan buruk, sesungguhnya itu kebahagiaan imitasi, kebahagiaan palsu. Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan bukan karena situasi dan kondisi.

c. Menyembunyikan masalah, menambah masalah

Menyimpan masalah akan menambah masalah dan menyimpan luka hati hanya akan memperparah luka itu. Menyimpan dosa bisa memperbanyak dosa. Masalah, dapat berkembang jika didiamkan, sebab masalah selalu tumbuh dalam kegelapan. Lama-kelamaan masalah menjadi besar dan makin melukai kita. Tapi kalau kita mau mengakuinya, membawanya ke dalam terang persekutuan dengan sesama, maka beban kita akan berkurang.

Saat kita punya masalah dan jatuh dalam dosa, biasanya Iblis mendorong kita menyembunyikannya. Iblis berkata, “Sudahlah, kegagalanmu itu unik, tak ada yang mengerti itu. Tak usah ceritakan, nanti kamu malu.” Inilah tipuan si jahat. Sesungguhnya kita semua orang berdosa. Tak ada yang unik dalam diri kita, termasuk masalah kita.

Menyimpan masalah dan dosa, acap kali justru hanya menyuburkan kesombongan kita. Kita cenderung ingin agar orang lain tahu bahwa kita selalu dalam keadaan baik, tanpa masalah. Biasanya kalau orang bertanya, “Apa kabar…?” kita akan menjawab, “Kabar baik!” Tetapi apakah benar keadaan kita sungguh-sungguh baik? Memang, ada masalah-masalah tertentu yang bisa kita selesaikan dengan baik. Tapi bukankah tak jarang ada masalah yang terlalu besar untuk kita hadapi sendiri?

Yesus sendiri pernah minta agar murid-murid-Nya mendoakan Dia saat jiwanya tertekan dan sangat sedih. Yesus pun pernah merelakan sebagian beban salib-Nya dipikul Simon Kirene, saat Dia sendiri sudah tak berdaya. Kita masing-masing perlu “Simon Kirene-Simon Kirene”. Saat masalah kita terlalu besar untuk kita tangani, kita membutuhkan satu atau dua atau lebih teman untuk membantu kita. Entah untuk mendengarkan, menghibur, mendorong, atau menerima kita tanpa syarat. Kita membutuhkan sahabat untuk mendoakan, atau bahkan sekadar memeluk saat kita merasa kesepian.

Jadi, tak ada gunanya menyembunyikan masalah, entah itu luka atau kepahitan kita. Tidak ada yang diuntungkan dari sikap itu. Sebaliknya jika Anda menceritakannya, tidak hanya orang lain terhibur, tetapi juga diri anda. Motto pelayanan LK3 adalah “Bagikanlah penderitaan Anda, maka penderitaan Anda akan berkurang. Bagikanlah kebahagiaan Anda, maka kebahagiaan Anda akan berlipat ganda.”

Mengapa Anda tidak mencari seseorang yang Anda percayai, dan membagikan masalah Anda? Carilah dan milikilah Natan dalam hidup Anda. Carilah Simon Kirene tempat Anda berbagi beban hidup. Membagikan masalah adalah pintu menuju kemerdekaan. Carilah sekarang juga!

d. Pelayanan besar lahir dari luka yang besar

Menceritakan masalah memang kadang menambah luka dan rasa malu. Hal itu menggoda kita tetap menyimpan luka. Namun Rick Warren pernah menulis, bahwa Allah itu tak pernah menyia-nyiakan luka kita. Allah mau dan siap menggunakan luka hidup kita berdaya guna bagi sesama kita. Karya dan pelayanan kita yang besar selalu datang dari pengalaman luka yang besar. Sahabat kami Yohanes Surya, seorang Fisikawan, dalam komentarnya tentang buku ini berkata : “Dalam dunia sains, banyak penemuan besar terjadi karena adanya masalah. Tanpa masalah dunia ini terasa hambar dan tidak akan muncul penemuan-penemuan besar dan orang-orang besar…”

Dalam komunitas keluarga penderita HIV/AIDS, misalnya seorang sahabat kami yang adiknya terinfeksi HIV bersaksi, “Saya selalu dikuatkan dalam kelompok ini, karena melihat perjuangan dan pergumulan teman-teman saya jauh lebih besar dari saya ….” Sahabat kami itu dikuatkan melihat keteguhan iman dari teman kelompok yang senasib dengannya. Siapakah yang dapat menguatkan orangtua yang punya anak penyandang autisma kalau bukan orangtua dengan problem yang sama? Siapa yang dapat membantu seorang pecandu kalau bukan mereka yang pernah jadi pecandu? Kami selalu mengingatkan para orangtua pecandu, bahwa punya anak teradiksi narkoba adalah sebuah anugerah. Itu adalah peluang yang Allah berikan untuk belajar percaya. Itu adalah pengalaman untuk dapat dibagikan kelak bersama rekan senasib kalau masalah itu akhirnya selesai.

Jika kita ingin dipakai oleh Allah sebagai alat-Nya, maka jangan pernah mengeluh atau menolak kesulitan yang datang. Bagikanlah … ceritakanlah … dan rayakanlah! Allah dapat menggunakan masalah Anda untuk menghibur orang yang senasib dengan Anda.

2. Kepada siapa kita membagikan masalah?

Membagi masalah membawa banyak keuntungan bagi kita. Masalahnya adalah kepada siapa kita membagikan atau menceritakan masalah kita. Kita selalu merasa khawatir, “Jangan-jangan nanti ia menggosipkan hal ini sehingga banyak orang lain tahu. Ah, nggak usahlah.”

Kekhawatiran itu wajar. Sebab sebagian dari teman, bahkan keluarga kita belum sanggup menyimpan rahasia. Banyak orang yang kecewa dengan pendetanya, karena sharing yang ia sampaikan keluar dalam ilustrasi di mimbar.

Raja Daud juga mengalami hal yang sama. Ia bergumul saat jatuh ke dalam dosa perzinaan dan pembunuhan yang ia lakukan. Namun Daud ingat punya teman yang sangat baik dan bisa dipercaya, Natan. Akhirnya Daud menceritakan kepada Natan pengalaman itu. Ia pun merasa lega dan mendapat berkat dari pengakuan itu.

Bersyukur sekali bahwa Daud punya seorang sahabat sekaligus penasihat kehidupan spiritualnya, Natan. Karena kedekatan dengan sahabatnya, karena kepercayaannya yang besar pada Natan, Daud dengan terbuka menceritakan kegagalan dan dosanya.

Kita pun membutuhkan “Natan-Natan”, sahabat yang kita percayai dan yang setiap saat dapat menjadi tempat kita berbagi. Masalah tak pernah dapat selesaikan sendiri dengan baik. Berdua lebih baik dari sendiri, demikian nasihat bijak dari Raja Salomo.

Sebagai orang percaya kita perlu bekerja sama dan saling membantu. Ada kalanya kita butuh senjata doa, nasihat, pengharapan, bahkan kekuatan senjata cinta yang masih dimiliki teman kita ketika dalam diri kita sudah habis. Saat kita mulai putus asa dengan hidup, carilah teman yang masih memilikinya. Membagikan masalah dan perasaan kita kepada orang yang tepat dan dewasa adalah sarana Tuhan berbicara kepada kita.

Ada seorang sahabat kami. Awalnya ia sangat malu punya anak pecandu dan terinfeksi. Sebab sebagai seorang Pendeta dan Gembala Sidang, ia merasa berat terbuka kepada jemaatnya tentang keadaan kedua anaknya yang memakai narkoba. Ia menutupi masalahnya rapat-rapat. Namun setelah mengikuti Komunitas LK3, ia mengalami pemulihan, dan lebih terbuka dengan masalah yang menimpa keluarganya. Ibu Anna: Mengapa harus malu …?

Ibu Anna adalah seorang gembala jemaat di sebuah daerah di Jakarta. Sebagai pendeta dan gembala jemaat, tentulah sangat sukar baginya membagi masalahnya. Kesulitannya tidak kecil. Kedua anaknya teradiksi narkoba. Bahkan satu di antaranya telah terinfeksi virus HIV/AIDS. Namun, konsep itu berubah banyak setelah ia ikut dalam komunitas kami. Ia tidak lagi takut membagikan masalahnya.

Suatu hari dalam sebuah pertemuan komunitas LK3, Ibu Anna meminta kami menyanyikan lagu “Kutahu Bapa P’liharaku” yang kata-kata lengkapnya demikian:

Kutahu Bapa p’liharaku, Dia baik, Dia baik

Kuyakin Dia s’lalu sertaku, Dia baik bagiku

Lewat badai cobaan

Semuanya mendatangkan kebaikan

Ku tahu Bapa p’liharaku, Dia baik bagiku.

Pemimpin kelompok bertanya, mengapa Ibu Anna memilih lagu itu. Maka keluarlah suatu kesaksian indah dari ibu dua anak ini.

“Dua tahun yang lalu Tuhan memanggil suami saya akibat kanker otak. Penyakitnya ketahuan tahun 2001. Setahun kemudian ia masuk rumah sakit selama tiga hari; lalu meninggal. Saya sudah berusaha semampu saya untuk mengobati suami saya. Semua sia-sia. Saya berontak kepada Tuhan. Mengapa Tuhan memanggil suami saya? Suami saya baik, pendeta yang cinta Tuhan. Mengapa bukan si Anu, yang jelas-jelas kacau hidupnya?

Sejak 1996 Bu Anna sangat bergumul, sebab kedua anaknya laki-laki dan perempuan terlibat pemakaian obatobatan terlarang. Mulanya Ibu Anna berusaha mengatasi sendiri. Ia tidak memberi tahu suaminya. Tetapi saat di rumah barang-barang mulai hilang dan anak-anak menuntut uang lebih banyak; Ibu Anna memberi tahu suaminya tentang persoalan ini.

Kabar ini membuat suami Ibu Anna shock. Sejak itu kesehatannya menurun. “Saya membawa anak-anak untuk direhabilitasi. Mungkin ada dua puluh kali, relapse lagi. Saya betul-betul capek. Dua kali dibawa ke Manado, bertemu teman, jatuh lagi,” kata Ibu Anna. Waktu ayah mereka akhirnya masuk rumah sakit, Ibu Anna mengira anakanaknya sadar, tapi ternyata tidak. Mereka tidak peduli keadaan ayahnya. Malah saat Ibu Anna sibuk merawat suaminya di rumah sakit, kedua anak ini menjual barangbarang di rumah; untuk membeli obat terlarang.

Pada malam Tuhan akan memanggil suaminya, seorang anggota jemaat berkunjung ke rumah sakit dan mengatakan kepada Ibu Anna bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan. Kalimat itu benar-benar meyakinkan Ibu Anna bahwa Tuhan akan menyembuhkan suaminya. “Saya benar-benar berharap,” katanya. Tetapi saat suaminya tidak sadarkan diri beberapa jam kemudian, Ibu Anna membaca firman Tuhan yang menuliskan, “Berharga di mata Tuhan kematian orang-orang yang dikasihi-Nya!”

Ibu Anna bingung. Firman yang mana yang benarbenar dari Tuhan? Apakah Tuhan akan mengambil suaminya? Dia tidak bisa terima.

Namun akhirnya toh, Tuhan memanggil suaminya. Hatinya hancur, merasa belum siap. Sebab saat itu kedua anaknya masih kecanduan putaw. Bahkan satu di antaranya terinfeksi virus HIV/AIDS. Saat sang suami meninggal, kedua anaknya lagi asyik dengan obat setan itu. Ibu Anna benar-benar marah kepada Tuhan. “Lebih kurang satu bulan saya tidak mau berdoa, tidak membaca Alkitab, tidak mau tahu tentang Tuhan,” katanya. Namun setelah itu, Ibu Anna kembali belajar berserah. Dia pun belajar untuk bersyukur. Ia belajar menyanyi, “Ku tahu Bapa p’liharaku, Dia baik, Dia baik …”

Sekarang ia meneruskan pelayanan suaminya, menggembalakan sebuah sidang jemaat. Tadinya sebagai pendeta dan gembala sidang, Ibu Anna malu menceritakan kondisi kedua anaknya yang teradiksi narkoba dan salah satunya terinfeksi HIV. Namun, sekarang Ibu Anna rajin mengikuti terapi curhat senasib keluarga dengan masalah HIV/AIDS LK3. Dan ia mulai berani membagikan masalahya. Ia berprinsip , “Mengapa harus malu …?”

II. Masalah Tidak Untuk Disesali, Tetapi Dirayakan

Apa yang cenderung kita lakukan saat mengalami masalah dan musibah? Umumnya kita tergoda mencari kambing hitam. Menyalahkan orang lain. Tatkala anak kita tiba-tiba berubah jadi pemarah, malas sekolah, prestasi belajarnya turun, dan akhirnya ketahuan menggunakan obat-obat terlarang, rumah bisa seolah menjadi neraka. Ayah menuding ibu, “Ngapain saja kau di rumah? Aku kan sibuk kerja, mencari nafkah? Masa kau tidak tahu si Robin pakai putaw?”

Sang ibu, yang tidak bisa menerima disalahkan begitu saja balas berteriak, “Jangan sembarang menyalahkan orang lain ya! Kamu enak-enakan di kantor dengan sekretarismu yang genit itu, pulang malam terus. Kapan kamu punya waktu untuk anakmu? Mana tanggung jawabmu sebagai kepala keluarga?”

Pertengkaran, pintu yang dibanting, makian, tangisan, kecemburuan, mungkin pukulan akan mewarnai kehidupan semua orang dalam rumah itu. Anggota keluarga lain jadi tidak betah di rumah. Menebus keluarga

Untuk menghadapi masalah, kita tidak membutuhkan kambing hitam. Kita membutuhkan “Juruselamat”. Pernikahan yang penuh konflik dan yang sudah “mati”, perlu ditebus. Penebusnya jelas, Tuhan sendiri. Namun Tuhan membutuhkan “agen penebus”, yakni orang yang Dia pakai untuk memulihkan keluarga.

Kita tahu, sebaik apa pun produk kita, tanpa ada agen yang menyalurkannya, produk itu tak dapat tersalur dengan baik. Itu tak ada gunanya. Demikian juga Penebusan Kristus. Dia sudah menebus kita, namun Dia membutuhkan kita menjadi agen-Nya, untuk membawa pengampunan dan damai di tengah konflik keluarga. Siapa yang bisa jadi “agen penebus”? Tentu saja setiap orang yang sudah mengalami karya penebusan Kristus secara pribadi.

Orang yang sudah menerima Kristus artinya orang yang sudah menerima penerimaan Kristus atas dirinya. Itulah langkah awal menuju pemulihan dari konflik. Jika kita sadar bahwa Kristus sudah menerima kita apa adanya, maka kita pun dimampukan menerima diri apa adanya (bukan “ada apanya”), termasuk kelemahan dan kesalahan kita. Setelah itu barulah kita mampu menerima orang lain (mengampuni) apa adanya.

Menjadi “agen” penebus tentu saja tak mudah, butuh pengorbanan. Agen-agen penjualan terbaik di perusahaan besar, selalu orang yang rela berkorban. Hanya dengan kerelaan diri berkorban bagi pasangan atau anak-anak, karya penebusan Tuhan terwujud dalam rumah tangga kita yang sedang dilanda masalah. Hubungan antarkeluarga yang sudah retak akan dipulihkan.

Kebanyakan ibu yang suaminya menyeleweng, tergoda meninggalkan atau menceraikan pasangannya. Kami menantang mereka dengan pertanyaan ini, “Maukah Ibu dipakai Tuhan untuk memenangkan suami Ibu kembali?” Kami menegaskan bahwa sang istrilah yang paling tepat menjadi “agen penebus”. Kalau Anda tidak bersedia, Tuhan akan memakai orang lain.

Untuk membawa kembali anak kita yang “hilang” karena narkoba, siapakah orang terbaik untuk “menebus” anak itu agar berbalik dari pergaulannya yang salah? Tentulah kita sebagai orangtua atau saudara-saudaranya. Jika kita menunjukkan cinta yang berlimpah kepada si anak hilang; jika si anak menerima cinta yang tidak layak ia terima, maka kemungkinan besar ia akan kembali pada jalan yang benar sebagaimana kisah anak hilang dalam Injil Lukas. Selalu ada satu kata dan perbuatan yang mengubah manusia, yaitu cinta.

Akhirnya kami mau membagikan satu prinsip yang perlu kita miliki untuk memulihkan masalah keluarga: Saya berani membayar harga, berapa pun mahalnya, untuk menyelamatkan keluarga. Mengapa kita merayakan masalah?

Pertama, sebab Tuhan turut bekerja dalam segala keadaan untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia. Seorang klien kami, yang suaminya ketahuan berselingkuh, bertanya saat konseling di kantor LK3, “Apanya yang baik, Pak, dari perselingkuhan suami saya dengan wanita bejat itu?”

Setelah dua jam konseling, akhirnya klien saya dengan lirih mengatakan, “Yaaah…Pak, mungkin saya perlu introspeksi diri sendiri. Selama ini saya kurang melayani suami saya dengan baik. Saya begitu sibuk dengan karir saya. Suami saya tidak salah dan jatuh begitu saja, pasti ada sumbangsih saya.” Kesadaran jernih dari ibu ini menunjukkan ada hikmah di balik perselingkuhan suaminya. Sedikitnya ia mulai menyadari kekurangannya.

Belum lama ini juga, seorang wanita sukses, direktur sebuah perusahaan yang sangat maju, datang ke kantor LK3 karena menderita depresi dan insomnia. Usianya baru 40an. Suaminya baru saja berterus terang bahwa dia punya wanita idaman lain (WIL). Yang paling menekan perasaannya adalah, sang suami tidak segan-segan membawa WIL-nya ke rumah.

Setelah menjalani dua sesi konseling, ibu ini mengirimkan pesan singkat: Pak, sekarang saya sudah lebih mengerti dan mulai bisa menerima apa yang Bapak katakan. Saya harus menerima dan mengasihi suami saya lebih lagi, seperti Tuhan mengasihi dia. Meskipun sikapnya terhadap saya semakin dingin, saya yakin Tuhan selalu menyertaiku. Terima kasih atas bimbingan Bapak.

Ibu ini tidak hanya keluar dari depresinya, tapi dia mulai belajar merayakan masalahnya. Dia sudah belajar bersyukur untuk keadaan suaminya yang belum berubah seperti keinginannya. Dia sudah lebih mampu mengasihi suami lebih dari sebelumnya.

Kedua, sebab lewat masalah atau kesulitan kita lebih bersandar kepada Tuhan. Manusia berdosa cenderung bersandar pada kekuatan diri sendiri. Di tengah puncak pelayanannya, Paulus menderita sebuah penyakit yang ia sebut dengan “duri dalam daging”. Ada yang menafsirkan, Paulus menderita pada matanya. Namun setelah bergumul dan berdoa, Paulus mendapat jawaban Tuhan, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”

Jawaban Tuhan atas pergumulannya ini membuat Paulus bersukacita atas penderitaan itu. Ia berkata, “Terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”

Dalam kelemahan dan keterbatasan kita, justru kita dapat melihat kuasa Tuhan nyata bekerja dengan limpah.

Latihan praktis untuk merayakan masalah

“Merayakan” adalah kata lain dari “bersyukur”, yang kita jumpai dalam Alkitab. Bersyukur adalah sebuah seni yang dipelajari. Meski mudah mengucapkan serta mengajarkannya secara teori, tapi tidaklah demikian praktiknya. Tetapi, manfaatnya sangat besar.

Dasar Firman Tuhan untuk praktik bersyukur senantiasa adalah I Tesalonika 5 ayat 16-18: “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

Dalam bahasa asli, bentuk kata yang dipakai adalah imperatif dan aktif. Artinya, perintah bersyukur adalah keharusan atau kewajiban, dan dilakukan terus-menerus. Layaknya kegiatan bernafas yang berlangsung tiada henti, demikianlah kegiatan bersyukur. Dari ketiga ayat ini kita melihat kaitan yang erat antara berdoa, bersyukur dan bersukacita.

Buah sukacita atau kebahagiaan hidup kita didasarkan pada kebiasaan kita bersyukur senantiasa. Oleh karena itu bersyukur perlu dilatih supaya menjadi bagian hidup kita. Bersyukur harus menjadi menu sesehari, tidak peduli kapan dan bagaimana keadaan kita. Perintah yang dilakukan berdasarkan panggilan, nikmat menjalaninya. Kita akan dengan senang hati melakukannya.

Bagaimana praktiknya secara praktis? Ada beberapa hal yang perlu kita latih agar dapat bersyukur senantiasa.

Pertama, mengucap syukur dan doa dapat dilakukan di mana dan kapan saja, tidak perlu waktu dan tempat yang khusus. Hanya beberapa detik, saat kita di mobil, atau memasak. Bisa juga ketika kita mengerjakan tugas di sekolah atau kantor. Kita tidak harus menutup mata atau melipat tangan. Hati menjadi kunci utama doa bersyukur. Angkatlah hati kepada Tuhan dan sampaikan apa saja yang sedang anda pikir atau rasakan. Ya… apa saja, yang negatif sekalipun.

Misalnya, dalam pikiran Anda muncul pikiran dan emosi buruk terhadap suami. Segeralah bawa itu kepada Tuhan. Jangan menyimpan emosi itu atau berpura-pura seolah-olah tidak pernah ada. Jangan menekannya, sebab itu tidak berguna. Tapi bawalah dan katakan perasaan marah itu dalam doa. Misalnya, berdoalah demikian, “Tuhan, saya bersyukur, saya sedang sangat marah pada suami saya. Tapi saya bersyukur dan percaya Tuhan mengasihi suami saya. Berkatilah dia Tuhan, berilah damai dan pengampunan dalam hati saya. Amin!”

Atau jika Anda punya dendam dan kepahitan kepada ayah Anda, Anda dapat berdoa demikian, “Tuhan, saya sangat benci dan dendam pada ayah. Tapi saya tahu Tuhan mengasihi ayah saya dengan segala keadaannya. Berkatilah ayah saya, berilah saya hati yang mengampuni, Tuhan. Amin.”

Mungkin saudara punya pikiran jahat atau kotor kepada seseorang. Jika demikian, berdoalah demikian, “Tuhan, saya punya pikiran kotor pada si X. Basuhlah hati dan pikiranku dan berkatilah X, Tuhan. Amin!”

Doa itu pendek, bukan? Hanya beberapa detik, tapi kuasanya sangat besar. Tak percaya? Cobalah praktikkan! Jangan biarkan emosi atau pikiran negatif itu bercokol dalam diri Anda. Lama kelamaan dia akan meledak. Lagi pula, kita tidak butuh waktu yang lama untuk membuang energi negatif yang sedang menyerang emosi kita. Berdoalah singkat seperti di atas setiap kali pikiran dan perasaan negatif menyerang Anda. Jikalau anda disiplin mempraktikkan doa seperti ini maka Anda akan mengalami kekuatan dan kuasa yang luar biasa dari Allah. Kami sudah mengalaminya bersama peserta kelompok LK3.

Kedua, carilah teman senasib yang punya masalah sama dengan Anda. Seperti Maria mencari dan bicara dengan Elisabet, kita perlu bertemu dengan orang yang sama bahkan mungkin lebih berat pergumulannya. Tuhan tahu Maria secara emosi shock dan bergumul karena hamil sebelum menikah dengan Yusuf. Namun Allah sudah siapkan Elisabet (ibu Yohanes Pembaptis), enam bulan sebelumnya Allah membuat istri Zakharia ini hamil secara ajaib, Elisabet mengandung di usia 80-an.

Pengalaman senasib (hamil di luar kebiasaan), menjadi zat kimia yang merekatkan Maria dan Elisabet. Maria betah tiga bulan tinggal di rumah Elisabet. Mereka saling membagi nasib dan salib. Akibatnya, aib tidak lagi menjadi duka. Keduanya penuh sukacita menjalani rencana Tuhan. Salah satu kuasa dari perjumpaan dan sharing dengan teman senasib adalah, kita merasa tidak sendirian.

Lewat kisah di bawah ini kiranya kita disadarkan, kita butuh orang lain, dan orang banyak membutuhkan kita.

Keterbatasan Tuhan Yesus sebagai manusia menyadarkan kita, bahwa Dia membutuhkan kekuatan orang lain untuk membawa salib-Nya ke Golgota. Sewajarnya kita juga menyadari bahwa kita bukanlah superman. Kita memerlukan orang lain untuk memikul “salib” hidup kita. Manfaat Bersyukur

Jika kita mau menjadikan bersyukur-dalam-segala-keadaan sebagai kebiasaan hidup kita, maka ada banyak manfaat yang kita akan alami. Antara lain

Pertama, mengucap syukur menyadarkan kita bahwa tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semuanya anugerah. Biasanya kita memandang pengalaman hidup kita sebagai sesuatu yang kebetulan. Namun Alkitab menjelaskan bahwa hidup kita bukanlah kebetulan, hidup adalah anugerah.

Kelahiran kita bukanlah suatu keberuntungan atau kebetulan. Allah sudah merencanakan detil tubuh dan hidup kita. Dia merancang kita sesuai keinginan-Nya. Dia juga menentukan talenta atau bakat alam dan keunikan kepribadian kita. Bahkan jika sehelai rambut kita jatuh, Tuhan mengetahuinya.

Jika setiap kita dapat memandang hidup dari kacamata Tuhan, kita akan mampu bersyukur. Hidup lebih penting dari makanan dan tubuh lebih penting daripada pakaian. Itu ditekankan Yesus saat berkhotbah di bukit. Artinya, kita diajar untuk menghargai hidup di atas segala fasilitas hidup. Juga menghargai hidup atau nafas kehidupan yang Tuhan berikan di atas apa pun yang kita harapkan dari manusia.

Apa yang melumpuhkan kita sehingga tak sanggup bersyukur? Yaitu kecenderungan kita yang hanya mengingat dan menghitung apa yang kita tidak punyai. Kita mengingat hal-hal yang hilang dari hidup kita. Kita memikirkan hal-hal yang kita belum terima dari Tuhan. Stop! Kalau Anda mau bersyukur, berhentilah berpikir demikian. Mulailah belajar bersyukur untuk kehilangan, kegagalan, kekecewaan, kemarahaan dan segala keadaan buruk lainnya. Lalu ingatlah dan hitunglah apa yang masih saudara miliki saat ini.

Hitunglah berkatmu sekalian

yang turun sehari harian.

Jangan enggan, hitung berkatmu!

Ingat cara Tuhan memberkatimu

Demikianlah syair sebuah lagu yang mengingatkan kita tentang seni merayakan hidup yang sulit.

Kedua, mengucap syukur adalah sikap hati kita yang rela menerima setiap keadaan yang Tuhan mau pakai untuk membentuk dan mendewasakan kita. Bersyukur adalah sikap hati seorang hamba kepada Tuannya. Seperti Maria ibu Yesus, yang menerima realita hamil tanpa suami. Itu adalah sebuah aib sosial yang sangat menakutkan. Tetapi Maria bersyukur atas keadaan itu dan berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Lukas 1: 38). Itulah yang menguatkan dan meneguhkan Maria dan membuatnya sanggup memuji Tuhan.

Ketiga, mengucap syukur akan menghasilkan pengampunan. Mengucap syukur kepada Tuhan akan membuat kita memandang orang yang menyiksa dan melukai atau mengkhianati kita dengan belas kasih Kristus. Lewat mengucap syukur Roh Kudus akan mengubah jiwa kita, menjadi jiwa yang lembut dan mengampuni.

Keempat, mengucap syukur adalah kesempatan kita membuang energi emosi negatif dalam jiwa kita. Lalu mengizinkan Tuhan menggantikannya dengan energi emosi positif. Perasaan seperti marah, kecewa, dendam, kepahitan, dan sebagainya adalah emosi negatif yang dalam tersimpan dalam diri kita. Kita harus membuangnya. Tapi bukan dengan cara menekan perasaan itu, atau menganggapnya tidak pernah ada, atau mencoba melupakannya.

Masalah emosi harus disadari, dirasakan dan dipindahkan. Di tangan ahli, barang rongsokan dapat dijadikan sesuatu yang baru dan indah. Allah sanggup mendaur-ulang sampah emosi kita menjadi emosi positif yang berdaya guna. Dengan kata lain, mengucap syukur adalah memberi kesempatan Tuhan bekerja untuk mengubah yang buruk jadi baik, yang negatif jadi postif, yang malang jadi untung, dan benci jadi cinta. Selamat bersyukur. (*)

Pertanyaan dan Refleksi: Jika Anda sedang mengalami kesulitan, cobalah praktekkan seni merayakan hidup yang sulit ini. Kemudian sharingkan dengan rekan Anda di mailing list KKJJ.

1 Dikutip dari buku best seller “Seni Merayakan Hidup Yang Sulit”, Karya Julianto Simanjuntak & Roswitha. Pemesanan buku via SMS : 08170907407.

Masalah-masalah yang Anda hadapi bisa membuat Anda jatuh atau bertumbuh

  • Masalah-masalah yang Anda hadapi bisa membuat Anda jatuh atau bertumbuh, tergantung dengan bagaimana caranya Anda menanggapinya. Sangat disayangkan banyak orang gagal untuk melihat bagaimana Tuhan menggunakan masalah untuk kebaikan mereka. Mereka lebih memilih untuk bertindak dengan bodoh dan membenci masalah-masalah yang mereka hadapi, daripada berdiam diri untuk merenungkan kebaikan apa yang bisa mereka dapati dari masalah-masalah tersebut.

Ada lima cara yang Tuhan menggunakan masalah-masalah di dalam kehidupan Anda:

1. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGARAHKAN Anda. Kadang-kadang Tuhan harus menyalakan api di bawah Anda untuk membuat Anda tetap bergerak. Sering kali masalah yang Anda hadapi akan mengarahkan Anda ke arah yang baru dan memberikan Anda motivasi untuk berubah. Apakah Tuhan sedang mencoba menarik perhatian anda?

2. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGUJI Anda. Manusia bagaikan teh celup … jika Anda ingin tahu apa yang ada di dalamnya, celupkan saja ke dalam air panas! Pernakah Tuhan menguji kesetiaan Anda dengan masalah? Apakah yang didapati oleh masalah-masalah itu tentang Anda? “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” (Yakobus 1:2-3).

3. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGOREKSI Anda. Ada pelajaran-pelajaran yang Anda pelajari hanya melalui penderitaan dan kegagalan. Mungkin waktu Anda masih kecil orang tua Anda mengajar Anda untuk tidak boleh menyentuh kompor yang panas. Tetapi mungkin Anda belajar justru karena setelah Anda terbakar. Kadang-kadang Anda baru bisa menghargai sesuatu … kesehatan, uang, hubungan …, saat Anda sudah kehilangannya. “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.” (Mazmur 119:71).

4. Tuhan menggunakan masalah untuk MELINDUNGI Anda. Suatu masalah bisa menjadi berkat jika masalah tersebut mencegah Anda dari bahaya. Tahun lalu ada satu teman saya yang dihentikan dari pekerjaannya karena dia menolak untuk melakukan sesuatu yang tidak etis oleh bossnya. Pengangguran itu merupakan suatu masalah bagi dia, tetapi justru itulah yang menghindarkan dia ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara setahun kemudian ketika kelakuan manajemen yang tidak etis itu akhirnya terbongkar. “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan…” (Kejadian 50:20).

5. Tuhan menggunakan masalah untuk MENYEMPURNAKAN Anda. Jika Anda menanggapi masalah dengan cara dan pandangan yang benar, masalah tersebut bisa membentuk Anda. Tuhan lebih memperhatikan karakter Anda daripada kenyamanan Anda. Hanya hubungan anda dengan Tuhan dan karakter anda yang akan dibawa dengan anda sampai kekal. Anda malah bermegah dalam kesengsaraan Anda, karena Anda tahu, bahwa … kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. (Roma 5:3-4).

Sumber :
http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=1703367&start=0&

Surat Kasih Sayang Dari Hati Bapa Surgawi Alamilah Kasih yang engkau cari sepanjang hidupmu

Surat Kasih Sayang Dari Hati Bapa Surgawi
Alamilah Kasih yang engkau cari sepanjang hidupmuAnak-Ku….

Engkau mungkin tidak mengenal Aku,
tetapi Aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu…(Maz. 139:1)

Aku tahu kalau engkau duduk atau berdiri … (Maz. 139:2)

Aku mengerti segala jalanmu … (Maz. 139:3)

Setiap helai rambut kepalamu, terhitung semuanya … (Mat. 10:29-31)

Karena engkau diciptakan dalam gambar dan rupa-Ku … (Kej. 1:26-27)

Di dalam-Ku engkau hidup, engkau bergerak dan engkau ada
… (Kis. 17:28 )

Sebab engkau ini adalah keturunan-Ku … (Kis. 17:28 )

Aku mengenal engkau sejak sebelum engkau ada dalam kandungan
… (Yeremia 1:4-5)

Aku memilih engkau dari semula sebelum Aku menciptakan segalanya
… (Ef. 1:11-12)

Engkau ada bukan karena suatu kesalahan,
karena hari-harimu ada tertulis dalam kitab-Ku … (Maz. 139:15-16)

Aku telah menentukan waktu yang tepat untuk kelahiran
dan di mana engkau akan hidup… (Kis. 17:26)

Kejadianmu dahsyat dan ajaib … (Maz 139:14)

Karena Aku menenun engkau dalam kandungan ibumu … (Maz. 139:13)

Dan mengeluarkan engkau pada hari engkau dilahirkan … (Maz. 71:6)

Seringkali Aku tidak dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Aku
… (Yoh. 8:41-44)

Aku tidak berada di tempat jauh dan murka,
tetapi Aku adalah kasih yang sempurna … (1 Yoh. 4:16)

Dan adalah kerinduan-Ku untuk mengaruniakan Kasih-Ku untukmu
… (1 Yoh. 3:1)

Semua itu karena engkau adalah anak-Ku dan Aku adalah Bapamu
… (1 Yoh. 3:1)

Aku memberikan lebih dari yang dapat diberikan bapamu yang di dunia
… (Mat. 7:11)
Karena Akulah Bapamu di Surga yang adalah sempurna … (Mat. 5:48 )

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna
engkau terima dari tangan-Ku… (Yak. 1:17)

Karena Akulah pemeliharamu dan Aku memberi semua yang
engkau perlukan … (Mat. 6:31-33)

Rancangan-Ku yang diberikan kepadamu adalah hari
depan yang penuh harapan … (Yer. 29:11)

Karena Aku mengasihi engkau dengan Kasih yang kekal
… (Yer. 31:3)

Pikiran-Ku terhadap engkau tidak terhitung seperti pasir di tepi pantai
… (Maz. 139:17-18 )

Dan Aku bergirang karena engkau dengan sukacita dan sorak-sorai
… (Zef. 3:17)

Aku tidak pernah berhenti berbuat baik kepadamu … (Yer. 32:40)

Karena engkaulah harta kesayangan-Ku … (Kel. 19:5)

Aku merindukan untuk mengokohkan engkau
dengan segenap hati-Ku dan jiwa-Ku … (Yer. 32:41)

Aku akan menunjukkan kepadamu hal-hal yang besar dan yang ajaib
… (Yer. 33:3)

Jika engkau mencari Aku dengan segenap hatimu,
engkau akan menemukan Aku … (Ul. 4:29)

Bergembiralah karena Aku, maka Aku akan memberikan kepadamu
apa yang diinginkan hatimu… (Maz. 37:4)

Karena Akulah yang mengerjakan di dalammu kemauan itu … (Fil. 2:13)

Aku dapat melakukan jauh lebih banyak dari
pada yang engkau pikirkan … (Ef. 3:20)

Karena Akulah yang menganugrahkan penghiburan abadi kepadamu
… (2 Tes. 2:16-17)

Akulah juga Bapa yang menghiburmu dalam segala penderitaanmu
… (2 Kor. 1:3-4)

Ketika engkau patah hati, Aku berada dekat kepadamu … (Maz. 34:19)

Seperti seorang gembala menggembalakan dombanya,
Aku membawa engkau dekat ke hati-Ku… (Yes. 40:11)

Suatu hari Aku akan menghapus semua air mata dari matamu
… (Wah. 21:3-4)

Dan Aku akan mengangkat semua kesusahan yang engkau derita di atas bumi
… (Wah. 21:3-4)

Akulah Bapamu, dan Aku mengasihi engkau seperti
Aku mengasihi putra-Ku, Yesus … (Yoh. 17:23)

Karena di dalam Yesus, Kasih-Ku kepadamu dinyatakan … (Yoh. 17:26)

Dialah gambar wujud dari keberadaan-Ku … (Ibrani 1:3)

Ia datang untuk menyatakan bahwa Aku dipihakmu,
dan bukan untuk melawanmu … (Roma 8:31)

Dan untuk memberitahumu bahwa aku tidak
memperhitungkan pelanggaranmu … (2 Kor. 5:18-19)

Yesus mati supaya engkau dan Aku dapat diperdamaikan
… (2 Kor. 5:18-19)

Kematian-Nya adalah pernyataan terbesar dari kasihKu untukmu
… (1 Yoh. 4:10)

Aku menyerahkan semua yang Aku sayangi supaya Aku mendapat kasihmu
… (Roma 8:31-32)

Jika engkau menerima anugrah Anak-Ku Yesus, engkau juga menerima Aku
… (1 Yoh. 2:23)

Dan tidak lagi ada yang akan memisahkan engkau dari kasih-Ku
… (Roma 8:38-39)

Kembalilah dan Aku akan mengadakan pesta terbesar
yang pernah ada di Surga … (Lukas 15:7)

Selamanya Aku adalah Bapa, dan selamanya
Aku tetaplah Bapa … (Ef. 3:14-15)

PertanyaanKu adalah…..Maukah engkau menjadi Anak-ku?
… (Yoh. 1:12-13)

Aku menanti-nantikan engkau… (Luk. 15:11-32)

Kasih-Ku untukmu, Bapamu,
Allah yang MahaKuasa

Permission To Copy:
Please feel free to copy this text and share it with your friends as long as you do so free of charge
and you include the following copyright information…
“Father’s Love Letter Used By Permission Father Heart Communications
Copyright 1999-2003 Translated by GI. Gabriel K. G.
http://www.FathersLoveLetter.com”

Kisah Ku belum berakhir, sedang proses penulisan…

Kisah kehidupan ini kubuat bukan untuk mencari sensasi, ini kehidupan ku nyata, aku saat ini masih bergumul. Namun aku percaya kepada Yesus akan terus sempurnakan hidup ku, aku mau share kepada temenn2 yang lain, tentang apa yang God sudah pulihkan dalam hidup ku, TAnpa nya kehidupan ku akan hancur. Aku bersyukur untuk setiap pimpinan God dalam hidup ku, untuk setiap anugerah nya. Lewat masalah ini aku lebih mengenal Tuhan Yesus, dan mengalami kemurahan, pemulihan nya secara pribadi. bukan hanya dari kata orang. Proses ini sangat menyakitkan dan kadang membuat aku frustasi, tapi dari masalah2 itu aku mengetahui dan menyadari Kebesaran Yesus, Tanpa nya aku sudah mati. Pergumulan yang ku alami saat ini memang berat, namun saat Kulihat kasih Yesus di kayu salib, aku berkata, aku harus bertahan. Seharus nya yangmati  adalah aku, yang di cambuk, di siksa, menerima semua penderitaan di kayu salib itu harus nya adalah aku, karena aku yang berdosa, aku yang patut di Hukum, untuk membayangkan tangan ku yang di tusuk paku di kayu salib, membayangkan nya saja sudah membuat ku merinding, betapa dahsyat penderitaan yang sudah Yesus tanggung demi aku.  namun karena Kasih YEsus begitu besar untuk hidup ku. Dia rela ganti kan aku di kayu salib, untuk menebus ku, Dia terima semua penderitaan yang seharus nya untuk ku. Kasih Yesus besar dalam hidup ku. NAmun tak kupungkuri, aku sering juga jatuh dalam godaan2 dosa. Aku Saat ini bergumul dengan berat. Aku mohon juga dukungan doa dari saudara2 seiman, agar aku dapat mengatasi semua nya  Bersama Yesus.

TErima kasih

MAsa kecil dan jeritan hati ku…………….

Kehidupan ku………

Aku seorang pria berumur 27 tahun saat ini, aku bergumul dengan yang namanya Homoseksualitas. Suatu kata yang mungkin bagi sebagian orang tabu untuk diucapkan, jijik untuk di pikirkan, dan sesuatu yang berhubungan dengan dosa yang tak terampuni. Ya, saya saat ini bergumul dengan masalah yang di mata masyarakat sangat memalukan,sesuatu yang harus di hindari, dan di jauhi. Kebanyakan orang dalam masyarakat kita lebih banyak yang jijik dan enggan untuk bergaul dengan orang-orang yang memiliki masalah Homoseksualitas, malah ada yang berpikiran untuk menjauhi orang- orang Gay, banci, Waria, apapun sebutan untuk kami, karena takut menular, mereka memandang kami seakan-akan membawa penyakit mematikan yang dapat menulari mereka. Tetapi orang- orang ini tidak mengetahui bahwa dalam hati setiap orang yang bergumul dengan masalah ini, mereka pun bertanya2, kenapa saya memiliki masalah ini, kenapa mereka yang di pilih, dosa apa yang kulakukan sampai aku mendapatkan “Kutukan” seperti ini, mereka menjerit, berteriak dalam hati mereka sendiri, kalau mereka tidak ingin di lahirkan seperti itu, namun begitu banyak orang yang tidak mengetahui jeritan hati seorang Homoseksual. Masyarakat hanya bisa menghakimi, menghina, dan menjauhi kami orang-orang yang membutuhkan Kasih dan penerimaan. Kebanyakan orang-orang yang bergumul dengan Homoseksual ketakutan, mereka merasa tidak berharga, tertolak, dan kesepian. Siapa yang dapat memahami kekosongan hati yang begitu mendalam…………………….?

Pertama-tama aku ini ingin menuliskan mengenai kisah masa kecil ku. Aku lahir pada tahun 1980 di bandung, dari sepasang suami istri yang sangat mendambakan anak ke dua. Sebagai informasi, dulu nenek ku mengajak ibu ku untuk di pijat tradisional agar tidak hamil, di karena kan dahulu kondisi keluarga ayahku tidak begitu kaya. Karena itu setelah kakak laki laki ku lahir, untuk mendapatkan anak ke dua, ibuku mengalami kesulitan, ibuku berjuang selama 3.5 tahun sampai akhirnya mendapatkan anak ke dua. karena itu ibuku sangat mendambakan kelahiranku, bisa di bilang kelahiranku sangatlah di inginkan oleh kedua orang tua ku, ternyata mereka menginginkan anak kedua yang lahir ini , yaitu aku, untuk berjenis kelamin perempuan. Mungkin inilah pertama kali nya dalam kehidupan ku selama dalam kandungan ibu ku, aku merasa tertolak sebagai anak laki-laki.

MAsa-masa Sekolah Dasar

Walau pun ternyata kelahiranku bukan lah anak perempuan mereka sangat bersuka cita, dan kelahiranku menurut tante2 ku, membawa berkah bagi keluarga, karena perekonomian ayahku semakin maju setelah kelahiranku. Kelas satu SD wali kelas ku sempat mengatakan kalau aku seperti boneka, seperti wanita. Saat pertemuan orang tua murid guru ku sampai bertanya pada ibu ku, apakah dia ingin memiliki anak perempuan?karena aku lucu seperti anak perempuan kata guru ku. Dulu aku sampai di juluki Boneka Jepang oleh guru ku. Perasan bingung akan jati diriku, apakah aku pria atau wanita pun mulai memasuki babak awal. Saat Sd aku mulai tertarik dengan Aktor Andy Lau, aku saat itu baru mulai belajar apa yang namanya rasa suka dan kagum. Aku belum tertarik secara seksual terhadap pria.

Saat Sd aku pernah ke pergok oleh ibu ku sedang melakukan masturbasi. Gara-garanya kakau yang comel, dia mengadu kepada ibu ku, kalau aku masturbasi, waktu itu aku masih kecil, mama ku marah besar, aku di suruh bersumpah untuk tidak melakukan nya lagi, untuk pertama kali nya aku merasa tertekan secara emosional oleh seorang wanita, yaitu mamaku sendiri. KEjadian itu membuat ku merasa etrluka, mungkin secara tidak aku sadari, tumbuh perasaan takut akan hubungan dengan wanita. Perasaan di hina dan di tekan oleh seorang wanita, saat itu aku masih kecil, aku hanya bisa menerima perlakuan itu. Namun kejadian itu telah menggoreskan luka di hati ku. Dan itulah pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa di tolak oleh seorang wanita.

Saat kecil aku pun pernah mendapat perlakuan tidak senonoh dari supir ku, waktu itu dia mempermainkan alat kelamin ku, dan entah kenapa aku menikmati saat itu. Entah kenapa dia melakukan hal itu kepada ku, dia pria normal, memiliki istri, namun perasaan nikmat secara seksual dari pria aku mulai rasakan pertama kali melalui supir ku. Aku seperti ketaggihan, beberapa kali aku meminta dia untuk mempermainkan alat kelamin ku. Pertama kali nya dalam hidup ku, aku merasakan kepuasan secara secara seksual dengan pria. Ketika dahulu aku mulai belajar untuk bermasturbasi, sekarang aku mulai mencari pemuas lewat supir ku itu. Saat itu aku masih kecil, aku belum mengerti apa yang namanya seks, aku hanya tahu, saat dia mempermainkan alat kelamin ku, aku merasa nyaman.

Aku dan kakak laki laki ku cukup dekat, saat dia mencapai usia pubertas, dimana mulai tumbuh rambut pada ketiaknya, aku pun mulai mengolok2 dia, “Eh ada bulu nya di ketiak loe”, tapi entah kenapa, setiap kali aku mengatakan itu padanya saat bermain, dia mengatakan kalau aku homo. KAlo aku Homo karena aku senang melihat ketiak dia. Itulah pertama kali nya dalam

Perasaan penolakan dari orang tua ku saat mereka menginginkan anak perumpuan saat masih aku dalam kandungan, plus penolakan saat ibu ku marah- marah karena aku masturbasi, di tambah dengan apa yang supir pribadi ku lakukan , dan apa yng kakak laki-laki ku katakan bahwa aku homo, tanpa aku sadari membuka celah Homoseksual dalam kehidupan ku. Dalam masa pertumbuhan ku, aku mulai ragu dengan jati diriku sendiri. Apakah aku laki-laki atau bukan.

Masa Di Sekolah Menengah Pertama ( SMP )

Masa kecil ku cukup bahagia. Saat Smp kelas satu kakak ku sudah pergi ke australia untuk study, sehingga aku pun tinggal di rumah sendirian, karena ayah dan ibuku sibuk bekerja. Aku mulai hidup dengan dunia ku sendiri, aku mulai mengenal apa yang namanya kesepian. Aku tidak punya banyak teman, untuk merasa di hargai oleh teman2 sebaya ku, aku berusaha untuk menonjol di bidang akademik. aku termasuk anak yang pandai di sekolah, aku pernah juara 2 di kelas. Namun dengan semakin beranjak dewasa, aku mulai merasakan sesuatu yang aneh dengan diriku, masa smp adalah masa bagi setiap anak mulai memasuki masa pubertas. Aku merasakan aneh, karena teman laki-laki ku merupakan sesuato sosok yang menarik dalam pikiran ku, terkadang aku bisa berdiam beberapa saat untuk memikirkan anak lelaki di kelas ku, yang menarik perhatian ku, aku tertarik akan ketampanan mereka, aku tertarik secara fisik dan seksual terhadap mereka………Dan yang membuat aneh adalah, aku sangat tertarik untuk melihat ketiak teman-teman laki-laki ku. Kata-kata yang kakak ku katakan bahwa aku homo karena suka melihat ketiak pria, seakan menjadi kenyataan, entah kenapa aku sangat sekali melihat ketiak seorang laki-laki. Sebagian orang mungkin mengatakan aneh-aneh aja. dan mungkin merasakan lucu. namun itu benar2 terjadi dalam hidup ku. Aku mulai kebingungan, aku ketakutan, berusaha untuk menyimpan keanehan yang kurasakan dalam diriku sedalam-dalamnya. Tak boleh ada orang yang sampai tahu kelainanku, aku bisa malu, di tertawakan dan di ejek habis-habisan. Aku mulai menutup diri ku, aku berusaha menonjolkan diriku melalui study, aku ingin di kenal oleh anak nak yang lain, namun aku tidak pandai dalam bidang olah raga, di mana anak laki laki yang lain sangat menonjol di bidang olah raga, seperti sepak bola (olah raganya para lelaki) atau basket, aku sangat tidak tertarik dengan yang namanya olah raga, biasanya aku hanya duduk2 di samping dan ngobrol dengan teman2 ku. Saat-saat pelajaran olahraga adalah saat-saat yang menyebalkan buat ku. Aku merasa seakan waktu berjalan sangat lambat saat pelajaran olah raga. Aku ingin secepatnya pelajaran olah raga ini berakhir, aku muak, aku tidak menikmati masa-masa itu. Seakan kelaki-lakian ku berada dalam posisi yang terancam, karena aku benar2 merasa tidak berbakat untuk masalah olah raga ini. Saat saat SMP, aktor aktor pria tampanlah yang menjadi pusat perhatian ku, aku bertanya-tanya dalam diriku, mengapa aku tidak seperti anak laki laki yang lain?mengapa aku tidak tertarik dengan artis-artis wanita yang cantik?
Saat teman2 ku membicara kan mengenai artis- artis cantik, aku hanya bisa diam seribu bahasa, aku tidak merasa enjoy dan nyaman dalam perkumpulan teman teman smp ku saat mereka membicarakan masalah wanita, wanita adalah topik satu-satunya yang menarik untuk di bicarakan oleh anak-anak SMP yang menginjak masa pubertas, dan itu membuat ku semakin ketakutan, semakin aneh dengan diriku sendiri, aku berusaha menolak perasaan-perasaan itu, aku menyangkal diriku sendiri, dan mencoba berusaha membuat diriku tenang. Namun semakin lama, perasaan-perasaan tertarik dengan pria itu semakin mengganggu ku. Aku benar2 merasa aneh dengan diri ku, namun aku kebingungan sendiri, kepada siapa aku bisa menceritakan perasaan ku, kesedihan ku, rasa frustasi dan jertan dalam hati ku………. AKU TIDAK INGIN DILAHIRKAN SEBAGAI HOMOSEKSUAL !

Saat SMP aku pun tidak memiliki fisik yang bagus, aku mengalami obesitas. Kegemukan yang lumayan parah, dengan ukuran tinggi anak SMP aku memiliki berat tugub hampir 80 Kg, celana sekolah ku , di buat dengan karet, agar tidak membuat ku sesak. Aku menjadi bahan ejekan teman-teman SMP ku, aku di juluki Si Buntelan, Si Bantalan, dan lain-lain. Aku pun pernah di permalukan oleh teman laki-laki ku di kelas di hadapan teman yang lain, dia memarahi ku kalau aku turut campur hubungan nya dengan wanitanya. Aku saat itu merasa malu sekali. kelaki-lakian ku serasa di injak-injak oleh nya. Aku mulai merasa, aku laki-laki namun tak berdaya melawan, karena aku takut. Perasaan itu pun seakan melukai masa remaja ku. Dan semakin membuat aku bingung dengan identitas seksual ku. Saat itu aku pun sudah mengerti apa yang namanya homoseksual, aku tahu, kalau orang-orang yang suka sesama jenis sangat di benci oleh masyarakat. Orang-orang mengutuki prilaku homoseksual. Mereka mengucilkan orang-orang yang termasuk homo, gay,atau banci. Lalu kepada siapa aku harus mengadu? Kepada siapa aku harus meminta pertolongan? Aku merasa sendirian dan kesepian. Aku menaggung masalah ini sendirian. Tak memiliki teman dekat untuk berbagi masalah ini. Saat itu aku adalah anak kecil yang kebingungan akan Jati dirinya, aku tak ada tempat pelarian untuk mengadu. PErasaan itu membekas dalam diriku, perasaan tak berdaya, perasaan malu, perasaan rendah diri, perasaan tidak diinginkan, perasaan tertolak, bercampur aduk dalam masa-masa pertumbuhan ku di waktu SMP.

MAsa-masa Sekolah Menengah Umum ( SMU )

Setelah lulus ujian kelulusan di tingkat SMP, orang tua ku memindahkan aku ke sekolah yang lebih elit di kota Bandung, sekolah nya anak- anak paling pintar di kota ku. Aku pun berusaha menolak, namun aku tetap tak berdaya, aku menolak karena aku takut menghadapi lingkungan baru, AKu tidak memiliki sahabat di sekolah itu, aku sudah bosan dan muak dengan yang namanya kesepian, setidak nya di sekolah ku yang lama, aku sudah memiliki beberapa sahabat yang dekat. sehingga aku tidak perlu menyesuaikan diri lagi jika aku tidak pindah sekolah. Menyesuaikan diri adalah sesuatu hal yang sangat menakutkan untuk ku, Aku sangat ketakutan dengan yang namanya adaptasi, aku takut tidak memiliki teman, aku benar2 takut dengan yang namanya kesepian.

Hari pertama sekolah pun di mulai. Untung nya pada saat awal sekolah aku dapt menemukan teman-teman yang cocok. PErubahan fisik pun terjadi saat aku mulai menginjakkan kaki ku di bangku SMU. Berat badan ku turun drastis, Aku menjadi kurus, dengan tinggi 172 cm berat badan ku sekitar 59 Kg. dan berbeda dengan masa-masa SMP ketika aku menjadi sasaran empuk anak2 lain yang mengatakan aku bantalan, sekarang aku memiliki badan ideal kebanggaan ku . Kehidupan ku di kelas 1 benar2 luar biasa berubah. Aku termasuk anak yang populer di kelas ku, aku merubah image orang akan diriku di lingkungan yang baru ini. Aku disukai oleh teman-teman ku, aku mempunyai Gank yang mendominasi di kelas ku, dan seakan-akan aku lah kepala Gank nya. Aku benar2 merasa bahagia, Kehidupan SMU ku benar-benar berbeda dengan masa-masa SMP, di mana aku tidak memiliki banyak teman. Guru- guru pun mengenaliku sebagai seorang siswa yang populer, Guru bahasa Indonesia ku, sampai-sampai mempromosikan aku kepada anak-anak perempuan kelas lain yang di ajarnya, kalau aku termasuk siswa yang tampan. Aku benar-benar berubah, masa SMU ku benar-benar luar biasa. Saat itu aku berteman dengan seorang pria, kami benar-benar dekat, setiap hari aku bisa telepon samapai berjam-jam dengan dia, Dia benar-benar anak yang tampan, dan aku mulai jatuh cinta pada sahabat dekat ku sendiri. Sebut saya pria ini adalah A. A adalah tipe pria yag di gandrungi wanita, wajahnya tampan, pandai dan menonjol dalam bidang olah raga. terutama sepak bola, Dia menjadi Tim inti kelompok sepak bola di kelasku. A juga seorang yang menonjol dalam bidang study. Aku sangat bangga karena aku bisa menjadi teman dekat A. Selain dengan A, aku pun memiliki seorang sahabat laki-laki yang lain nya, sebut saja dia B, B pun termasuk pelajar yang tampan, baik dan ramah, kami bersahabat dengan erat. Namun aku tidak jatuh cinta kepada B, aku sangat memuja A. A dan B adalah remaja yang cinta Tuhan, mereka memperkenalkan ku dengan Tuhan Yesus, A dan B selalu mengajak aku untuk mengikuti kebaktian pemuda yang di adakan setiap hari sabtu. PErtama kali aku menolak, karena keluarga ku berasalah dari latar belakang agama Budha, dan hampir sebagian besar keluarga ku menanamkan kalau Kristen itu tidak baik. Pada tahun 1996-1997 internet belum berkembang pesat seperti sekarang, aku tidak memiliki komputer dan akses internet di rumah ku. B memiliki nya, saat itu lah aku mulai mengenal yang namanya pornografi di internet. NAmun yang aku cari adalah pornografi untuk kaum Gay, Aku menjadikan kebaktian Youth sebagai alasan agar supaya aku dapat mengakses pornografi di rumah B. Aku pun menjadi rajin dan tidak menolak akan ajakan B untuk mengikuti kebaktian pemuda setiap sabtu, aku bisa sepuasnya mengakses pornografi di rumahnya. Dari sana aku mulai mengenal dengan Tuhan Yesus, Aku mulai bertanya-tanya. apakah Yesus sanggup untuk memulihkan rasa ketertarikan ku yang tidak normal? Aku menjudge diri ku sendiri tidak normal, aku menolak diriku sendiri, aku ingin berubah, aku tahu bahwa homoseksual adalah dosa, aku pun tidak mau untuk dilahirkan sebagai pria yang memiliki ketertarikan dengan pria lagi. Pada saat kelas 1 SMU saya juga sangt dengat dengan seorang wanita yang berinisial z, kami pun sangat dekat, saya pun telepon dengan dia setiap hari berjam-jam, kami sangat dekat saat itu, saya pun untuk pertama kalinya merasakan perasaan suka terhadap wanita. Tapi perasaan suka ini tidak secara seksual, mungkin hanya di karenakan kami dekat saja. Saat DD mendapatkan kekasih saya pun merasakan kehilangan, saya seakan2 seperti putus cinta. Saya merasa sedih, depresi dan patah hati. Bukan bermaksud sok romantis, namun saat itu saya sampai sempat-sempatnya membuat puisi, dikarenakan peristiwa patah hati saya. TErkadang saya suka merasa geli sendiri saat memikirkan masa-masa dahulu. kok bisa-bisa nya saya sampai bikin puisi karena patah hati. 🙂 Itulah perasaan patah hati pertama kali yang saya alami terhadap wanita. mungkin saya merasa kehilangan teman dekat saya saja saat itu.

Liburan kenaikan dari kelas 1 SMU ke kelas 2 SMU pun di mulai. Orang tua ku, mengirimkan aku untuk study tour ke Taiwan. B pun ikut dalam program study tour ini. Namun kami bersahabat baik. Saat di taiwan, kami anak-anak dari bandung di haruskan untuk mempersembahkan suatu acara ramah tamah di taiwan. Aku pun ikut terlibat dalam drama tersebut, aku menjadi konseptor untuk acara drama tersebut, aku menawarkan diri untuk menjadi banci, untuk melucu di acara tersebut. Setelah acara itu di gelar aku, aku menjadi sangat terkenal, karena akting banci ku luar biasa. Entah kenapa seakan-akan aku sangat menjiwai peran banci. Tapi untuk sekedar informasi, gerak gerik ku dan cara bicaraku tidk kemayu. Walau aku bergumul dengan masalah homoseksualitas, namun gaya bicara dan jalanku layaknya pria biasa.

Julukan banci itu pun akhirnya terbawa sampai ke bandung, Teman-teman sekolah ku di bandung mengetahui kalau aku berperan menjadi banci dan sangat heboh di taiwan. Julukan banci dan homo pun mulai menjadi kebiasaan sehari-hari dalam kehidupan SMU ku kelas 2 dan 3. Teman-teman ku di sekolah sering mengolok-olok ku, menjodoh-jodohkan ku dengan teman pria yang lain nya. Namun walau di perlakukan seperti itu aku merasa senang, aku seperti di perhatikan. Selama masa SMU aku selalu bikin heboh, selalu dari kelas 1,2, dan 3 aku masuk dalam gank yang mendominasi di kelas, aku memiliki banyak sekali teman, Aku menjadi ikon kehebohan. Dimana ada aku pasti heboh, guru-guru ku pun mengenaliku. Namun tanpa aku sadari, julukan-julukan banci dari teman-teman SMU ku membawa pengaruh yang sangat buruk kepada kepribadian ku, aku semakin mempertanyakan identitas seksual kepada diri ku sendiri. Aku sangat jarang ke gereja pada saat kelas 2 dan kelas 3. Karena aku tidak sekelas lagi dengan A dan B. Saat kelas 1 aku sekelas dengan mereka, sehingga aku lebih sering ke gereja hanya pada saat kelas satu SMU saja.

Kelas 3 pun di mulai, aku benar2 menikmati masa remaja ku. Aku sosok siswa yang pandai, terkenal, populer, dan beberapa wanita jatuh cinta kepada ku. NAmun walaupun ada wanita yang menyukai ku, aku tidak lah tertarik kepada mereka. Aku tertarik dengan 2 teman dekat ku semasa kelas 3 SMU yaitu D dan E. Ujian kelulusan kelas 3 SMU pun di gelar, aku dan teman-teman ku lulus dengan hasil yang memuaskan. Liburan perpisahan pun di adakan. Kami berlibur ke Pantai Pangandaran, pantai yang cukup terkenal di wilayah Jawa Barat. Aku, D dan E pun tinggal dalam satu kamar yang sama. Aku seranjang dengan d saat itu, D adalah anak yang tampan, tinggi dan bertubuh atletis, Saat tidur, pada malam harinya entah mengapa, aku tiba-tiba terbangun, aku melihat D yang tidur di sebelah ku, umur 17 adalah masa- masanya hormon dan dorongan seksual sangat mendominasi anak muda. Tanpa pikir panjang aku mulai “Menggerayangi” sahabat ku sendiri, aku pegang-pegang alat kelamin nya. dan untuk pertama kali nya dalam hidup ku, aku meng “Oral” alat kelamin teman ku sendiri saat dia tertidur, sekedar informasi, d adalah pria normal, tahun ini dia akan melangsungkan pernikahan dengan wanita pujuaan nya. Saat aku bertobat aku pun sudah meminta maaf kepada dia, aku belum berani mengatakan apa yng kulakukan padanya saat liburan kelulusan masa SMU. Aku hanya mengatakan, kalau aku minta maaf, karena aku telah berbuat salah kepadamu D, D memaafkan saya. untungnya dia tidak menyadari apa yang kulakukan. Kalau kupikir-pikir sekarang, aku benar2 nekad saat itu, tanpa memikirkan resiko kalau sahabat ku terbangun, aku melakukan dosa, yang sangat memalukan dengan teman ku. Aku sudah menodai teman ku sendiri. Teman seperti apa aku ini…………………..

Mohon maaf, disini saya menceritakan dosa-dosa yang saya lakukan agak detail, mungkin untuk sebagian orang saya sangat menjijikan, tapi tujuan utama saya adalah, saya ingin berbagi, pergumulan saya, dan seberat apa saya terlibat dengan masalah Homoseksual sebelum saya mengenal YEsus Kristus dan sesudah saya mengenal Nya, selanjutnya saya juga akan menceritakan mengenai pemulihan apa saja yang sudah YEsus pulihkan dalam hidup saya setelah saya mengenal Nya.

MAsa-Masa Universitas………………………..

Ujian saringan masuk pun di mulai, Saya masuk di universitas yang cukup terkenal di kota kami,  saya waktu itu di terima di universitas Maranatha jurusan kedokteran, dan di UP. Namun saya memilih kuliah di UP. Saat Kuliah Di UP saya pun ternyata saya satu jurusan dengan FY,  Sayapun diperkenalkan dengan jj dan Ken . jj adalah siswa Pandai , dan Ken berasal dari jakarta,  Kami 4 sekawan sangat dekat. Mereka sering menginap di rumah saya. Karena saya satu-satu nya orang bandung asli, karena itu mereka sering menginap di rumah saya apabila hari sabtu. Mereka Anak-anak Tuhan yang Luar biasa, mereka mengajak saya untuk mengikuti kebaktian pemuda, di gereja yang sama pada saat saya SMU dulu, gereja yng sama saat saya ke kebaktian pemuda dengan A dan B. Hubungan ku dengan jj sangat dekat. Saya menyukai dan sayang kepada dia. Hubungan kami sangat dekat sampai-sampai temen-teman yang lain pun menyadari nya, kalau saya sangat perhatian kepada jj, dan perlakuan saya ke jj pun berbeda. Tanpa di sadari hubungan saya dengan jj yang sangat dekat menjerat saya. Saya benar- benar jatuh cinta kepada jj, namun jj tidak mengetahui masalah ini. Saya pun tidak berani untuk menceritakan pergumulan saya kepadanya. Saya takut dia tidak mau berkawan dengan saya lagi, dan saya akan kehilangan pria yang saya cintai. Dorongan untuk di cintai, diterima, dan di inginkan oleh pria semakin mendesak. seakan-akan semua itu adalah kebutuhan premier ku yang tak bisa ku dapatkan, aku kehausan, kehausan akan cinta dan kasih sayang dari pria. Namun aku tahu, bahwa perasaan-perasaan ini tidak lah benar, dan tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Itu adalah di lema terberat dalam hidup ku, Jelas-jelas dalam Alkitab, bahwa perbuatan Homoseksual adalah kekejian di hadapan Tuhan, aku marah, aku frustasi. kenapa ini harus terjadi dalam hidup ku?kenapa perasaan suka terhadap sesama jenis ini harus kuhadapi? Kenapa aku Tuhan?……………………….

Apa salah nya bila aku menginginkan seorang pria yang mencintai ku?menerima ku apa ada nya, tanpa ada penghakiman dari nya? memerhatikan ku? Memeluk ku saat aku sedih? memegang tangan ku saat aku kesepian? mendengar kan keluh kesah ku? Sudah lelah aku berjalan sendirian. Muak aku memakai topeng. KEmana2 aku pergunakan topeng ku, menutupi rasa sedih ku, berpura-pura kalau segalanya baik-baik saja adalah hal yang harus aku lakukan, jika tidak mau masalhku di ketahui oleh orang lain. Aku menutupi semua nya seorang diri, aku tidak bisa menceritakan kepada siapa-siapa. RAsa sepi yang menimpaku seakan mencekik ku sampai aku sesak. Aku tertekan, aku frustasi…..Aku bisa Gila kalau hidup harus seperti ini selamanya. Yang aku inginkan hanyalah sebuah bahu, sebuah bahu di mana aku dapat bersandar dengan tenang, sebuah bahu tempat aku membaringkan kepalaku yang sudah letih, sebuah tangan yang memeluk ku dengan penuh kasih dan penerimaan. aku membutuhkan itu, kemana aku harus mencari semua itu?

Hati ku menjerit dengan keras, rasa haus ku akan kasih sayang dari pria membuat ku semakin frustasi. Kadang aku berpikir apa salahnya jika aku mencintai seorang pria?aku tidak pernah meminta untuk di lahirkan seperti ini, aku tidak pernah meminta memiliki perasaan-perasaan ini. perasaan suka dan haus akan kasih sayang pria datang dengan sendiri nya. Aku benci diriku sendiri. aku tahu itu salah, namun aku tak berdaya, aku benar2 haus akan kasih sayang pria yang tidak aku dapatkan dari ayah ku. Ayahku tidak hadir disana saat aku memerlukan kasih nya. ayahku tidak membela ku saat anak-anak yang lain mentertawakan ku (aku tidak bisa menyalahkan dia, karena aku pun tidak pernah cerita), ayahku tidak memberikan pelukan yang cukup untuk membuat ku merasa aman, dia terlalu cuek dengan kesibukan nya, aku tidak dapat menyalahkan nya, Aku di lahirkan dari keluarga timur,, keterbukaan secara emosional, mau pun ekspresi kasih sayang dari orang tua terhadap anaknya sangat lah jarang.

Oh iya, diatas aku sudah ceritakan mengenai temanku yang bernama bem. Aku jatuh cinta padanya sejak semester 1 di kampus, tiap hari kami selalu bertemu, dia sering menginap di tempat kos ku. Sebagai info, walau aku di bandung, namun rumahku jauh dari kampus sehingga aku harus  kos juga dekat kampus. Hari-hari bersama jj kulalui dengan bahagia, aku benar-benar mencintai nya secara seksual aku pun tertarik kepadanya. jj sangat lah perhatian kepadaku, dia di lahirkan dari keluarga yang kurang harmonis, sehingga dia pun sama-sama kesepian, teman bagi nya sangat lah berharga. Aku masuk memberikan perhatian yang juga dia perlukan, dia tidak bergumul dengan masalah homoseksualitas, namun dia pun kehilangan figur bapa dalam masa-masa remaja nya. Sehingga dia pun mensyukuri bisa mengenal ku, karena aku memberikan kasih sayang yang dia juga tidak dapatkan dari ayahnya. Kami bagaikan sahabat yang seperti berpacaran. aku care akan dia, dan dia pun care. hanya saja rasa sayang yang kita berikan sama2 tidak sempurna. Kami berdua berusaha saling melengkapi kekosongan di hati, namun kasih manusia tidak lah cukup sempurna untuk menutup kekosongan di hati. Aku sangat bergantung kepadanya, begitu juga dia sebalik nya. Aku saat itu merasa bahagia, aku merasa di miliki dan memiliki. RAsa sayang ku begitu menjerat ku, aku menjadi sangat cemburuan, aku selalu ingin tahu tentang dia, aku berusaha menjerat nya dengan berbagai kebaikan agar dia tidak meninggal kan ku. PErsahabatan yang ku berikan sudah ternoda, aku ingin memiliki dia sepenuhnya. Aku mengalami apa yang di sebut dengan ketergantungan emosional. Apabila jj dekat dengan teman laki-laki ku yang lain seperti FY dan Ken, maka aku menjadi sangat pencemburu. KAdang boy menenangkan ku bahwa aku sahabat baik nya, tidak ada yang bisa menggantikan aku sebagai sahabat dekat nya. aku senang dia mengatakan itu, namun kecemburuan dalam diri ku merusak kan kehidupan ku. Saat-saat kuliah aku aktiv di gereja, sejak boy, FY dan Ken mengajak ku ke gereja, aku memang aktiv di kegiatan persekutuan mahasiswa. Aku ikut drama menjadi pemeran utama. Aku pun termasuk anggota gereja yang populer. Beberapa wanita bahkan mendoaakan aku untuk menjadi pasangan hidup mereka. Aku bukan bermaksud sombong di sini. Namun aku tidak menggubris sedikitpun, karena aku tidak tertarik dengan yang namanya hubungan heteroseksual.

Saat-saat jj menginap di kos ku, aku sangat senang sekali. karena kami sering tidur di ranjang yang sama. Saat dia tertidur sering ku elus kepalanya dan kupandangi wajah nya. AKu benar2 mencintai pria disisiku ini. Aku tahu salah, Aku lebih mencintai dan mengutamakan dia dalam hidup ku di bandingkan YESUS. Aku benar-benar bahagia saat itu. Namun aku melakukan sesuatu yang bodoh, umur 18 tahun adalah umur remaja tertarik dengan yang namanya seks, pengaruh hormon membuat hasrat seksual ku meningkat. Saat saat jj tidur disebelah ku, aku pegang-pegang alat kelaminnya. AKu pikir dia tidak menyadari nya, kan sedang tidur ini pikir ku. LEwat beberapa minggu saat aku pulang ke rumah dan dia pun menginapp di rumah ku, aku pun melakukan nya lagi. BEsok nya aku mengakui kalau aku sedang bergumul dengan masalah homoseksual. Aku pikir ini lah akhir dari persahabatan kita, jj tak mungkin mau berteman dengan ku lagi. aku sudah parah dengan merusak persahabatan di antara kita. Namun ternyata jj bukan orang seperti itu, dia katakan padaku , bahwa dari saat pertama kali aku pegang-pegang dia, dia sudah menyadari nya, namun dia tak mau aku tersinggung, maka dia berusaha diam. Pertama dia katakan bahwa dia sangat kaget dengan masalahku, dia tidak menyangka kalau sahabat baiknya mempunyai masalah Same Gender Attraction = “SGA” namun dia mengatakan dia tetap menerima ku. Di tetap menganggapku sebagai sahabat terbaik nya. Rasa penerimaan nya,  membuatku semakin mencintai nya. Kami tetap bersahabat, namun persahabatan kami sudah tidak sehat. Boy selalu ada saat aku sedih, dia memeluk ku saat aku membutuhkan bahu untuk bersandar. Dia katakan bahwa dia sayang dan care kepadaku sebagai sahabat. Rasa sayang dan care yang jj berikan padaku, adalah rasa sayang sebagai sahabat, namun aku menanggapi nya dengan beda, aku menganggapnya dialah kekasih ku. jj lahir dari keluarga yang broken, aku sangat menghargai saat dia katakan kalau dia sayang padaku( tentunya sebagai sahabat nya), karena aku percaya dia mmerlukan perjuangan yang luar biasa untuk mengatakan itu. Dia lahir dari keluarga yang sama seperti ku, keluarga yang jarang sekali mengekspresikan kasih sayang secara langsung. Pasti berat untuk nya mengatakan itu. Namun dia katakan kepada ku karena dia benar2 care dan memperhatikan ku. Rasa sayang ku kepadanya semakin menjadi-jadi.

Semester berganti semester, jj pun tertarik dengan seorang wanita. Kehadiran wanita ini telah membuat ku terancam. Namun aku pun tidak mungkin mengatakan kepada jj untuk putus, saat-saat mereka berpacaran adalah saat-saat yang menyesakan untuk ku. Aku serasa mau mati, sesak, dan stress…orang yang paling aku sayangi, saat ini menyukai wanita. Aku akan kehilangan kasih sayang dari nya yang selama ini aku dapatkan dari dia. Aku benar-benar frustasi. Nilai kuliah ku anjlok. PAdahal semester 1 dan 2 aku memiliki nilai yang baik, mayoritas A dan B. Sampai saat ini nilai ku anjlok sekali, banyak sekali mata kuliah ku yang tak lulus alias “E” . IP ku sampai hanya satu koma …….Akhirnya jj pun resmi pacaran, dia akhirnya mengatakan padaku mengenai hubungan nya dengan wanita ini. Dunia rasanya seperti runtuh menimpa kepalaku, aku merasa sakit sekali. aku merasa di tinggal kan. AKu sudah tak tahan lagi…..Aku merasakan putus cinta…aku kehilangan harapan ku, aku tidak semangat lagi untuk hidup. Masa-masa itu adalah masa Ujian akhir semester. Aku putuskan untuk tidak mengikuti ujian. Kejadian ini terjadi saat aku semester 5. Aku kemudian ambil cuti selama 2 tahun. Aku tak kuat untuk bertemu, aku lari dari masalh ku, aku mau meninggalkan dia, aku tak sanggup menahan rasa sakit dan pedih ini. Aku tak bisa melihat orang yang aku kasihi dekat dengan seorang wanita. Aku katakan kepada jj, aku perlu waktu, aku mau jaga jarak dengan nya, dan aku putuskan untuk kita tidak bertemu untuk sementara waktu. jj sangat sedih, kami menangis bersama waktu itu. Berat bagi nya untuk kehilangan sahabat yang sangat berarti untuk dia, namun dia pun tidak mau melihat ku kesakitan karena dia sedang berpacaran dengan kekasih nya. Dia pun memutuskan untuk memberikan ku waktu, walau itu berat untuk nya. Aku pun tidak kontak dengan jj 1 tahun lamanya. AKu putuskan lari dari kenyataan.

! tahun berlalu, rasa suka ku kepadanya mulai pudar. jj pun memulai untuk menghubungi ku, singkat cerita kami saling berhubungan kembali lewat telepon, namun ternyata apa yang kutakutkan terjadi, aku mulai menyukai dia lagi. AKu pun kangen dengan nya setelah tidak kontak dengan nya 1 tahun lebih. Namun aku menjaga jaerak, aku tidak mau terlalu dekat dengan nya, sehingga aku tergantung secara emosional dengan nya seperti dahulu saat aku masih kuliah. Aku tidak mau merusakkan masa depan ku, aku sudah keluar kuliah karena masalah Emotional Dependency antara aku dan dia, dan aku tidak mau terulang untuk kedua kali nya. Namun Tuhan beracara lain, Hubungan persahabatan kami pelan-pelan Tuhan pulihkan, saya mulai belajar menganggap dia sebagai sahabat saya, bukan kekasih saya. Hubungan persabatan kami adalah hadiah  terbesar yang Tuhan Yesus berikan untuk saya. jj sangat mendukung pemulihan diri ku. Saat ada seorang pastur dari australia datang ke jakarta, jj antar saya dari bandung ke jakarta, dia temani saya untuk konseling. Kasih nya luar biasa, Kasih Yesus terpancar dari dirinya. Tuhan YEsus memberkati ku dengan persabatan ini. jj banyak memberkati kehidupan ku, dia sosok sahabat yang sulit tergantikan. Saat kuliah dulu, saat aku pegang-pegang dia, dia tidak menghakimi ku, Dia menjaga ku, saat kami pria-pria berkumpul untuk membicarakan maslah wanita, dan dia tahu kalau aku kurang nyambung untuk berdiskusi tentang masalah cewe, dia bantu aku untuk mengalihkan topik pembicaraan di kelompok ku. Dia berusaha melindungi  ku agar aku tak terluka,. Saat aku sedih, dia sediakan bahu nya untuk menopang ku. Aku merasakan Kasih Bapak Surgawi melalui hidup nya. Aku tahu, Yesus ku mengerti akan kebutuhan ku, Kadang kita memerlukan kasih nyata dari sahabat-sahabat kita di dunia. Aku tahu Kasih Yesus yang memulihkan kita, namun Tuhan dapat pakai anak-anakNya untuk menjadi saluran Kasih Nya. Sperti Yesus pakai hidup jj untuk menjadi saluran KAsih Nya. Aku percaya apa yang jj lakukan adalah karena Yesus. Dia tidak jijik kepada ku sedikit pun, dia bener2 menerima ku apa adanya. Pertama kali nya aku merasakan penerimaan dan dukungan yang tulus dari seorang sahabat melalui hidup boy. Aku percaya Yesus menyayangi ku. Dia pun tahu, aku membutuhkan seorang sahabat di dunia, untuk saling menguatkan dan mendukung, seperti Daud dan saul yang mengasihi sebagai sahabat. Penerimaan dari jj, sedikit demi sedikit memulihkan hidup ku. Dia mengantar ku ke jakarta untuk konseling 2 kali, dia benar2 peduli akan pemulihan diri ku. jj ingin aku pulih dari pergumulan homoseksual ini. Yesus adalah sahabat sejati kita, Dia tahu apa yang kuperlukan. Dia kirim orang-orang yang luar biasa dalam hidup ku. kasih boy kepadaku adalah kasih seorang sahabat yang tulus dan menyentuh hati ku. Aku bersyukur kepada Tuhan, aku mempunyai sahabat seperti nya. Seorang sahabat yang tidak menolak ku, seorang sahabat yang mengasihi ku apa adanya.

PErtemuan-pertemuan di jakarta akhirnya mempertemukan ku dengan PAncaran Anugerah Indonesia. Suatu lembaga pemuridan, yang membantu orang-orang yang bergumul dengan masalah homoseksualitas. Aku pun mengikuti beberapa training nya di jakarta. PAda sesi2 pertama aku malu, aku tidak berani menceritakan maslah ku. Namun sekarang aku menyadari, lagkah awal dari proses pemulihan ini ada lah keterbukaan. Yesus pun mengajarkan kepada kita, supaya kita saling mengakui dosa kita dan saling mendoakan, maka kita akan sembuh, karena doa orang benar sangat besar kuasanya, dan kita adalah Anak-anakNya yang telh di benarkan oleh Nya.

Kalau saya merenengkan kembali kisah hidup ku  sejak masa kuliah, aku bersyukur pada Yesus, aku di proses dengan berat selama 7 tahun, aku rasakan sakit hati, kesepian, kejatuhan, padang gurun, kesesakan, Namun semua itu semakin mendewasakan aku, karena Aku percaya Allah turut bekerja dalam segala sesuatu(termasuk pergumulan homoseksualku) untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang percaya kepadanya. Justru dalam kelemahan ku lah kuasaNYA sempurna.

AKu kehilangan figur bapak sejak aku masih kecil. Ayah ku bukan lah ayah yang tidak bertanggung jawab. Dia merawat ku, juga menyayangi ku. iblis telah masuk melalui celah kecil, rasa kosong di hati ku, rasa haus akan kasih bapa yang menahun ku alami, ling kungan yang mengatai aku banci dll. bercampur aduk, membuat krisis kepribadian ku semakin rumit. Ayah ku ada lah seorang ayah yang paling baik, dia tidak pernah marah, dia sangat baik, hanya di dalm rumah tangga kami, mamah ku sangat dominan. HAmpir semua aspek kehidupan ku diatur oleh mama ku, aku mungkin akan menginjak usia 28 tahun, namun bisa di bilang, aku seperti anak kecil. aku tak bisa memutuskan hal2 kecil dalam hidup ku, aku harus mendapatkan restu dari ibu ku untuk memulai segala sesuatu. Dalam pikiran ku seperti ada anggapan, apabila aku melakukan apa yang ibu ku tidak setujui, maka semuanya akn berakhir dengan ke kacauan dan kegagalan, Aku tumbuh menjadi pria yang plin plan dan tanpa kedewasaan, aku tak sangat takut dengan apa yang namanya ke gagalan. Aku tak bisa gagal, aku seperti mempunyai tekanan untuk selalu berhasil, untuk menutupi kekurangan ku, Aku seperti merasa bukan laki-laki dan bukan jug aperempuan, aku bergumul dengan sangat berat, rasa haus akan kasih sayang pria semakin menghantui ku hari- demi hari. Aku seperti drakula yang haus akan darah, yang sekarat dan haus akan darah, aku seperti mau melakukan apa saja asalkan aku mendapatkan perhatian. Aku dapatkan itu dari masa SMU ku, aku menjadi pusat perhatian di sekolah ku, namun aku tukar kan dengan harga diri ku, aku menjadi guyonan untuk anak-anak sekolah ku, Beradegan banci adalah hal yang paling mudah, orang-orang menyukai ku, aku seperti mahluk aneh yang lucu, walau mereka memperolok ku, aku sudah puas, aku merasa ejekan dan olokan mereka adalah perhatian untuk ku, yang aku butuhkan hanyaah kasih sayang dan penerimaan. Mungkin masyarakat pada umumnya jijik saat berhadapan dengan orang-orang seperti ku, namun perlu masyarakat ketahui, kami adalah orang-orang  yang memerlukan Kasih Bapak Surgawi. KAlian tidak pernah tahu sekecil apapun perhatian dari kalian sudah membuat saya puas, dan terlegakan. Hidup ku telah salah, bertahun- tahun aku mencari kepuasaan dari manusia, untuk mengisi rasa kosong di hati ku, namun semuanya itu tidak lah dapat menambal lubang dalam hati ku. Rasa hampa dan frustasi, rasa tak berarti dan rendah diri, membuat ku jatuh dalam lubang pornografi dan internet, mereka menjeratku seperti narkoba. Aku berada dalam dunia ku sendiri, dimana aku merasa nyaman dan di terima. Penyakit jaman ini yang paling parah adalah kesepian, rasa di tolak dan tidak di terima. Sudah saat nya Gereja Tuhan bangkit. Memberikan KAsih Yesus kepada dunia yang haus. Tuhan telah memberikan kepada saya kesempatan untuk merasakan penderitaan dunia tanpa cinta dan kasih sayang. Kini saat nya untuk saya bergerak, Ada kasih dalam diri kita yang bisa kita beri kepada orang-orang yang membutuhkan, saya meu mebawa dampak untuk orang-orang yang sedang bergumul, saya meu belajar mengasihi, saya mau belajar memberi dari kekurangan saya, saya tahu kasih saya terbatas. Saya perlu kasih Yesus dalam diri saya, untuk menolong orang-orang yang sedang bergumul. Ada jawaban untuk semua masalah hidup kita. Yesus jawabannya…………..

Blog ini hanyalah sekilas dari kehidupan ku. saya akan menuliskan lebih banyak lagi. Bagaimana jatuh bangun nya saya dalam dunia gelap ku. Namun Kasih Yesus yang tidak pernah menyerah, menopang ku, kasih Nya yang tulus, telah menyentuh hati ku. Saya belum sempurna, saya msih sring jatuh bangun. Namun Kasih Yesus memberikan ku semangat untuk hidup lagi. Aku ingin kehidupan ku berguna dan berdampak untuk sesama ku. PErjuangan ini adalah perjuangan seumur hidup ku bersama Yesus, Saya percaya, seperti Yesus ajarkan, kita harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Dia, Ini beban yang saya bawa, salib yang harus kupikul, namun saya percaya, semua itu untuk membuat saya tidak bermegah dengan diri kita, membuat saya sadar bahwa kita memerlukan Kasih nya sepanjang hidup kita. Kasih nya yang tanpa syarat memulihkan ku, aku termasuk orang yang tidak mudah percaya pada orang lain, aku penuh dengan curiga, aku tidak percaya ada manusia yang tulus mengasihi ku. Namun sekarang aku belajar untuk percaya. Bahwa ada kasih sejati, Kasih Yesus dalam hidup ku. Dia sudah berikan seorang sahabat yang luar biasa. Sekarang aku tidak mau terlalu fokus pada masalah homoseksualitas ku, aku sekarang ingin lebih memaksimal kan potensi yang sudah Tuhan beri dalam hidup ku. Yohanes 3:16 ” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”

KAsih Yesus dalam hidup ku luar biasa, terlalu lama aku mempertanyakan kenapa ini terjadi dalam hidup ku, aku mau belajar untuk mengetahui apa rencana Tuhan dalam hidup ku, Untuk apa aku melewati pergumulan yang berat ini. Aku percaya apa yang kualami, bisa membawa berkat buat banyak orang. Aku mau serhkan kelemahanku ini ke dalam Tangan Nya. Aku mau menguatkan saudara-saudaraku yang sedang bergumul, bahwa ada jawaban Dalam Yesus, Kasih nya yang memulihkan hidup ku.

Apakah pergumulan itu hilang dalam hidup ku? Belum, saat ini aku masih bergumul dengan keras untuk mengatasi dorongan-dorongan seksual dalam diri ku. Namun aku mau berjalan bersama Yesus untuk mengatasi masalah ku, Dan aku percaya Aku adalah pemenang di Dalam Yesus Kristus. Bukan kah Yesus mengajari kita untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Dia? Apabila godaan-godaan itu menyerang ku, aku hanya berpikir satu hal. Bukan kah kita harus menyangkal diri kita? saya belajar untuk memikul salib?

Mungkin kita harus pikul itu seumur hidup kita, tapi kuk yang Tuhan kasih pasti kita sanggup bawa. pasti berat, namanya angkat beban mana ada yang ringan, namun pasti lebih ringan dari pada kita angkat beban dosa, kena sakit penyakit karena hub bebas, atau beban sakit hati karena putus cinta dan di tinggalkan pasangan cinta kita.

Filipi 3:13-14

13 ” Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan : aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada pa yang di hadapanku,”

14 ” Dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”

Filipi 4 : 13

” Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”

Aku mohon dukungan doa dari Saudara-saudari Seiman, agar aku tetap kuat dalam mengatasi pergumulan

ini, Tuhan Berkati

Kisah kehidupan ini kubuat bukan untuk mencari sensasi, ini kehidupan ku nyata, aku saat ini masih bergumul. Namun aku percaya kepada Yesus akan terus sempurnakan hidup ku, aku mau share kepada temenn2 yang lain, tentang apa yang God sudah pulihkan dalam hidup ku, TAnpa nya kehidupan ku akan hancur. Aku bersyukur untuk setiap pimpinan God dalam hidup ku, untuk setiap anugerah nya. Lewat masalah ini aku lebih mengenal Tuhan Yesus, dan mengalami kemurahan, pemulihan nya secara pribadi. bukan hanya dari kata orang. Proses ini sangat menyakitkan dan kadang membuat aku frustasi, tapi dari masalah2 itu aku mengetahui dan menyadari Kebesaran Yesus, Tanpa nya aku sudah mati. Pergumulan yang ku alami saat ini memang berat, namun saat Kulihat kasih Yesus di kayu salib, aku berkata, aku harus bertahan. Seharus nya yangmati  adalah aku, yang di cambuk, di siksa, menerima semua penderitaan di kayu salib itu harus nya adalah aku, karena aku yang berdosa, aku yang patut di Hukum, untuk membayangkan tangan ku yang di tusuk paku di kayu salib, membayangkan nya saja sudah membuat ku merinding, betapa dahsyat penderitaan yang sudah Yesus tanggung demi aku.  namun karena Kasih YEsus begitu besar untuk hidup ku. Dia rela ganti kan aku di kayu salib, untuk menebus ku, Dia terima semua penderitaan yang seharus nya untuk ku. Kasih Yesus besar dalam hidup ku. NAmun tak kupungkuri, aku sering juga jatuh dalam godaan2 dosa. Aku Saat ini bergumul dengan berat. Aku mohon juga dukungan doa dari saudara2 seiman, agar aku dapat mengatasi semua nya  Bersama Yesus.

TErima kasih

GBU